“Kamu udah skripsi Rez?”

“Belum, baru aja semester 5”

“Berapa lama lagi?”

“Doain aja semester 7 kelar. Kamu udah skripsi emang?”

“Udah. Ini lagi proses”

“Temanya apa?”

“Tentang sungai”

“Sungainya kenapa?”

“Tentang penataan wilayah di pinggiran sungai”

“Manfaatnya apa?”

Pertanyaan diatas jika dilanjutkan akan seperti dosen penguji di sidang skripsi. Nah untuk memudahkan sebelum hari H, ada baiknya persiapan dimulai dari sekarang. Tulisan kali ini adalah kelanjutan dari tulisan mengenai skripsi sebelumnya. Baca dulu tentang “Skripsi? Skripsweet atau Skripshi*”

Bicara soal skripsi, pikiran akan tertuju pada satu langkah penentuan sebelum lulus. Berat, tapi harus dijalani kalau pengen lulus. Kalau gak pengen lulus? Ya tunda aja skripsinya. Hingga keajaiban datang, seperti negara api menyerang.*krik

Tadi siang sebelum berangkat ke pesta nikahan alumni SMAN Plus Riau generasi 6, saya berdiskusi dengan salah seorang teman. Anggap saja namanya Ajo (nama samaran). Diskusi soal skripsi dan dunia kampus secara luas. Hal ini biasa kami lakukan. Bukan hanya dengan Ajo, tapi juga dengan teman seperjuangan lainnya. Yang sama sama mahasiswa.

Sebagai seorang yang beruntung bisa jadi mahasiswa, saya berpikir bahwa seharusnya mahasiswa harus satu tingkat dibandingkan mereka yang karena berbagai faktor berhenti di SMA/SMK. Ya ini benar. Jika ngomong tentang idealisme, maka mahasiswa adalah agen perubahan dengan berbagai fakta yang bisa didaftar satu persatu. Tapi saya tidak akan ngomongin itu. Sederhana saja, mahasiswa seharusnya bisa memberikan solusi nyata kepada masyarakat. Dan salah satu caranya adalah dengan skripsi.

Bagi mahasiswa semester akhir, mungkin sudah terlanjur basah memilih skripsi yang hanya untuk syarat lulus. Tak apa, lanjutkan saja. Saya berdoa semoga dilancarkan, cepat lulus dan cepat nikah. Eh bukan, cepat berkontribusi bagi masyarakat. Walaupun kalau pengen nikah duluan ya gak apa. Monggo.

Baca Juga :
Memulai Skripsi dengan Idealisme Mencari Solusi

Normalnya, skripsi dijalani dalam 1 semester. Dengan kemudahan di semester selanjutnya ada mata kuliah tentang proposal. Kata orang sih ini pra skripsi yang nama mata kuliahnya Research Metodology. Bahkan di kampus (jurusan) saya di semester sebelumnya lagi ada Marketing Research sebagai pra pra skripsi. Maka seharusnya skripsi bukan hal yang memberatkan karena sudah ada panduan dan bantuan di semester sebeleumnya. Nah bagi kamu yang belum mengambil mata kuliah skripsi, maka cobalah pikirkan dengan matang, cari topik yang benar-benar bisa menjadi solusi. Bisa memberikan manfaat. Bukan hanya sekadar syarat lulus. Rugi loh 1 semester diperjuangkan melakukan hal yang sia-sia. Berhenti di pertengahan. Jangan sampai skripsi yang seharusnya menjadi solusi malah menjadi skripshi*. Baca deh  “Skripsi? Skripsweet atau Skripshi*”

Untuk membantu, dalam penentuan skripsi coba pertimbangkan pertanyaan ini :

• Solusi atas permasalahan apa?
• Manfaat apa yang bisa dirasakan masyarakat luas?
• Apakah ini berkaitan dengan mata kuliah sebelumnya sehingga apa yang saya pelajari tidak sia-sia?
• Apakah ini “sesuai” dengan hidup yang saya jalani?
• Apakah setelah lulus tema ini akan tetap saya perjuangkan?
• Memungkinkah diselesaikan dalam 1 semester?

Mungkin ada pertanyaan lain yang bisa membantu. Kamu bisa tulis di kolom komentar. Terkait dengan pertayaan bantuan terakhir, ini cukup dipertimbangkan juga. Karena sebenarnya skripsi bisa dimulai jauh jauh hari sebelum semester akhir. Nah makanya itu mulailah tentukan tema dari sekarang untuk memudahkan.

“Setiap mahasiswa yang lulus seharusnya bisa memberikan solusi nyata kepada masyarakat. Minimal dari hasil skripsi yang dia teliti. Dan kelak dia layak mendapatkan S.PSI, (Sarjana Pemberi Solusi).”

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy