Kehidupan setiap manusia memang unik. Tidak yang sama persis satu sama lain. Walaupun banyak sekali hal dan kejadian yang sama untuk dimaknai dan diambil hikmahnya.
Seperti beberapa hari yang lalu. Tepatnya hari Sabtu dan Minggu. Keluarga alumni SMAN Plus mengalami 3 berita duka. Hari Sabtu, abang dari Nurhalimah (Gen 13) meninggal dunia. Minggu, kakek Jerina Novita Sari (Gen 14) ayah dari Putry Lestari (Gen 12) meninggal dunia. Innalilahi wa inna ilaihi raijiun. Semoga almarhum diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya,dan ditempatkan di surga Allah SWT. Aamiin
3 Agustus 2015. Allah memberikan sentilan kepada saya. Entah apa maksudnya, tapi saya percaya ini tidak kebetulan. Hari Minggu, saya menghadiri pemakaman orang yang meninggal. Esoknya saya juga menghadiri pemakaman orang yang meninggal. Seolah-olah Allah memberikan peringatan “ingatlah dengan kematianmu”.
Dari 2 orang yang saya hadiri pemakamannya, ada banyak sekali hikmah. Misalkan dari Alm Marzuki Taher, abang dari Nurhalimah. Berdasarkan kata pengantar dari keluarga, almarhum ketika sholat subuh masih sempat menjadi imam di mesjid tempatnya KKN. Dan paginya, beliau dipanggil Allah SWT. Kemudian dari Alm Abu Samah, ayah dari Putry Lestari. Berdasarkan info dari tetangga, bulan ini beliau akan berangkat haji. Tapi belum sempat berangkat, beliau sudah dipanggil Allah SWT. Seolah-olah Allah memberikan peringatan “apa yang akan kamu lakukan diakhir kematianmu”.
Sungguh Allah sebaik baik eksekutor rencana. Manusia yang menyusun rencana sesempurna mungkin, masih kalah indah dibandingkan realisasi yang Allah berikan. Inginnya lulus cepat sarjana, kerja di perusahan ternama, jadi orang yang dipandang atau apapun impian kita belum tentu hal tersebut tercapai. Bisa jadi sebelum rencana itu tercapai, Allah sudah menjemput kita. Dan saya merenung dan berpikir, seolah olah Allah memberi peringatan “apakah rencana yang engkau siapkan hanya untuk beribadah kepada Allah?”
Hmmmm. Sungguh banyak hikmah yang Allah berikan jika kita benar-benar berpikir. Sayang saja, kita punya otak tapi gak “berpikir”, kita punya hati tapi gak “merasa”. Dan tidak jarang, peringatan itu datang dari orang lain. Keluarga kita atau teman kita. Bagi kamu yang membaca tulisan ini, sering-sering ingatkan saya ya.
Ya mungkin itulah gunanya teman. Bukan hanya sekedar membuat nyaman perasaan, tapi juga saling mengingatkan. Bukan hanya sekedar membantu mewujudkan mimpi tapi juga bersinergi di jalan Ilahi. Bukan hanya sekedar tertawa bersama tetapi juga saling mendoakan sesama.
3 Agustus 2015. Dari Bangkinang, reporter Rezky Firmansyah melaporkan untuk ADMIRAL TV