Seorang teman di Surabaya pernah memberikan pesan menarik di salah satu IG live bersama. Zayyin Achmad namanya. Lebih kurang pesannya begini:
“Seorang penulis seharusnya mimpinya bukan hanya menerbitkan buku pribadi. Karena buku hanyalah tools. Pikirkan, apa ekspansi kebaikan selanjutnya.”
Per 1 Oktober 2020 kemarin, akhirnya Instagram @rezky_passionwriter mencapai angka 10K. Bahagia? Tentu saja. Bagi sebagian orang pengguna social media, angka mungkin salah
“Nulis ya nulis aja. Nggak perlu skill editing.” Pernyataan barusan ada benarnya, tapi tidak sepenuhnya. Seharusnya pernyataannya diubah menjadi: Tentu dua penyataan tersebut
Belakangan, saya merasa bosan untuk menulis. “Lah kok bosan nulis? Namanya aja udah passionwriter, kok bisa bosan?” Eits, tunggu dulu. Kalimat saya belum
Disclaimer: Tulisan ini adalah hasil refleksi dengan seorang teman. Kamu mungkin tidak mendapatkan secara utuh langkah demi langkah apa mindfulness writing. Jika kamu
Saya bersyukur, ke mana pun saya merantau, Allah berikan berbagai info tentang agenda kebaikan. Mulai dari kajian ilmu, komunitas, dan pertemuan baik lainnya.
Tahu nama Kurniawan Gunadi? Bersamaan dengan bertemunya Azhar Nurun Ala, saya juga berjumpa dengan Mas Gun, panggilan akrabnya. Kok bisa ketemu? Nah begini.
Jarang-jarang bagi saya untuk mengoleksi banyak buku dari seorang penulis saja. Salah satunya adalah @js_khairen. Saya baru punya 3 bukunya terhitung sejak Mei-Oktober