Di bulan Ramadan, biasanya ayat yang menjadi favorit adalah QS Al-Baqarah ayat 183. Tapi bagi saya, ada ayat lain yang tak kalah menarik. Dalam berbagai kajian dan bacaan seringkali diulang. Coba tebak, ayat apa? QS Al-Baqarah ayat 186.
Sebelumnya, saya pernah menulis Ramadan yang Tidak Ideal, Bagaimana Cara Kita Menghadapinya? Hari ini, saya mendengar lagi kajian dari Nouman Ali Khan di Youtube berjudul Allah Itu Dekat. Di podcast Malnutrisi oleh Ustadz Akmal Sjafril yang berjudul Saatnya Bicara saya juga mendengarkan makna yang melengkapinya.
Sesungguhnya ini bukan momen demi momen yang saya rencanakan. Tapi Allah yang mengarahkan. Allah ingin mengajarkan apa?
***
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”
(QS Al-Baqarah: 186)
Tulisan ini akan menadabburi ayat di atas. Tapi saya sarankan bagi kamu untuk menonton juga video Nouman Ali Khan yang berjudul Allah Itu Dekat. Karena beliau menyampaikan dengan bahasa Al-Quran langsung disertai bahasa Inggris yang maknanya lebih pas didapat. Saya akan gunakan bahasa Indonesia yang semoga tetap bisa menangkap maknanya ya.
Saya akan bagi penjelasannya menjadi 6 bagian utama.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku
Hal menarik pertama di ayat ini adalah penggunaan kata “idza” yang bermakna “ketika”. Menggunakan kata “when”, bukan “if”. (Dalam terjemahan depag tertulis apabila. Karena itulah saya sarankan menonton videonya juga.)
Apa bedanya ketika dengan jika?
Ketika adalah setiap waktu. Kapan pun. Bahkan sudah ada persiapan untuk menerima. Sedangkan jika, ada prasyarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Allah menggunakan kata “idza” yang berarti Allah selalu ada dan siap menunggu kita para hamba untuk datang kepada-Nya
maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat.
Allah langsung menjawab “aku dekat” tanpa perantara. Allah tidak mengatakan dengan redaksional “katakanlah Aku dekat” tapi “bahwasanya Aku adalah dekat.” Karena memang Allah dekat. Begitu dekat
Ustadz Akmal Sjafril dalam podcast-nya menyampaikan tambahan:
“Kalau hati kita masih hidup, sebenarnya hati kita masih bisa menjawab sendiri. Hati kita kenal kok dengan Allah.”
Allah itu dekat. Tapi masalahnya, selama ini kita merasa jauh dengan Allah. Jadi, jangan sekali-kali menyalahkan Allah.
Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
Pemilihan kata yang menarik lagi. Allah menyebutkan kata “permohonan orang” bukan “permohonan orang beriman” atau kata lain yang syaratnya lebih berat. Kita hanya perlu menjadi Muslim yang “biasa” saja, Allah akan mengabulkan doa kita.
Kita memang pendosa. Banyak dosa. Hanya saja Allah yang menutup aib kita di depan manusia lainnya. Tapi bukan berarti karena itu Allah tidak punya kuasa untuk mengabulkan doa kita. Mudah saja bagi Allah mengabulkan doa kita.
Lanjut ke kalimat selanjutnya.
apabila ia memohon kepada-Ku,
Nah, ada lanjutannya Allah akan mengabulkan doa jika kita meminta dan memohon kepada-Nya. Masalahnya, kita sering tidak berdoa. Kita tidak pray, melainkan hanya hope atau wish saja.
Lebih sederhana lagi. Saat pengen sesuatu lalu tidak terkabulkan, lalu kita ngomel. Lah kan lucu. Minta dong. Berdoa kepada Allah.
Mudah saja kok bagi Allah memberikan sesuatu kepada hamba-Nya tanpa doa. Oksigen misalkan. Adakah kita meminta oksigen kepada Allah? Nggak kan? Tapi tetap tuh Allah beri. Nah, tapi tidak semua hal akan Allah berikan dengan begitu mudah. Allah hanya perintahkan kita berdoa. Berdoa dulu, nanti dikabulkan.
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
Kalimat pengabulan doa Allah letakkan dahulu sebelum kalimat memenuhi perintah. Karena doa kita pasti terkabulkan oleh Allah. Hanya saja, pengabulannya bagaimana, Allah yang tahu. Kita terlalu bodoh untuk memahaminya, Karena itu, selain berdoa agar permohonan dikabulkan, minta juga agar kita dipahamkan dengan maksud Allah.
Penuhi perintah Allah, beriman kepada Allah. Sayangnya, Allah sudah mengabulkan doa, tapi kita malah berbuat sebaliknya.
Tapi ada yang menarik lagi. Kata yang digunakan adalah “hendaklah” yang bermakna anjuran, bukan “haruslah” yang bermakna perintah, Allah tidak memaksa kita untuk memenuhi perintah-Nya. Tapi ya masa kita nggak sadar apa yang harusnya kita lakukan setelah sekian banyak kebaikan yang Allah berikan? Jadilah manusia yang bersyukur, bukan malah lupa berterima kasih. Kira-kira begitulah maknanya.
