“Kak, tadi kok tanda tangan nggak bilang aku”
“Lah iya. Aku kira kamu nggak di kampus. Makanya diwakilin”
“Tadi loh aku udah bilang ke Novi kalau siang nanti aku bakal ke kampus. Tadi pun Novi ada jumpa aku di UC Walk. Tapi nggak ada nyapa.”
Retta, sekretaris Student Representative Board memberikan pesan kepada saya atas kejadian tadi siang. Memang salah saya juga tak sempat lihat chat di grup kalau siang nanti Retta akan ada di kampus. Pun saya juga tidak memastikan ke Novi, perwakilan dari Student Council yang mengurus proposal kegiatan campus visit, apakah dia sudah nanya ke Retta atau belum. Dari kejadian ini, saya melihat dan memaknai ada pelajaran yang menarik.
FYI, Student Representative Board adalah badan legislatif tingkat universitas dengan jumlah 29 orang. Sedangkan Student Council adalah badan eksekutif tingkat universitas dengan jumlah 27 orang. Dalam menjalankan berbagai progam pastinya kami saling berkoordinasi dan bertemu. Apalagi setiap akhir bulan kami ada rapat pleno. Bahkan hampir setiap minggu kami bakal ketemu karena rapat mingguan hanya terpisah satu ruangan. Belum lagi dengan aktivitas perkuliahan yang memungkinkan kami sering bertemu. Ya, mudah sekali kami bertemu melihat situasi kampus yang hanya 1 gedung.
Menarik disini, kok sampai ya udah hampir 6 bulan tak saling kenal? Paling tidak mengenal nama sudah cukup. Kasus ini mungkin tidak hanya terjadi antara Novi dan Retta. Bisa jadi ada pengurus lain, atau bahkan kamu yang pernah mengalami hal yang sama dalam kehidupan di organisasi.
“Emang untuk apa mengenali nama?”
Nah ini nih pertanyaannya. Sekarang coba saja, misalkan kamu ketemu dengan seseorang di jalan, mana yang lebih enak didengar dan dirasakan. Ketika dipanggil dengan “Hai”, “Hai bro”, atau “Hai Rezky.” Mana yang lebih kamu pilih?
Saya pribadi memilih lebih enak didengar dengan panggilan nama. Ada banyak faktor pastinya. Salah satunya berarti dia lebih respect dan mengenali. Otomatis saya pun jadi ikutan respect dan mencoba untuk mengenali kembali.
Baca Juga :
CATOR #6 : Nyolot dengan Solusi
CATOR #11 : Speak Your Mind, Speak To Change
Memang setiap orang memiliki perbedaan cara mengingat seseorang. Ada yang dengan mudah mengingat wajah, tapi lupa nama. Ada yang ingat nama, tapi tak tahu wajahnya yang mana. Saya termasuk yang nomor pertama. Tapi saya berusaha untuk menghafal nama. Termasuk mengenali nama anggota dari organisasi yang bersangkutan. Bahkan nama mantan pun saya lupa. Nah kalau ini bercanda kok.
Masalah lain yang mungkin terabaikan dalam kehidupan organisasi dan kampus adalah saling menyapa. Kerapkali kita enggan untuk menyapa karena tidak dekat, atau bahkan enggan menyapa karena ingin disapa duluan. Duh.
Ya memang sih setiap orang punya tingkat interaksi yang berbeda-beda. Tapi kebiasan saling sapa bukanlah kebiasaan yang sulit untuk dilakukan. Dengan saling sapa, berarti kita mulai untuk saling terbuka. Menghindari rasa sombong dan miss communicataion. Saling menebar kebahagiaan. Dan juga pastinya memunculkan rasa respect. Karena itu semua adalah kunci agar komunikasi menjadi lebih lancar.
Yuk mulai saling mengenali dan menyapa. Agar hidup menjadi lebih bermakna.
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy