7+1 Cara Menjaga Hati

Bagaimana menjaga hati - Rezky Firmansyah

Bagaimana menjaga hati - Rezky Firmansyah

“Kalian tidak pernah mengerti perasaan kami!”

Biasanya kalimat semacam itu muncul dari 3 kasus :

  1. Muncul dari mulut penghuni asrama putri saat bertemu dengan penghuni asrama putra ketika kumpul angkatan
  2. Ketika si cewek berantem dengan si cowok padahal si cowok sudah berusaha untuk memahami si cewek
  3. Ketika diri ini terlalu sibuk mencari solusi dengan manusia dan melupakan Allah sebagai sebaik baik pemberi solusi

Hampir saja kalimat itu saya umbar ketika tantangan terkini menghampiri. Tantangan itu sesuai dengan judul tulisan kali ini “Bagaimana Menjaga Hati”

Memang sih pembahasan bagaimana menjaga hati sudah saya masukkan dalam buku Jomblo Mulia. Dan saat itu saya meminta seorang teman yang menurut saya sangat paham dengan masalah ini untuk menuliskannya. Tenang, naskahnya udah selesai kok. Tinggal urusan penerbitan dan lain sebagainya. Nah bagi kamu yang penasaran, mohon doanya ya biar buku Jomblo Mulia cepat terbit dan bisa menginspirasi anak muda Indonesia.  J

Oke deh. walaupun jawaban itu sudah tertuang dalam buku Jomblo Mulia, saya belum puas dengan jawaban itu. Alhasil saya melakukan berbagai cara kreatif untuk mendapatkan jawaban yang pas.

Pertama, interview singkat dengan para sahabat dengan berbagai latar belakang pendidikan. Mulai dari teknik, ekonomi, kedokteran dan psikologi. Memang banyak saya bertanya dengan sahabat yang di psikologi. Tapi tentu tidak cukup hanya bertanya pada mereka yang jurusan psikologi. Karena mahasiswa kedokteran, teknik atau ekonomi pun pasti memiliki hati kan? :”)

Banyak jawaban yang unik dan menarik dari pemikiran dan pengalaman mereka. Mulai dari jawaban teoritis, aplikatif, atau based on experience. Mari kita mulai :

  1. Easygoing, Jangan Banyak Baper

Menurut si doi, tips menjaga hati itu jangan mudah baper dan membuka hati.  Ya gimana kalo resiko orang cantik. Umpan serak bisa aja dimana-mana. Haha. Easygoing aja sama gurauan orang lain. Jadi gak rawan gitu loh hatinya. Emang sih, kalau kelamaan “merasa sendiri” bisa jadi tingkat bapernya meningkat atau malah udah kebal.  Kedepannya lihat aja mana yang serius sama kita barulah jaga hatinya. Yang serius itu ya dia yang datang ke rumah dan bilang ke orang tua. Atau just do it aja kalau kamu beneran suka. Ungkapkan yang sejujurnya dan perjuangkan dengan cara halal. Bukan dengan pacaran. Lalu menikah. Yap se-simple itu.

Percaya deh, jodoh emang gak kemana. Pun kamu gunakan cara halal ataupun haram jodohmu tetap itu. Hanya saja keberkahannya pasti beda. Mau cari yang berkah atau . . .

 

  1. Jaga Lingkungan

Lingkungan emang sangat mempengaruhi perasaan. Berteman dengan siapapun boleh boleh aja. Tapi pastikan tingkat intensitas di lingkungan yang baik lebih tinggi. Kalau mau ekstrim ya cobalah hijrah dan berteman dengan orang orang sholeh. Insya Allah manjur

  1. Menyibukkan Diri

Sepertinya ini bisa menjadi solusi bagi banyak kalangan. Emang sih powerful dan masuk akal. Selama ini hati galau dan gak bisa dijaga karena lebih banyak nganggurnya dibandingkan aktivitas bermanfaat. Misalkan pilihan hidup seperti Kupu-Kupu alias Kuliah Pulang Kuliah Pulang. Gak ada kesibukan jadi wajar banyak waktu kosong. Dan waktu kosong itu bisa jadi kesempatan bagi setan untuk membisikan kegalauan. Bayangin aja dengan mereka yang pada sibuk dengan kegiatan bermanfaat. Kebanyakan dari mereka ketika diberikan pertanyaan “kenapa gak pacaran” jawaban yang muncul biasanya “gak ada waktu untuk mikir itu”. Pun sama dengan pertayaan menjaga hati. Hati mereka terjaga secara otomatis karena disibukkan dengan kegiatan bermafaat

  1. Menjauhkan Diri dari Sumber Kegalauan

Bisa jadi hal ini dirasakan bagi mereka yang punya mantan tapi belum bisa move on. Atau bagi mereka yang sudah jauh move on tapi entah kenapa muncul aja ingatan si mantan. Ya wajar. Tapi gimana caranya bisa menjaga hati? Coba deh hijrah. Sama kayak poin 2 dan 3, berteman dengan lingkungan yang baik dan sibukkan dengan kegiatan bermanfaat. Bisa juga dengan menghapus ingatan tentang dia seperti bakar foto kamu sama mantan yang masih di simpan dalam dompet atau di selipan pakaian dalam lemari. Haha. Bisa juga dengan memikirkan bahwa dia banyak kekurangan dan biasa aja. Biasanya remaja ababil kan sering anggap pacarnya itu sempurna bagai bidadari. Itu mah gombal. Alhasil, gak ada pacar jadi galau. So biasa aja deh. Sempurna itu kalau aku dan kamu bersatu dalam ikatan halal. Cieee

(Sumber jawaban ini didapat dari anak jurusan teknik yang mendalami bisnis. Sudah siap menikah. Tinggal jodohnya aja)

  1. Banyak Dzikir, Mengaji, Sholat sunnah

Sebenarnya saya gak ragu dengan jawaban ini. Tapi saya kurang JLEB. Karena jawaban teoritis ini sudah diketehui sebelumnya. Dan juga saya ragu, si doi jawabnya udah pake praktek atau asal teori doang.

Tapi sebelum tulisan ini dipublish, doi ngasi masukan tambahan

“Hati ini pemiliknya bukan kita saja. Ada satu lagi. Dan bahkan jauh lebih mengerti urusan hati. Maka untuk menjaganya lakukanlah kegiatan yang makin mendekatkan kita pada pemilik hati itu sendiri. Jadi bagaimana mungkin bisa menjaga hati kalau kepada pemiliknya saja kita tidak kita dekati? Tidak usah muluk-muluk. Bisa dilakukan tanpa mengganggu kegiatan sehari hari. Dzikir misalnya, bisa dilakukan ketika sedang menunggu busway. Ngaji? Kalau merasa berat, buka Al-Quran installah di hp tuh. Angap aja baca Al-Quran lagi baca broadcast. Sholat sunnah? Gampang. Shalat wajib kan? Barengilah dengan shalat sunah. Sekali aja wudhunya dan gak perlu bongkar pasang mukenah

(Ini jawaban versi copas dari cewek teknik sipil yang sedang cari jodoh tapi belum siap nikah)

 

  1. “Saya Malas Sakit Hati Jadinya Gak Membuka Hati”

“Saya berpandangan bahwa mencintai atau menyayangi itu urusan pilihan. Bila saya memilih dia untuk menyanyai dia sebagai lebih dari teman, ya saya akan berusaha dekat dengannya dan akan membiarkan dia untuk lebih dekat mengenal saya (itu maksudnya membuka hati). Jika tidak saya akan biasa-biasa aja. Itu namanya manajemen hati. Kalau gak mau sakit hati ya jangan biarkan orang lain untuk menyakiti.

Kalau tertarik ya berarti gak sedalam menyayangi. Mungkin interaksinya ya biasa aja gak terlalu dekat, Manajemen hati itu ya seperti diatas. Dalam membuat keputusan pilihan ya gak hanya pakai RASA tapi juga LOGIKA. Hahaha. Misalkan : Ada cowok lagi dekatin saya. Trus saya tertarik sama si doi. Udah ada rasa sedikit, trus untuk melangkah lebih jauh artinya untuk memutuskan saya akan membuka hati untuk dia ya mesti dipikirkan juga dia tipe cowok gimana. Interaksi dia sama saya hanya sekedar iseng atau beneran, apakah sama cewek lain juga gitu dan lain lain. Dengan segala pertimbangan rasa dan logika macam-macam itu untuk memutuskan apakah saya akan menyayangi dia lebih dalam alias membuka hati untuk dia”

(ini jawaban versi copas dan mahasiswa psikologi yang bulan Agustus akan wisuda dan sedang mencari PW)

  1. Minta Kuatin dengan Yang Maha Kuat

“Ya mau gimana. Lemah gini. Minta dikuatin aja sama yang Maha Kuat. Yang paling diandalkan itu DOA. Orang-orang yang bisa menjaga hatinya adalah orang yang yakin akan janji Tuhannya. Ya keyakinan itulah yang akan menguatkan kita. Tapi kadang manusia itu lebih sering muncul “kelemahannya”, maka keyakinan itu perlu didampingi dengan DOA. Doa adalah senjata paling kuat. Alat transportasi paling cepat. Dan jelas, penghubung ke Allah yang paling dekat. Kita bisa apa lagi selain meminta setelah berusaha?

Saya juga gak kuat-kuat banget. Dari dulu juga sering tergelincir, punya kecenderungan ke arah-arah yang gak baik. Karena yang gak baik itu kebanyakan enak dijalani. Tapi ya Alhamdulillah masih dilindungi Allah sampai detik ini. Makanya tetap banyakin doa. Biar ditutup aib, biar dikuatkan hati. Kalau mau rajin ya perbanyak dan perbaiki pemahaman agama.

(Ini juga versi copas. Dari seorang dokter yang sedang internship dan siap nikah.)

7 cara diatas didapat dari interviewer dari berbagai latar belakang pendidikan. Ada yang versi copas ada juga yang versi dapatkan jawaban lalu saya tulis dan mengembangkan. Selain 7 cara diatas,  ada cara lain yang saya lakukan.

Kedua, Riset 12 jam menggunakan foto BBM. Cara ini memang aneh saya lakukan. Anti mainstream dan sedikit kontoversial. No problem, asalkan kita tahu tujuan mau kemana, tetap jalankan.

Jadi ceritanya beberapa hari yang lalu bersama teman lain sempat berkunjung ke rumah “ehm”. Sempat sharing banyak hal. Ya bercandanya lebih banyak sih. Dan berlanjut ke chat. Tapi jawaban belum didapat. Nah untuk proses finishing, ada yang perlu di closing. Jadi selama 12 jam kemarin, dari jam 10 pagi hingga 10 malam, saya pake foto bareng sama “ehm” tadi. Alhasil, banyak komentar, celetukan dan berbagai INSIGHTFUL masuk. Contoh :

“Itu siapa? Pacar pasti bukan. Kakak? Calon? Adik?”

“Cocok Ky, kapan halalnya”

“Ky, kok mirip? Senyum sama hidungnya. Bentuk wajahnya juga”

Dari 12 jam yang ditunggu, porsi jawaban baper lebih banyak didapat dibandingkan jawaban tersirat yang didapat. Tapi memang, jawaban INSIGHTFUL itu biasanya didapat di akhir-akhir momen dan ditemukan bagi mereka yang “berpikir”. Kita mah seringnya gitu kan. Punya otak tapi gak dipakai untuk “berpikir”. Punya hati tapi gak dipakai untuk “merasa”.

Alhasil, jawaban yang ditunggu itu letaknya sangatlah dekat. Hanya butuh berpikir lebih dalam dan perbanyak curhat dengan Allah. Curhat ya versi curhat sama manusia. Tapi tanpa filter. Kalau sama manusia kan bisa jadi ada jaim. Kalau sama Allah mah gak usah jaim. Ungkapkan segalanya. Gak mesti pake bahasa arab. Pake bahasa hati aja. Lalu ungkapkan dengan kata kata. Kalau bisa menangis, menangislah.

“Diri ini terlalu sibuk mencari solusi dengan manusia dan melupakan Allah sebagai sebaik baik pemberi solusi. Padahal jawaban itu sedekat keningmu dengan sujudmu”

Solusi Dengan Allah - Rezky Firmansyah

Sampai disini, semua jawaban masuk akal kan? Silahkan dipraktekkan dan rasakan manfaatnya. Berbagi juga dengan yang lainnya biar bisa sama-sama menjaga hati. Kalau ada tips tambahan kabari saya aja via kontak di bawah. Ingat loh ya PRAKTEK. Karena teori tanpa praktek itu omong kosong. Nah kalau masih belum tahu solusinya gimana, gunakan tu paragraf yang ditebalkan diatas. Insya Allah.

Ohya, untuk meluruskan salah kaprah yang ada dalam pikiran kamu yang kepoin foto kemarin, “ehm” itu bukan pacar. Itu teman seumuran yang kebetulan udah lama gak jumpa. Terakhir jumpa pas launching buku What Amazing You yang udah kesebar di 5 benua  disini. Kalau ditanya calon ya belum tentu juga. Biarkan masa depan yang menjawab dengan cara yang indah. Haha. Fotonya gak bisa dipublish disini karena udah lewat 12 jam masa riset. Nanti kalau dipublish umat akan heboh. Haha

Closing Statement

“Ya muqallibul quluub. tsabbit qalbii ‘ala diinik”

Keep Writing, Always Inspiring!

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

0 thoughts on “7+1 Cara Menjaga Hati

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *