“Gimana tanggapannya tentang Kapolri usulan Presiden yang menjadi tersangka KPK?”
“Gimana bisa salah satu wantimpres adalah mantan pengusaha judi?”
“Gimana dengan tokoh syiah yang berhasil lolos jadi anggota DPR”
Pertanyaan-pertanyaan yang sejenis diatas seringkali membuat aku gerah untuk memberikan komentar. Karena memang selama ini aku menahan diri untuk memberikan komentar di social media mengenai dunia politik dan lintas agama. Kenapa? Bukan karena Jonru lebih mendahuluiku. Juga bukan karena anggapan bahwa politik adalah “lingkaran setan”. Tetapi karena aku memegang prinsip
“Ketika suatu hal sudah diambil peran oleh yang bukan bidangnya, maka tunggulah waktu kehancurannya”
Aku lupa kalimat versi aslinya. Tapi begitulah kurang lebih maknanya. Intinya aku gak mau ambil pusing yang bukan keahlianku. Bahasa kekiniannya #bukanurusansaya
“Loh kamu kok apatis banget sih sama negaramu sendiri”
Sah-sah saja dengan komentar seperti itu. Tapi coba deh pikirin lagi. Selama ini media sekuler dimana-mana. Memang ada yang bisa dipercaya sehingga membuat kita kritis. Tapi gak sedikit yang penggunaannya gak bijak yang malah membuat orang lain pesimis dengan negeri ini. Seolah olah, di Indonesia ini semuanya adalah orang berkepentingan. Tidak ada orang baik yang benar benar baik.
Aku gak komentar di social media bukan berarti gak kritis. Tapi aku berusaha untuk melakukan hal yang lebih bijak. Yaitu “Do what we can do for Indonesia now”.
Aku sadar, sangat sadar bahwa sekarang gak punya kuasa apa apa dalam dunia perpolitikan. Dan memang aku gak minat. Gak bisa disalahkan dong. Tapi bukan berarti aku menyalahkan politik. Sekali lagi, politik tidak salah. Hanya akunya saja yang gak minat. Biarkan orang lain yang lebih paham dan “berniat baik” berjalan. Aku akan selalu mendukung dan berdoa
Media sekuler dimana-mana. Menyudutkan orang-orang yang berbuat baik dan menonjolkan orang-orang yang berkepentingan. Aku sebagai masyarakat awam yang mencoba kritis pun berpikiran seperti ini. Selama ini banyak berita Islam yang mencoreng sengaja diliput media seolah-olah begitulah Islam. Sadar gak sih dengan itu? FPI dengan kekerasannya. PKS dengan kasus sapi. NU dengan tokoh liberalnya. Muhammadiyah dengan “permainan politiknya”. Media sekuler!
Bisa gak kita membuka mata dengan banyak sekali kegiatan positif yang mereka lakukan sedangkan kita belum berbuat apa-apa? Tau gak apa yang dilakukan FPI dan PKS ketika terjadi bencana dimana-mana? Tau gak apa yang dilakukan Muhammadiyan dan NU ketika awal-awal kemerdekaan? Lantas hanya dengan sedikit coreng yang mereka lakukan kita malah mengalami islamophobia. Seolah-olah Islam hanya boleh di masjid dan gak boleh di pemerintahan?
Tanpa kita sadari liberalisme dan sekularisme sudah masuk dalam pikiran bawah sadar kita. Banyak muslim yang lebih bangga dengan menjadi orang baik dibandingkan menjadi muslim yang baik. Seolah olah Islam itu untuk arab bukan untuk Indonesia. Bahkan ada yang mengatakan “aku ini Islam Indonesia bukan Islam Arab”. Ah panjang pembahasan ini.
Ini hanyalah ungkapan opini yang aku pendam. Kamu boleh komentar tapi aku gak mau berdebat. Aku bukanlah pendukung Jokowi ataupun Prabowo. Walaupun aku memilih salah satu dari mereka. Aku akan selalu mengkritisi dari balik layar apa yang presiden terpilih dan pejabat lain lakukan. Aku akan terus berbuat baik. Karena aku yakin, semuanya akan ada buahnya. Aku tidak pernah putus harapan Indonesia akan jawa karena aku tidak menggantungkan harapanku dengan presiden. Aku menggantungkan harapanku kepada yang memiliki bumi ini.
Kututup dengan sebuah nasehat seorang bijak
“Siapa diantara jamaah yang hadir yang pernah mendoakan bangsa ini? Doanya yang ada kata “Indonesia”nya?” – Ust Dr Syafiq Basalamah, Lc, MA-
Renungkan kutipan diatas kawan. Jika belum, maka doakanlah minimal 7 kali sehari. Teruslah berbuat baik kawan. Jangan putus harapan. Gantungkan harapan dengan pemilik kekuasaan.
Kritisilah liberalisme dan sekulerisme yang semakin merajalela.
And last, Aku dukung #IndonesiaTanpaJIL
Keep Writing, Always Inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Klik tombol share di bagian kiri