Jangan Jadi Penulis (Pekarya) Tiruan

Sore itu tiba-tiba mentor saya nge-chat via whatsapp:

“Lu kapan ke Jakarta bro?”

“20-27 Februari komandan.”

“Gua lagi kesel nih. . . . .”

Beliau ngechat ceritanya panjang. Intinya dia kesal karena program menulis yang dia buat ditiru sama orang lain.

“Lah dalam bisnis kan meniru itu bagus”

Pasti ada yang berpikiran seperti itu. Iya bener bagus. Tapi bukan Amati Tiru Plek alias ATP. Melainkan ATM, Amati Tiru Modifikasi. Apa diferensisasi yang diberikan. Gitu.

Saya melihat poster program tiruan yang beliau maksud. Emang sih persis sama. Bahkan copywriting pun sama. Hmmm. Jika dinilai, business ethic si doi nol. Bener deh.

Jangan jadi penulis tiruan. Termasuk juga, jangan jadi pekarya tiruan. Saya menggunakan kata pekarya di sini, bukan pekerja. Karena memang beda. Nah, apa bedanya?

Analoginya saya ambil dari buku Indiepreneur karya Pandji Pragiwaksono. Jika pekerja itu adalah mereka yang mengerjakan anak tangga rumah yang tak simetris, sedangkan pekarya adalah mereka yang mengerjakan ukiran yang begitu indah. Paham bedanya?

Dalam hidup, saya selalu mengedepankan berkarya dibandingan bekerja. Karena berkarya mengedepankan hati sedangkan bekerja mengedepankan “apa yang saya dapat. Duit, pujian, followers.” Emang salahkah menjadi pekerja? Ya tak salah. Tapi yang terpenting adalah berikan unsur hati dalam pekerjaan. Itu esensinya.

Berkarya itu perlu idealisme. Ini pula yang saya lakukan dalam bisnis. Saya mulai mendirikan bisnis yang GUE BANGET itu semester 3 akhir. Tepatnya November 2014. Saya memberanikan diri untuk resign dari bisnis sebelumnya dan start up my own business. Bermodalkan passionpreneurship, persis seperti skripsi yang saya selesaikan. Namanya saat itu adalah Quantum Writing. Kini sudah berubah menjadi Passion Writing Academy.

Baca Juga :
Skripsi? Skripsweet atau Skripsh*t?
Sedang atau Belum Skripsi, Wajib Baca Ini
Memulai Skripsi dengan Idealisme Mencari Solusi

Awalnya memang saya jalani barengan sama yang lain. Tapi tetap project officer-nya saya. Seiring berjalannya waktu karena selesai mata kuliah entrepreneurship semester 5, teman yang lain pun berpisah. Akhirnya saya sendiri menjalaninya. Termasuk juga status, masih sendiri. Hmmm.

Kini saya sudah lulus. Tinggal nunggu wisuda saja. Plus pendamping wisuda. Yang halal pastinya. Doain ya. Duh, back to topic.

Kini saya sudah lulus. Rata-rata teman saya yang mendirikan project business berdasarkan penilaian dosen dan mata kuliah perlahan meninggalkan bisnisnya. Alasannya ada yang finansial, pengen bikin bisnis baru, kerja di perusahaan orang lain, family business dan pengen nikah. Ya ada. Dan saya sendiri memilih tetap melanjutkan bisnis dan berkarya dengan orang lain. Ya berkarya.

Dari semester 3 akhir hingga kini, Passion Writing Academy pastinya mengalami penyesuaian konsep. Jika didefinisikan,  Passion Writing Academy adalah perusahaan pengembangan sumber daya manusia berfokus pada inspirasi kepenulisan yang menghasilkan program yang kreatif dan aplikatif untuk melahirkan penulis yang inspiratif dan kontributif. Jelas tujuannya mau kemana. Kalau disingkatkan lagi,

Passion Writing Academy is collaborator, consultant, and creator to make your writing journey more fun, easier, and meaningful.

Sebagai consultant, Passion Writing Academy membuka jasa konsultasi dan bimbingan kepenulisan baik secara individu, kelompok, ataupun organisasi. Bentuknya bisa dengan bimbingan online, workshop, atau pembuatan konsep dan modul.

