CATOR #14 : Sendiri dalam Ramai, Ramai dalam Sendiri

“Ayo kak, ikutan ke Tretes”

Ong mengajak untuk ikutan ke Tretes. Memang momennya pas. Selain malam minggu, kami pun baru saja selesai menghadiri “A Decade Of Harmony”. Event kolaborasi dari Human Capital Management universitas dengan Student Council. Sebuah perayaan ulang tahun Universitas Ciputra yang umurnya “sudah” mencapai 10 tahun. Doa saya malam mini, semoga Universitas Ciputra semakin nyata dalam mencetak World Class Entrepreneur. Pengusaha muda kelas dunia, dan juga akhirat. 😀

Kali ini, saya menolak untuk ikutan. Bukan karena ada janjian dengan gebetan di malam minggu. Bukan juga karena ada janjian untuk ketemuan dengan mantan. Bukan karena itu. Salah satu alasannya karena besok pagi harus membuka stand di Jatim Fair untuk komunitas. Tapi sebenarnya ada alasan lain. Malam ini saya ingin sendiri. Menikmati kesendirian.

Baca Juga : 7 Kegiatan Kreatif Menjalani Malam Minggu

Alasan ingin sendiri di malam minggu ini bukan karena jomblo. Pun saya bukanlah jomblo biasa, melainkan Jomblo Berprinsip. Seperti yang saya ceritakan di buku terbaru “Jomblo, Mantan, dan Masa Depan” yang akan segera terbit. Alasannya adalah karena malam ini saya ingin sendiri untuk ME TIME.

“Kamu anti sosial nih. Nggak mau ikutan sama teman-teman yang lain.”

Benarkah orang yang menghindari dalam keramaian adalah anti sosial? Pernyataan ini layak dimaknai kembali.

Selama saya hidup, termasuk soal organisasi, saya menyadari peran yang diemban. Termasuk di dalamnya karakter. Saya adalah tipe sanguinis koleris. Anti sosial jelas bukanlah ciri-ciri orang sanguinis koleris. Alasan lainnya juga karena saya sering membuat keramaian bersama yang lainnya. Tapi di sisi lain berdasarkan STIFIN, saya adalah tipe Sensing Introvert. Seorang Sensing yang cenderung mencari kekuatan dari dalam diri.

Sepi dalam ramai, ramai dalam sepi. Hal ini seringkali terjadi dalam kehidupan. Saya bukan tipe yang menghindari keramaian. Tapi memang, ada saatnya saya merasa nyaman dalam kesendirian. Tujuannya apa? Mencari kekuatan, ketenangan, dan jawaban. Itu adalah beberapa alasannya.

Memang setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam menikmati masa-masa hidupnya. Apalagi anak muda yang suka sekali mencoba hal baru. Termasuk dalam bergaul. Tapi ada baiknya untuk memiliki waktu untuk sendiri. ME TIME. Karena terlalu sering dalam keramaian akan membuatmu sibuk. Sibuk dalam hal yang belum tentu bermakna. Hanya menghabiskan waktu saja.

Baca Juga : CATOR #13 Mempertanyakan Kehidupan, Karena Hidup Harus Bermakna

Sekarang coba deh, apa hal yang kamu dapatkan dalam keramaian? Kenalan, keceriaan, kebahagiaan, apa lagi? Memang mungkin itu akan kamu dapatkan. Tapi tak ada salahnya, memiliki waktu untuk ME TIME. Menikmati kesendirian. Berpikir lebih dalam. Menemukan tujuan hidup. Menyusun mimpi-mimpi. Karena ketika di umur 20-an tapi belum tahu apa tujuan hidup, visi, dan mimpi tentu saja masalah besar. Maka dari itu, cobalah memiliki waktu untuk sendiri. ME TIME.

“Ada saatnya kita hidup dalam kesendirian. Ada saatnya kita hidup dalam keramaian. Karena yang ada di dalam kesendirian belum tentu didapatkan dalam keramaian.”

Keep writing, always inspiring!

Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *