“Gaes, aku punya mimpi. Tak ada lagi dendam di masa lalu. Yang telah berlalu di periode lalu biarlah berlalu. Jadikan pelajaran untuk periode ini. Kita harus mulai dari kertas yang putih. Lalu perlahan kita akan melukis lukisan indah di kanvas putih dengan warna yang indah, bersama-sama.”
Saya masih ingat dengan harapan yang saya sampaikan di awal periode ini. Bukan hanya sesama pengurus organisasi internal, tapi juga antar organisasi.
Ohya mungkin ada yang belum tahu. Jadi di kampus saya sekarang, Universitas Ciputra ada dua organisasi tingkat kampus. Student Representative Board (SRB) sebagai pihak legislatif dan Student Council (SC) sebagai pihak eksekutif. Dan saya adalah anggota dari SRB. Wajar memang harapan ini disampaikan. Karena belajar dari masa lalu, ada banyak konflik tak sehat yang menyebabkan hubungan sesama jadi tak baik. Dan itulah yang harus diperbaiki kedepannya.
Perjuangkanlah harapan. Karena jika kita bisa memaknai apa itu harapan, sungguh ada banyak energi yang terpendam. HOPE, Hold On Pain End.
Wajar memang. Sebagai organisasi tingkat kampus yang saling bersinggungan dalam berbagai pekerajaan, konflik sangat mungkin terjadi. Tapi konflik itu haruslah menjadi konflik yang sehat. Menjadikan anggotanya lebih dewasa dan bijak. Bukan malah menyimpan dendam dan menjadi virus negatif bagi yang lain. Dan perlahan harapan itu terjadi. Harapan agar kita bisa lebih baik terjadi.
Bermula dari sebuah prinsip hidup.
“Jika kamu tidak suka dengan suatu hal, jangan hanya mengeluh dan complain. Berikan solusinya apa. Start from complain, and create something”
Baca Juga : Start From Complain and Create Something
Salah satu hal yang saya complain dari kampus adalah banyaknya mahasiswa yang acuh terhadap lingkungannya. Menjadi mahasiwa KUPU-KUPU (Kuliah Pulang) ataupun foya-foya dengan harta titipan orang tua. Tentu saja hal semacam ini bukan hanya di kampus ini. Bisa jadi ada juga di kampus kamu. Ya memang, setiap kampus punya masalah yang berbeda-beda untuk diselesaikan.
Saya berpikir, apa yang mesti di create dari compain ini ya?
Teringat dengan sebuah warung kopi yang biasa dilewati setiap pulang kampus. Selalu saja ada bapak-bapak dan mahasiwa yang cangkruk di warung kopi. Kerjaannya apa? Nonton tv, ngopi, merokok, main catur, dan pastinya yang buat betah, wifi. Jujur saja saya tak tahu apa yang membuat mereka bertahan lama disana. Hingga saya pun sempat bertanya dengan seorang teman :
“Apa sih yang buat kamu betah berlama-lama disana?”
“Cari inspirasi Rez”
“Nah terus inspirasi apa yang kamu dapatkan”
“Banyak”
“Coba sebutkan satu”
“. . . . . . . . “
Percakapan selesai. Apa yang dia sebut inspirasi ternyata hanya alasan pembenaran.
Saya pun juga teringat dengan pesan Pandji Pragiwaksono “
“Nongkrong adalah peluang yang sangat besar di kalangan anak muda Indonesia”
Saya pun mengiyakan pendapat ini. Coba saja lihat di berbagai sudut tempat, selalu ada titik poin tempat orang-orang nongkrong. Apa yang dilakukan? Berbagai macam. Dan harus diakui, ada juga nongkrong yang sia-sia. Ayolah, jadikan nongkrong yang bermakna.
Baca Juga : Mengoptimalkan Budaya Nongkrong Menjadi Sebuah Kontribusi
Ide ini pun dijadikan program kolaborasi di periode ini. Kolaborasi antara SRB dan SC dengan nama program “Cangkruk Produktif”. Sebuah wadah dimana peserta saling berbagi, berdiskusi, dan berkolaborasi untuk membuat diri bertumbuh dan bermanfaat untuk kampus dan Indonesia. Dan di edisi perdana ini panitia mengangkat tema “What’s Your Identity”. Membahas tentang identitas diri, passion dan tujuan hidup.
Bocoran sedikit, pemateri memberikan materi tentang Holland-Type yang membagi manusia menjadi 6 golongan, Realistic, Investigative, Artistic, Social, Enterprising, dan Conventional. Saya pun “ngeh” tools ini ketika disampaikan oleh Passion Coach, Dedy Dahlan saat mengikuti event Creatrip di Bandung, April 2016.
Harapan dari program baru ini adalah berkumpulnya mahasiswa untuk berbagi dan peduli terhadap kualitas diri, lingkungan kampus, dan Indonesia. Kedepannya semoga bisa menjadi komunitas dan ide ini terduplikasi di seluruh penjuru negeri. Sebuah kontribusi kecil untuk Indonesia lebih baik.
Dan akhirnya, alhamdulillah event perdana ini berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ekspektasi. Jika dimaknai, ada banyak sekali pelajaran yang bisa diambil. Termasuk menjadi jawaban kecil dari tantangan seorang dosen :
“Coba kalian buat event tanpa pemberikan KP. Bisa nggak pesertanya ramai”
*KP disini adalah Kredit Point. Mungkin di kampus lain namanya beda tapi intinya sama. Sebelum wisuda mahasiswa harus mengumpulkan KP dengan minimal point yang bisa didapatkan dari kepanitiaan, pengadbian masyarakat, organisasi, seminar dan seterusnya.
Perlahan, tantangan ini pun bisa dijawab. Buktinya tanpa KP peserta Cangkruk Produktif bisa melebihi kuota.
Sebagai penutup, saya mencoba untuk memaknai, apa saja pelajaran yang didapat dari acara ini :
- SRB dan SC bisa berkolaborasi dengan baik
- Bergeraknya fungsionaris untuk mencapai visi : Menjadi badan perwakilan mahasiswa yang bermakna, bertumbuh, dan berdampak untuk UC dan Indonesia lebih baik
- Banyak panitia yang mendapatkan pengalaman baru, seperti panitia yang dari jurusan arsitek menjadi MC untuk pertama kalinya
- Sesama panitia bisa mengenal lebih baik dan lebih dalam. Termasuk siapa yang jomblo*eh
- Perlahan menjawab tantangan dari dosen
- Event perdana dan berhasil
- Menadi iIde kecil yang layak untuk diduplikasi di berbagai kampus
- Peserta dan panitia mendapatkan banyak pelajaran dari pemateri : Identitas diri dan tujuan hidup
Tentu saja ada banyak makna dan pelajaran yang bisa diambil. Yang tertulis hanyalah sebagian kecil.
Menulis pelajaran seperti ini adalah kebiasaan yang perlahan saya biasakan. Bahwa sesungguhnya ada banyak hal tak terlihat yang penuh akan makna. Seperti halnya mencari pelajaran apa yang didapat dari sebuah kegiatan. Jikalau sudah seperti ini, percayalah tak ada yang sia-sia. Because something happend with lesson and reason.
Akhirnya usai sudah catatan organisasi kali ini. Sampai jumpa di Cangkruk Produktif selanjutnya!
*Tulisan ini saya tulis di malam minggu sebagai wujud dedikasi Jomblo yang produktif 😀
Baca Juga : 7 Kegiatan Kreatif Malam Minggu
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy
Wew nice kak rezky tulisannya, ini artikel pertama yang tak baca.
semoga aku bisa belajar banyak juga dari tulisannya kak rezky.
thanks buat acaranya kemarin, saya jomblo dan saya produktif wkwkwk
Thank you mahesa sudah berkunjung. Terima kasih juga udah hadir di cangkruk produktif. Semoga kedepannya kita bersama bisa buat something yang bermanfaat untuk UC yaa