Sepanjang hari ini, saya keasyikan berkarya untuk project terbaru saya. Bermula dari tugas mata kuliah, bersama kelompok kami membuat majalah. Karena pikiran kami jauh kedepan, maka tujuan kami bukanlah sekecil nilai di kertas. Tapi sebuah proses dan hasil karya. Jika sudah selesai, kamu bisa download secara GRATIS! Asyik kan ya đ
Di salah satu rubrik, saya mengolah kembali tulisan di blog ini. Kebanyakan dari kategori creative habit. Tidak ada salahnya jika kamu mulai membaca ataupun menyegarkan kembali jika sudah lupa. Inilah 5 creative habit yang membantu hidupmu lebih produktif dan kreatif.
Budaya Nongkrong
Ini menarik banget loh. Melihat peluang yang ada di masyarakat terutama bagi anak muda yang begitu besar. Hanya saja seringkali nongkrong terabaikan dengan sia-sia. Sehingga perlu creative idea yang mampu mengubahnya menjadi solusi yang memberdayakan. Siapapun pasti pernah nongkrong kan? Entah di cafe atau warung kopi. Nah, coba tanya pada diri sendiri, apa saja yang didapat? Segelas minuman yang harus dibayar? Sebungkus rokok? Atau sebuah ide baru?
âYaelah, hanya sebuah ide. Apa hebatnya?â
Heeii. Jangan meremehkan sebuah ide. Karena ide adalah salah satu modal dalam memberikan kontribusi besar. Mulai sekarang, pastikan setiap nongkrong selalu mendapatkan sesuatu yang bermakna. Jika sia-sia, maka kurangilah atau berpindah ke kebiasaan lainnya.
Segarkan kembali di Mengoptimalkan Budaya Nongkrong Menjadi Kotribusi
Productive Chatting
Di era teknologi seperti sekarang, kita tidak akan pernah lepas dengan yang namanya social media. Dan kegiatan yang pasti kita lakukan di social media adalah chatting. Nah sekarang coba tanyakan pada diri sendiri, apa yang dibahas ketika chatting? Nostalgia lama? Kode-kodean? Atau saling bully lalu leave grup? Jika hanya dihabiskan seperti itu, waktu akan banyak habis terbuang. Dan setiap kita punya pilihan bagaimana menjadikan chatting lebih bermakna.
Productive Chatting, mengotimalkan grup online sebagai sarana berbagi inspirasi dan mencari solusi. Caranya bagaimana? Setiap hari atau setiap pekan, buat giliran masing-masing penghuni grup untuk berbagi. Berbagi sesuatu yang bermakna dengan durasi sekitar 30-45 menit. Lalu sisanya dihabiskan untuk sesi tanya jawab. Selama sesi sharing, tidak diperkenankan penghuni grup lainnya untuk komentar, send emot ataupun sticker. Cukup diam, baca, dan maknai. Kalau ada pertanyaan ditahan dulu. Sesederhana itu.
Bagaimana detail dari productive chatting? Baca disini
Mencatat Ide
Ide itu ada dimana-mana. Hanya saja cara datangnya tidak diduga. Beruntung jika ide didapat saat pikiran fokus mencarinya. Tapi bagaimana jika datang di waktu yang kurang tepat? Misalkan saja di kamar mandi, jalanan, Â saat dosen menerangkan, atau sesaat hendak tidur?
Catatlah ide tersebut! Walaupun otak manusia super canggih, tapi tetap ada masa-masa khilaf. Lupa pun sering terjadi. Maka sengajakan diri untuk mencatat ide yang bermunculan. Gunakan buku khusus atau bahkan note di handphone. Kumpulan semua ide dan ketika ada waktu luang, bacalah ide itu kembali dan susun rencana bagaimana merealisasikannya. Jangan katakan saya pasti ingat. Sengajakanlah diri untuk mencatat. Karena disaat ide tersebut terlupakan, barulah menyesal kenapa gak mencatat dari tadi.
Katanya Austin Kleon pun mencatat ide juga mampu meningkatkan kreativitas. Caranya disini
Membaca dengan Sengaja
Jika ingin mengenal dunia, maka membacalah. Benar sekali nasehat orang bijak tentang kebiasaan membaca. Karena banyak sekali hal yang kita dapatkan dari membaca. Ingin mendapatkan inspirasi, maka membacalah. Ingin menguasai strategi dan berbagai hal teknis lain juga membaca. Bahkan ingin mengetahui jawaban dari soal ujian pun butuh membaca. Tentu saja membacanya sebelum ujian dimulai.
Sangat disayangkan minat baca di Indonesia sangat rendah. Sebagai manusia yang optimis dan punya semangat untuk membangun, maka membaca merupakan sebuah kebutuhan. Langkah kecil untuk memberikan perubahan di lingkungan sekitar. Mulailah dari membaca yang sederhana. Portal online yang bergizi, buku pengembangan diri yang ringan, ataupun broadcast yang bermakna.
Mau tahu caranya mengatasi malas membaca? Atasi dengan 8 hal berikut
Menulis Kreatif
Menyambung pesan sebelumnya, jika ingin dikenal dunia, maka tulislah buku. Nah ini juga kebiasaan yang sangat menarik untuk ditumbuhkan. Dengan berbagai alasan ataupun kekeliruan pemahaman di masa lalu membuat kita takut untuk menulis. Menganggap bahwa menulis hanyalah pekerjaan sastrawan, peneliti, atau berbagai profesi elite lainnya. Padahal sebenarnya siapapun butuh menulis.
Mahasiswa butuh menulis untuk menghasilkan solusi dari skripsinya. Orang tua butuh menulis untuk menasehati anaknya. Para aktivis butuh menulis untuk memberikan pengaruh. Dan ternyata jika dilihat persamaannya, semua orang butuh menulis. Nah pertanyaannya, apa yang bisa ditulis? Ada banyak hal. Pengalaman yang bermakna, keajaiban yang dialami, inspirasi setiap hari, nasehat kepada diri, ataupun refleksi diri.
Dengan memuliai kebiasaan menulis kreatif, percayalah wawasan akan semakin luas, pikiran akan tajam, dan semangat akan terus meningkat. Karena dengan menulis kita mampu menebar kebaikan walaupun fisik diam di tempat.
Ubek ubek semua tulisan tentang tulisan di blog kategori Passion Writing
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Penulis Buku Tersebar di 5 Benua
Founder Passion Writing Academy