Sebagai collaborator, Passion Writing Academy pernah berkolaborasi dengan AHA Training Centre, Ecoton, CerdasMulia Institute, Youthcare, IKA SMAN Plus Riau, Pena Nusantara, KongkowNulis, Inspirator Academy, serta berbagai universitas dan sekolah.

Sebagai creator, Passion Writing Academy sudah menciptakan berbagai program kreatif yang aplikatif. Quantum Writing, Klinik Sungai, 30 Days Writing Challenge (30DWC), 40 Days Mentoring Online (40DMO), Catatan Organisasi (CATOR), Catatan Anak Negeri (CAN), Ramadhan Writing Challenge, dan masih ada banyak lainnya.

Nah itu tadi sekilas perjalanan bisnis saya yang berdasarkan passion dan idealisme. Sekarang kembali ke cerita mentor tadi.

Mentor yang saya ceritakan di awal tadi adalah CEO dari Inspirator Academy, Brili Agung. Dia yang kesal saat programmya di ATP oleh orang lain. Saya pun saat melihat program tiruannya ya agak gimana gitu juga sih. Kok persis banget. Modifikasinya minim.

Kejadian ini pun membuat saya flashback ke program yang sudah saya jalani sebelumnya. Apakah saya kayak si doi? Doi yang peniru tadi? Jika digali-gali, mungkin program dari Passion Writing Academy yang memiliki persamaan dengan Inspirator Academy adalah 40 Days Mentoring Online. Walaupun ada persmaan tapi juga ada banyak perbedaan. Saya pun membuat program ini sebelum mengenal sosok mentor dan programmya.

Saya pribadi awalnya memang peserta dari Mentoring Menulis Online Inspirator Academy. Buku terbaru saya Jomblo Mantan dan Masa Depan terbit di Quanta pun berkat bantuan MMO dan sang mentor. Alhamdulillah. Ohya, bagi yang memesan boleh langsung ke bit.ly/PesanBukuJMMD ya. Dan khusus yang di Pekanbaru insya Allah launching dan bedah buku akan diadakan 12 Februari 2017 di Gramedia Sudirman Pekanbaru.

Diferensiasi dan inovasi. Ini sangat penting dalam hidup dan bisnis. Jangan mau jadi pekarya tiruan. Termasuk penulis tiruan. Istilah lainnya adalah pekarya KW. Berikan ‘pembeda abadi’ dan nilai ‘GUE BANGET’ dari apapun yang kamu ciptakan. Karena ketika kamu ATP karya dan tulisan lain, percayalah penikmat dan pembaca akan ilfil dan mengatakan :

“Kok sama kayak program sebelah ya”

“Tulisannya kok mirip Salim A. Fillah banget”

“Cara omongnya persis Tung Desem Waringin nih”

Ada. Pasti ada. Maka itu berikan warna dan pembeda kamu apa.

Begitu pula saya dan mentor saya tadi. Walaupun kami menjalani passion yang sama, tapi kami tak benar-benar sama. Kami punya ‘irisan passion’ yang membuat kami bertemu lalu berkolaborasi. Kami berbeda memang. Ketika dia membranding diri sebagai Authormaker, maka saya membranding diri sebagai PassionWriter. Beda.

Baca Juga :
Agar Tulisanmu Bermakna, Menulislah dengan Visi, Fokus, dan Original
Bingung Mau Menulis Apa, Gunakan Teknik 3 Waktu

Walaupun kami juga ada persamaan. Sama-sama jomblo misalkan. Tapi beliau katanya sih bakal married tahun ini. Yaudah kita doain aja ya. Doain saya juga. Saya juga doain kamu. Iya kamu. Kamu yang ada di masa depanku.

Teruslah belajar dan bertumbuh. Terutama pada mereka yang sudah berpengalaman dan memiliki persamaan visi. Itulah yang saya lakukan selama ini kepada banyak mentor. Termasuk dengan Brili Agung. Nah bagi kamu yang ingin belajar dengan beliau bisa stalking blognya di briliagung.com dan baca karya terbarunya Kitab Penulis Aksara.

Jadi, karya apapun yang kamu ciptakan, pastikan untuk Be original of you!

 

Keep writing, always inspiring!

Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *