Influencer Ngomong Pendidikan, Bisa Apa? – Insight Ideafest 2019

Menurutmu, apa sih pendidikan? Atau gini deh, apa tujuan dari pendidikan? Menjadi manusia yang siap bekerja? Menjadi manusia yang beradab? Atau gimana?

Kalau kamu punya banyak uang, tapi moralnya merosot, apakah pendidikan bekerja dengan baikl? Atau jangan-jangan kita malah membiasakan dan melakukan pembenaran dari arti pendidikan yang seharusnya? Yang penting juara. Yang penting lulus. Yang penting kaya.

Ah, bicara pendidikan ini memang kompleks ya. Tapi saya percaya, bahwa salah satu tujuan utama dari pendidikan adalah manusia yang beradab. Maka seharusnya, narasi “nggak apa-apa ngomomg kasar yang penting nggak korupsi” tidak bisa menjadi pembenaran. Karena kita harusnya bisa menjadi manusia yang berbicara santun dan tidak korupsi. Setuju?

Salah satu institusi pendidikan nonformal favorit saya adalah Limitless Campus. Rene Suhardono foundernya. Bukunya sudah ada. Saran saya, baca deh. Tiga indikator utama dari tujuan pendidikan menurut Limitless Campus adalah : kenal diri, paham sekitar, dan ambil peran.

Tak perlu kita bahas panjang satu per satu. Mari mempertanyakan hal-hal sederhana ini kepada diri sendiri. Sudahkah kita kenal diri? 12 tahun sekolah, tapi belum tahu mau jadi apa. Ditambah kuliah 4 tahun, masih bingung mau jadi apa. This true.

Lebih jauh lagi, sekolah yang menjadi institusi pendidikan malah menjadi wadah “konspirasi” atas kaburnya nilai-nilai yang harus dijunjung tinggi negara Indonesia. Nah hal ini lebih kompleks lagi. Belum tepat jika dibahas saat ini. Tapi sudah sewajarnya dong, yang bersekolah itu berbicara santun, berpakaian sopan, dan memberikan keteladanan. Setuju? Bukan mendewakan kebebasan.

Kenal diri, paham sekitar, dan ambil peran ini sejatinya adalah tujuan untuk menjadi manusia yang bermanfaat. Singkatnya, sekolah yang lama harusnya bisa memberikan sesuatu dong untuk sosial. Tentu, menjadi teladan adalah kunci.

Reza Rahadian bersama One Fine Sky dan Yappika Actionaid berkolaborasi mengambil peran di situ. Reza Rahadian sebagai public figure, One Fine Sky sebagai  clothing, dan Yappika Actionaid sebagai LSM pendidikan.

Apa kontribusi sosial mereka?

Disampaikan bahwa Reza Rahadian sudah bergabung lama dengan Yappika Actionaid. Yappika Actionaid sendiri membantu pembangunan sekolah anak-anak di pelosok negeri. Portofolio kegiatannya bisa kamu cek di websitenya. Seiring berjalannya waktu, One Fine Sky hadir dan terjalinlah kolaborasi tiga elemen ini. One Fine Sky sendiri menyediakan kontribusi sosial berupa satu pembelian baju akan memberikan baju seragam ke anak-anak sekolah. Ada yang menarik saya ingat dari perwakilan One Fine Sky, Yuni Jie dan Claudia Halim.

Kami ingin menyediakan platform social yang stylish. Dengan menggunakan One Fine Sky, kami ingin doing something good dan looking good.”

One Fine Sky

Pernyataan ini bagi saya menarik. Karena tidak banyak platform sosial yang stylish.

“Sosial ya sosial aja. Nggak perlu stylish”

Saya tidak setuju dengan argumen itu. Karena bagaimanapun, tidak semua orang ingin “terjun langsung” untuk terlihat menjadi manusia yang sosial. Mereka ingin tetap terlihat keren. Tak perlu disebutkan siapa, tentu kamu bisa menebaknya. Intinya, setiap dari kita punya celah kebaikan masing-masing yang ingin diisi.

Pernyataan dari Reza Rahadian pun menurut saya menarik juga. Lebih kurang begini.

“Saya benar-benar bekerja di sini (Yappika dan One Fine Sky). Bukan hanya sekedar menjadi influencer saja. Karena banyak public figure yang hadir di press conference saja. Seolah-olah bekerja, tapi belum tentu. Tidak salah sebenarnya. Karena pengaruh pun kan juga pekerjaan. Tapi saya lebih nyaman turun langsung.”

Di video yang diputar oleh Yappika Actionaid memang terlihat Reza terjun langsung ke sekolah-sekolah. Yap, itu pilihannya. Satu hal yang saya sayangkan dari pertemuan ini adalah penampilan Reza dengan celana robek-robek. Well, mungkin bagi sebagian orang fine-fine saja. Tapi bagaimana pun, jika dikaitkan dengan pendidikan, saya tidak setuju. Kembali ke yang tadi, menjadi keteladanan. Bukan seolah-olah pembenaran. Karena itulah saya memulai pertanyaan kritis di awal. Ohya anyway, saya hadir di kelas ini bukan karena Reza Rahadian loh ya. Tapi karena judul kelasnya yang menarik. Walaupun yaa, asumsi saya kelas ini ramai karena artisnnya. Haha.

One Fine Sky launching pada 2 Mei 2017, tepat di Hari Pendidikan. Monumental sekali ya. Yap, hari tertentu bisa jadi momentum untuk berkarya, bukan hanya merayakan saja. Dengan merangkul banyak infuencer lintas profesi, semoga pengaruh pun semakin meluas. Ohya anyway, One Fine Sky tidak menyebut mereka sebagai influncer, tapi dreamer. Karena setiap orang punya mimpi kan? Begitu pula dengan anak-anak yang mendapatkan baju dari One Fine Sky.

Ada pernyataan menarik dari Indiyastutik, tim fundraising dari Yappika Actionaid saat Ideafest 2019.

“Seharusnya para publlic figure menyapa publik dengan karya, bukan dengan kehidupan pribadi.”

Lagi, tentang influencer. Pengaruh kebaikan memang harus disebar seluas-luasnya. Menjadi keteladanan seperti apa yang seharusnya. Menjadikannya sebagai ladang kebaikan, bukan eksploitasi kehidupan pribadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *