Coba kamu ambil sebuah kertas putih yang masih bersih. Saya tunggu.
. . . . . . . . .
Gimana? Sudah. Jika sudah, coba lihat ke kertas tersebut. Apa yang kamu lihat? Kosong melompong? Hanya sebuah kertas putih polos?
Ya begitulah awalnya dalam menulis. Kita dibebaskan untuk menulis apapun ke atas kertas putih, microsoft word, note atau apapun yang berfungi sama. Tidak ada aturan sama sekali. Mulai dari nol. Dibebaskan untuk menuangkan warna apapun ke atas lembaran putih.
Muncul pertanyaan. Jika ingin menuangkan warna, dari mana warna tersebut berasal? Warna tersebut berasal dari pikiran kita. Dari pengalaman masa lalu. Dari imajinasi dan impian masa depan. Dari mimpi dan visi yang kita bangun. Dari apapun yang kita miliki yang sejatinya memiliki banyak warna.
Tidak ada penilaian angka 46,76, atau 98 ketika sebuah kertas yang sudah diwarna tadi dikumpulkan. Karena pada dasarnya setiap orang punya guru masing-masing yang akan menilai. Seperti halnya ujian fisika tapi dikumpulkan ke guru biologi. Nilai yang diberikan pasti melenceng. Begitu pula ketika kamu tanya tulisan komedi yang kamu tulis diberikan ke dia yang suka matematis. Jangan kecewa jika dia menjawab tidak sesuai harapan.
Menulis itu sederhana. Ambillah sebuah kertas putih kosong, tuangkan dengan warna yang kamu inginkan, lalu kumpulkan ke guru yang tepat.