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Penggalan kalimat terakhir, agar selalu berada dalam kebenaran. Apa maksudnya?
Kita selalu berdoa kepada Allah saja sudah kebenaran. Karena doa adalah sarana kita untuk terhubung kepada Allah. Maka kita harusnya bisa menikmati proses doa, bukan hanya terkabulnya doa saja.
Kita perlu untuk berkomunikasi dua arah kepada Allah, bukan hanya berbicara satu arah saja. Kalaulah berdoa adalah cara kita “berbicara” kepada Allah, maka membaca Al-Quran adalah cara Allah”berbicara” kepada kita.
Kalaulah dikaitkan dengan teori komunikasi, lengkaplah sudah 4 syarat utamanya. Ada penyampai pesan, pesan, media, dan penerima pesan.
Dalam kajian di Youtube 6 Mei 2020 yang membahas tentang doa, Ustadz Abdul Somad juga pernah menyampaikan yang maknanya:
“Lebih baik tetap mengetuk pintu daripada sudah masuk lalu pergi. Begitu pula berdoa. Lebih baik terus menerus berdoa daripada setelah dikabulkan lalu tidak berdoa lagi”
Apa maksudnya? Jangan lupa dengan Allah kalau doa sudah terkabulkan. Kalaulah hanya berdoa untuk dikabulkan saja, ya berarti kita dekat kepada Allah hanya saat butuh saja. Padahal sesungguhnya kebutuhan kita kepada Allah setiap saat. Pas banget dengan pesan Ustadz Bachtiar Nasir yang sudah saya tuliskan di tulisan sebelumnya, Sudahkah Jujur Pada Diri Sendiri?
“Perlu bagi kita untuk berdoa kepada Allah agar dilindungi dari kuasa diri sendiri. Karena kuasa diri sendiri tak jarang terselip bisikan setan. Karena itu, jangan sampai sedetik pun kita terlepas dari kuasa dan lindungan Allah. Berdoalah kepada Allah agar selalu dijaga.”
***
Coba perhatikan ayat sebelum dan sesudah QS Al-Baqarah ayat 186. Semuanya membahas tentang Ramadan secara tersurat. Tapi kenapa ada ayat ini “terselip”? Tentu bukan tanpa makna. Lalu, apa maknanya?
Jika di waktu biasa saja Allah pasti mengabulkan, apalagi di bulan Ramadan. Dan sekarang adalah bulan Ramadan.
Mungkin, ada di antara kita yang merasa tidak layak berdoa. Merasa penuh dosa, hina, malu untuk datang dan berdoa kepada Allah. Wajarkah? Merasa hina itu wajar. Tapi merasa malu untuk berdoa kepada Allah, inilah yang jadi PR. Kenapa? Ya lantas harus kepada siapa lagi kita mengadu segala kegelisahan kita? Social media? Tetangga? Kepada Allah harusnya. Saatnya bicara. Berkomunikasi dua arah. Berdoa untuk meminta dan membaca Al-Quran untuk mendapatkan jawabannya.
“Tapi, doaku emang bisa terkabul ya? Doaku seolah mustahil gitu. Merasa tidak layak untuk berdoa seperti ini kepada Allah.”
Saya pernah. Sering bahkan. Tapi saya juga ingat dengan pesan agar mintalah surga tertinggi jika berdoa. Jika belum pantas, maka minta kepada Allah agar dipantaskan. Berdoa kepada Allah, minta juga agar dipantaskan agar Allah pantaskan kita atas doa tersebut. Coba saja minta doa masuk surga sekeluarga misalkan. Mungkin terkesan sulit dengan kondisi keluarga kita yang “biasa-biasa saja”. Tapi jangan pesimis. Mintalah kepada Allah.
Atas segala rasa pesimis kita kepada doa, satu kuncinya. Berprasangka baik kapada Allah yang Maha Baik.
***
“Tapi, tapi, tapi …”
Bisa jadi, masih ada yang ragu dengan terkabulnya doa. Nggak masalah. Wajar, manusiawi. Manusia kan tempat segala salah. Tapi Allah, tidak akan pernah salah.
Ada kisah menarik yang disampaikan Nouman Ali Khan dalam videonya. Kisah tentang Robert Davilla yang begitu indah. Terbaring di sebuah kamar. Kondisi badannya lumpuh dari leher ke bawah. Tapi ketetapan Allah yang begitu indah membuat dia masuk Islam dan bertemu dengan Nouman Ali Khan. Bayyinah Institute juga pernah mengunjunginya. Ketika seseorang ingin kembali ke Allah, tak perlu khawatirkan caranya, petunjuk akan datang dengan jalannya
Nasihat yang begitu indah dari Robert Davilla
“Jika ini jalan yang Allah berikan bagi saya untuk mengenal Allah, itu tidak masalah.”
Bagaimana dia dan doa seperti apa terkabulnya? Tontonlah videonya. Sungguh, indah.
Tugas kita bukan mengkhawatirkan cara dan jalan menemukan kedamaian, tapi berdoalah dan ikhlas dalam menjalaninya.
(Nouman Ali Khan)
#MatrikulasiNAKIndonesia