Akhirnya Terbongkar! 7 Inspirasi Menulis dari Hasil Menggali Makna Aksi Damai 4 November

Jika 4 November 2016 hanya mampu menghasilkan opini, itu hal biasa. Tapi bagaimana jika bisa menghasilkan inspirasi dan tips menulis? Sebagai Passion Writer, mencari inspirasi menulis dari setiap kejadian adalah keharusan. Dan berikut adalah inspirasi menulis yang saya gali dari Aksi Damai yang bermartabat pada 4 November 2016.

  1. Manfaatkan Momentum untuk Menulis

Setiap kejadian pasti memiliki alasan dan pembelajaran. Begita pula di Aksi Damai 4 November kemarin. Ada yang menjadikannya sebagai momentum pembelaan agama dan bangsa. Ada juga yang menjadikannya angin lalu saja. Rugi.

Momentum. Setiap momentum sebenarnya memberikan peluang untuk dituliskan. Mulai dari opini, refleksi, bahkan puisi.  Gunakan momentum tersebut menjadi tema utama lalu kembangkan. Sudah, tak usah beralasan. Mulai biasakan saja.

  1. Perbanyak Referensi Agar Bermakna

Momentum Aksi Damai 4 November kemarin berhasil membantu saya untuk menghasilkan 4 tulisan. Walaupun yang saya posting hanya 3 tulisan.

Baca Selengkapnya :

Tentang 4 November dan Seterusnya Untuk Negeri Ini, Semoga Allah Meridhoi
Mencari Keadilan dan Menggali Nasionalisme di Aksi Damai 4 November
Berbuat Apa Lagi Setelah Aksi Damai 4 November?

Produktifnya tulisan saya hanya dalam 1 momentum bukanlah hal yang instan. Salah satu rahasianya adalah memperbanyak referensi. Melalui teman yang turun ke jalan, social media, guru ngaji, dan juga yang terpenting opini pribadi.

  1. Tambahkan Opini Pribadi

Kenapa opini pribadi? Karena opini pribadi adalah nilai tambah yang diperlukan sehingga memberikan insight bagi pembaca. Apa sih yang bisa saya dapatkan dari tulisan ini? Begitulah pertanyaan pembaca yang seharusnya penulis jawab. Opini pribadi yang mencerahkan, bijak, dan santun. Bukan malah menyudutkan, kasar, dan penuh dengan fitnah. Ingat, menulis adalah jalan untuk menebar kebaikan.

  1. Jangan Biasakan Bermodal Copas

Kasus seperti ini akan mudah terlihat dari social media. Baik itu Facebook, Instagram, ataupun broadcast Whatsaapp. Apalagi di bagian akhir ditambah dengan “sebarkan pesan ini ke banyak orang”. Berbuat baik modal copas doang.

Di satu sisi, hal itu tentu baik jika terbukti kebenarannya. Maka, validasi terlebih dahulu. Apakah itu bernilai kebenaran dan kebaikan? Di satu sisi, hal tersebut kurang baik. Karena menumpulkan kreativitas. Maka dari itulah tips sebelumnya perlu dilakukan. Perbanyak referensi dan gunakan opini pribadi. Karena dengan cara ini, penulis akan belajar untuk mengontrol rasa kebencian menjadi kebaikan melalui tulisan. Cobalah. Berbuat bailah dengan cara lebih kreatif.  Jangan modal copas doang.

  1. Buktikan Kontribusimu Wahai Aktivis!

Satu hal yang cukup menyedihkan dari kaca mata saya pribadi adalah mininmya karya mencerahkan. Maksud saya di sini bukanlah media seperti televisi dan koran. Juga bukan postingan foto di social media. Melainkan karya kreatif yang mencerahkan.

Dengan adanya social media, seharusnya mampu memudahkan munculnya kreativitas. Misalkan saja di Instagram ada @fuadbakh dengan berbagai video kreatifnya. Ada juga @berbagisemangat dengan foto inspiratifnya. Hanya saja di tulisan, kontribusi masih sangat minim. Paling yang mencerahkan orangnya hanya itu-itu saja.

Hal ini seharusnya mampu menjadi pelecut semangat bagi (yang katanya atau mengaku) aktivis. Hanya diam saja atau paling mentok mendoakan. Tentu hal itu tidak salah. Tapi ingat, jikalau hanya diam saja dan mendoakan, tak perlu mengaku aktivis. Karena pada dasarnya, aktivis dituntut untuk berkontribusi lebih bagi bangsa dan agama ini.

Maka, sebagai (hanya) aktivis kebaikan, saya memberikan ebook gratis 16 Tips Menulis Aktivis. Silahkan download di sini. Mulailah menulis wahai aktivis!

  1. Menulis adalah Ujian Prinsip

Aksi Damai yang benar-benar damai di 4 November kemarin di satu sisi menyatukan bangsa ini. Turun ke jalan dengan satu tujuan. Tapi sayangnya di sisi lain juga bisa memecahkan. Apalagi yang menjadi agen fitnah dan kebencian di social media.

Hal itu wajar adanya. Karena setiap suatu hal pasti ada pro dan kontra. Maka dari itu, milikilah prinsip. Jangan takut untuk dibenci ataupun dikritik. Dan para tokoh bangsa ini membuktikan prinsip yang dia pegang. Berada di pihak manakah mereka. Angkuh di pihak hitam, ragu-ragu di pihak abu-abu, atau tegas di pihak putih.

Hal ini pun menjadi modal utama bagi saya dalam 3 tulisan tentang Aksi Damai 4 November. Ada yang pro dan ada yang kontra. Hal itu wajar dan biasa. Yang tidak wajar itu adalah mereka yang pengen jadi penulis tapi selalu beralasan untuk tidak menulis. Jangan tersinggung. Semoga bukan kamu.

  1. Luruskan Niatmu

Last but not least. Luruskan niatmu dalam setiap tulisan. Tulisan yang viral adalah bonus. Saya pun pernah mengalami. Dari 3 tulisan sebelumnya ada yang viral dan ada yang biasa saja. Tapi disitulah pelajarannya. Yang terpenting adalah niat kita menulis untuk kebaikan. Sebuah pesan visual berikut semoga bisa jadi pengingat kita.

muslim-show-niat-menulis

Keep writing, always inspiring!

Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *