Terbukti! 3 Cara Menikmati Passion (Hari ke 30 #30DWC)

Woman celebrating sport success

“Hidup tanpa cinta, bagai taman tak berbunga. Hai begitulah kata para pujangga”

Pernah dengar lagu itu. Saya sering. Bukan karena hobi mendengar lagu dangdut.  Tapi lagu ini seperti menjadi inspirasi. Iya benar, seperti :

“Hidup tanpa passion, bagai perjalanan panjang tanpa tujuan. Tak tahu mau kemana dan mau berbuat apa”

Passion. Sebuah kebutuhan yang mulai banyak disadari. Bagaimana tidak, karena passion memiliki peran yang sangat besar dalam kehidupan. Saya percaya, banyak yang bertanya, jadi passion itu apa?

“Passion itu adalah suatu hal yang memberikan energi baru dalam kehidupan. Yang jika kamu tidak melakukannya, terasa ada yang kurang. Kamu bisa melakukannya lebih baik dibandingkan orang lain. Bahkan kamu rela melakukannya tanpa dibayar”

Itu adalah arti passion secara sederhana. Untuk mendalami lebih banyak, saya sangat menyarankan kamu untuk membaca tulisan coach Dedy Dahlan dan juga baca 3 karyanya : Ubah Hobi Jadi Duit ; Lakukan Dengan Hati dan ; Ini Cara Gue.

Salah satu inspirasi dari menulis adalah mengenang masa lalu. Kali ini saya akan membuka kembali lembaran lama yang berharga. Bukan maksud gak mau melihat ke depan. Karena jika melihat ke belakang mampu memberikan pelajaran, apa salahnya? Begitu pula tulisan ini. Saya kembali membuka arsip lama. Survei online di dua grup line ISLC UI  2011 dan ADMIRAL. Salah satu tujuannya adalah menghidupkan silent reader dan mengajak anggota grup berbicara hal berkualitas. Dan hasilnya adalah tulisan ini. Nah, konsep ini bisa kamu tiru loh. Bagaimana menjadikan sebuah grup sebagai sesi diskusi dengan berbagai hal bermanfaat, bukan hanya saling bully dan balas soal jomblo. Please deh move on.  Tapi saya pribadi sering juga lakuinnya. Tapi dosa itu saya balas dengan hal bermanfaat lain. Yaelah pembenaran 😛

Baik mari kita mulai. Passion pasti berkaitan dengan hal mendasar dalam hidup kita. Seperti waktu yang banyak kita habiskan. Bisa jadi disanalah passion berada. Tapi benarkah?

Kenapa memilih suatu kegiatan sebagai kesibukan ?

Berbicara mengenai passion maka dekat hubungannya dengan kegiatan dan alasan melakukan. Banyak sekali jawaban yang bisa kita berikan. Misalkan saja nonton, baca buku, organisasi, diskusi dan lain sebagainya. Tapi pernah gak sih mikir “apa ya alasan aku melakukan ini?”

Jika kamu melakukannya tanpa alasan, maka periksa kembali dirimu. Ada satu hal kosong yang suatu saat kamu akan kecewa karena telah menghabiskan banyak waktu gak berguna. Misalkan saja apa alasan sering shopping? Karena pengen dinilai gahoel getoh? Atau alasan ikut organisasi? Bisa jadi ingin memberikan perubahan. Jawaban kedua lebih masuk akal. Nah sekarang, coba deh renungin lagi apa alasan kamu melakukan suatu kegiatan?

Dari banyak jawaban yang saya dapatkan, beberapa responden menjawab sebagai berikut :

  • Karena hobi ya dijalani dong. Tapi tetap ada tujuan
  • Mengajar itu memberikan soft skill bagi saya untuk berkomunikasi dengan anak anak
  • Karena ketika aku masak bisa hilangin stress
  • Senang aja bisa bermanfaat bagi orang lain
  • Dengan berorganisasi bisa memambah wawasan, ternyata setiap orang punya karakter yang berbeda

Jawaban di atas bisa menjadi referensi untuk perenungan. Tapi jika ada jawaban lain, itu lebih baik. Ayo coba renungin dulu deh apa alasan kamu menghabiskan waktu dengan kesibukan sekarang.

Kenapa gak milih kegiatan yang lain? Gak iri ya melihat prestasi orang lain lebih hebat?

Nah ini. Ini yang seringkali menjadi kegalauan dalam menikmati passion. Di saat udah asyik menemukan apa passion hidup, eh prestasi orang lain udah jauh aja di depan kita dan iri sama dia. Pernah merasa? Jika ya, sama saya juga. Tapi beberapa hari ini saya mendapatkan banyak jawaban inspiratif dari sahabat-sahabat saya di Universitas Brawijaya.

“Bukankah setiap orang sudah punya tujuannya masing-masing. Punya prioritas yang berbeda. Jadi tugas kita kan mencapai tujuan kita, bukan tujuan mereka. Itu kan udah konsekuensinya memilih jalan yang berbeda. Gak mungkin Ipit mengalami apa yang Rezky alami. Begitu pula Rezky gak mengalami apa yang Ipit alami” (Fitryanda Akpewila – Psikologi UB 2012)

Ipit (begitu biasanya kami memanggil) adalah teman saya dari kelas 1 SMA dan cukup banyak sudah mengenal saya. Dan jawaban di malam briefing sebelum nampil menginspirasi bareng dr Gamal Albinsaid tentang Creativity In Diversity seolah olah memberikan penayadaran atas “kesesatan” selama ini. “Ini loh kamu gak bisa bisa melakuin segalanya.”

Tulisan tentang pelajaran dari Ipit bisa baca di Perubahan, Keunikan, dan Tujuan ; Pengingat dari Seorang Teman

“Identifikasi diri untuk melihat nilai apa yang mereka bawakan. Bisa jadi yang kita butuhkan bukanlah menjadi siapa dia. Tetapi tentang nilai apa yang dia bawa” (Abdul Jabbar Jawwadurrohman – Manajemen UB 2012)

Nah kalau Jawwad adalah kenalan saat menjadi ketua OSIS dan ketemu di training Indonesian Student Leadership Camp of University Indonesia 2011. Jawaban Jawwad ini memberikan insight baru. Seolah berkata “bener juga ya, bukan tentang menjadi siapa, tapi nilai yang dibawa”.

Tulisan tentang pelajaran dari Jawwad bisa baca di Bukan Menjadi Apa, Tapi Membawa Nilai Apa

Terima konsukuensi dan identifikasi diri. Kata kunci penting untuk mengatasi iri dan menikmati passion. Tapi apakah ada tips lain agar tetap lurus dan menghilangkan rasa iri? Tentunya ada. Jawaban dari responden keren ini bisa jadi perenungan dan penyadaran :

  • Iri karena prestasi lebih baik? Nah prestasi itu apa dulu? Artinya tentu beda-beda. Ketika saya melakukan aktivitas ini dengan baik dan kami saling percaya itu juga prestasi loh
  • Gak terlalu mikirin gimana gimana. Yang penting yang aku lakukan adalah hal positif
  • Pernah nyoba tapi ternyata gak suka. Ya kenapa dipaksa. Ngapain lakuin sesuatu kalau gak suka?
  • Gak tertarik sama aktivitas lain, nah untuk apa iri?
  • Biarlah Allah melihat
  • Gak aku gak peduli sama pandangan orang lain
  • Semua yang kita lakuin mesti yang buat kita nyaman dan senang. Hidup kalau lihat orang terus gak ada habisnya
  • Pernah iri sih. Lalu mencoba dan gak kesampaian dan turun di tengah jalan. Yaudah kembali lagi ke jalan yang benar

Masih sibuk mikir iri dengan prestasi orang lain? Kembali deh ke jalan yang benar. Don’t iri, but do sinergi. Keren yah quotenya. Original quote by Rezky Firmansyah

Jika jenuh dengan aktivitas tadi yang dilakuin apa?

Nah saat menikmati passion, bisa jadi ada masanya merasakan jenuh. Itu bukan masalah. Wajar kok. Yang jadi masalah adalah aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi seperti butiran debu. Jenuh ya bangkit dong. Kalau lelah, istirahat. Ada perbedaan makna loh ya antara lelah dan jenuh. Kalau lelah berkaitan dengan fisik, maka solusinya adalah istirahat. Sedangkan jenuh berkaitan dengan jiwa. Tentu saja istirahatnya tidak sama dengan istirahat fisik. Jadi bagaimana? Jawaban responden ini bisa membantu kamu untuk bangkit dan menyadari tentang passion :

  • Saya tidak pernah jenuh dengan mengajar karena saya yakin dengan tujuan dari yang saya lakukan
  • Menyendiri dan menjauhi keramaian. Karena di kesendirian kita bisa mendapatkan apa yang tidak didapatkan di keramaian
  • Lakukan hobi lain dan have fun
  • Merenung dan kontemplasi. Mengingat kembali apa alasan aku gabung dengan organisasi. Apakah ingin eksis atau memberikan perubahan?

Nah gimana? Bisa menikmati passion kan kalau bisa ngatasi semua hal diatas. Dengan mengetahui alasan, fokus dan jauhi rasa iri, serta punya solusi mengatasi kejenuhan. Meminjam quote menarik dari teman saya :

“Hidup itu simpel kalau tau manualnya” (Billy P. Tjiandra)

Manualnya adalah kembali pada Ilahi dan tanya kepada diri ini. Seorang yang mengenali apa makna Sang Pencipta menciptakan dirinya tidak akan bingung untuk menjalani hidupnya.

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

 

0 thoughts on “Terbukti! 3 Cara Menikmati Passion (Hari ke 30 #30DWC)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *