Kamu Kok Bisa Move On?

“Ajari aku cara move on dong mas Iky?”

Entah kenapa teman SMP yang satu ini tiba-tiba ngasi pertanyaan seperti ini. Padahal bermula dari chat jualan krim Iwak Doyok penumbuh jambang dan (katanya) bisa menumbuhkan alis mata. Entahlah. Kadang hidup memang tidak beraturan. Persis seperti kata Fahd Pahdepie kemarin :

“Prinsip keseharian kita tidak teratur. Selalu diisi dengan kejadian menarik. Hanya saja kita enggan dalam memaknainya

Pertanyaan dadakan tadi saya jawab dengan sebuah tulisan “Ketika Jomblo Mulia Ingat dengan Mantan”. Saya sarankan kamu baca dulu sebelum melanjutkan. Karena dari hasil pengalaman dan pengakuan orang lain, setelah melakukan tips di tulisan tadi, rasa move on mulai bermunculan. Rasa plong mulai terasakan. Wenak tenan.

move-on1
Kok Bisa Move On?

Emang kenapa sih seseorang bisa move on? Ya tentu saja setiap orang punya alasan yang berbeda. Begitupun saya yang menulis disini. Kini usia sudah 22 tahun 1 bulan 13 hari. Dan sudah menjomblo sekitar 6 tahun 6 bulan. Ya memang, dulu saya pernah pacaran. Hanya mengikuti tren. Gak ngapa-ngapain. Kabarnya sekarang, si mantan sudah menikah dan punya anak satu. Mantan satu lagi katanya sih udah hijrah jadi jauh lebih baik. Alhamdulillah.

Bicara soal mantan memang menarik. Pak Ridwan Kamil seolah selalu memberikan inspirasi untuk “Creative Writhink”. Misalkan saja :

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Mantanmu sudah ke penghulu
Eh kamu kok masih sendirian?

Wowowwoww!!! Ngakak Pak serius ngakak! Jujur saya gak baper pas nonton video singkat dari akun Ustad Yusuf Mansur itu. Malah itu jadi inspirasi. Bahkan teman SMP sekaligus SMA ngasi pantun tambahan :

Jalan-jalan ke Siak
Singgah sebentar ke Tembillahan
Mantanmu sudah punya anak
Eh kamu kok masih sendirian?

Serius deh. Ini beneran nambah ngakak. Gak baper sama sekali. Pun baper bukan berarti bawa perasaan. Melainkan bawa perubahan. Move On!

Sebenarnya gimana sih cara move on?

Mungkin ini hanya soal istilah dan nama. Karena Febrianti Almeera pernah mengatakan :

Move on artinya bergerak. Move up artinya bertumbuh. Bergerak belum tentu bertumbuh. Bertumbuh belum tentu bergerak. Dan tumbuh itu ke atas, bukan ke samping. So, let’s MOVE UP!”

Kamu boleh milih istilah mana aja. Move on, move up, level up, hijrah dan sebagainya. Tapi mari kita samakan persepsi, tujuan kita adalah NAIK KELAS, bukan MELUPAKAN.

Lah kok bukan melupakan? Kenapa?

Kamu boleh setuju atau tidak. Karena saya berpendapat bahwa kenangan itu tidak seharusnya dilupakan. Akan tetapi diambil pelajaran. Memangnya bisa semudah itu melupakan seseorang yang ada di hati selama bertahun-tahun?

“Cieee Rezky gak bisa move on sama mantan ya”

Nah ini ngasal. Serius saya move on. Naik kelas. Tapi bukan berarti melupakan. Karena walaupun hanya sebentar (beberapa minggu), kini saya banyak belajar. Dan pelajaran itu didapat bukan setahun dua tahun setelah berpisah. Tapi sekarang ini karena pemikiran jadi lebih dewasa. Saya jadi teringat dengan scene film Cinta Brontosaurus :

“Aku itu bukan bisa move on. Tapi aku harus move on. Karena kalau gak move on, aku gak akan kemana-mana. Disini-sini aja. Kini aku lebih baik dengan pacarku sekarang. Dan itu karena kamu.”

Cieeee ngayal! Sadar oii sadar! Masih ada banyak tantangan di depan. 😀

Mengambil persamaan dari “pesan bijak” diatas. Saya bisa move on. Dan bisa lebih baik dari sekarang. Dan kata seseorang, si dia yang pernah jadi masa lalu dan masih sendiri pun juga lebih baik sekarang. Sehingga saya membuat sebuah kesimpulan :

“Keberhasilan seorang pacar dapat diukur ketika dia putus dengan pasangannya. Lalu setelah itu dia bisa jadi jauh lebih baik.”

Ya sepertinya saya berhasil. Ehem.

Begini. Hidup ini terlalu sempit dan indah jika hanya membahas soal masa lalu, mantan, dan pasangan masa depan. Bukankah masih banyak tantangan yang kita perjuangkan? Masih banyak mimpi yang harus kita raih? Masih banyak hafalan Quran yang masih keteteran? Kalau kamu mengalami yang pertama dan kedua, itu keren. Tapi jika ditambah dengan yang ketiga, itu jauh lebih keren.

Jadi mesti gimana?

Saya percaya jika laki-laki lebih menggunakan otak dan perempuan menggunakan hati. Ya saya percaya. Tapi bukan berarti laki-laki gak punya perasaan dan perempuan gak punya otak kan? Jadi jangan jadikan itu sebagai pembenaran dong. Ya gunakan otak dan pikiran. Mau move on? Ya gerak. Kalau hanya diam, ya gimana bisa move on. Dari arti namanya aja kan berpindah.

Ambil pelajaran, bukan berarti melupakan. Silahkan ambil hal baik dari tips ini. Jika ada tips lain silahkan tambahi. Mungkin ada yang ngasi tips block akun socmed mantan, hapus nomornya, atau bakar fotonya. Tapi ingatlah bahwa kedamaian itu tidak akan didapatkan dengan membenci. Maka syukurilah apa yang sudah terjadi. Seperti tips yang saya tulis di artikel “Gimana Kalau Jomblo Mulia Ingat dengan Mantan”.

Setelah membaca tulisan tadi, teman SMP yang ngechat tadi balas :

“Aku mah lupa sih. Pas minta balikan aja aku tolak. Terkadang pas iman lagi turun nah waktu itu setan menggoda seolah buat kita nyesal gak terima dia lagi”

Jawabannya sederhana. Dekati lah Dia yang memiliki hati. Bagaimana mungkin bisa menjaga hati jika Sang Pemilik Hati tidak didekati?

“Karena hidup ini begitu indah jika dipenuhi rasa kecewa dan berkeluh kesah. Ikhlaskan, tertawalah seadanya, dan cari hikmahnya. Let’s MOVE UP”

 

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Penulis Buku Tersebar di 5 Benua
Founder Passion Writing Academy

 

0 thoughts on “Kamu Kok Bisa Move On?

  1. Mantap kak Iky tulisannya..
    Benih-benih move on udah muncul nih kak *ea ini serius.
    Bagian yang paling aku suka dan ngejleb dari tulisan ini >> “Hidup ini terlalu sempit dan indah jika hanya membahas soal masa lalu, mantan, dan pasangan masa depan. Bukankah masih banyak tantangan yang kita perjuangkan? Masih banyak mimpi yang harus kita raih? Masih banyak hafalan Quran yang masih keteteran?”
    Jadi bahan renungan abis :`)
    Keep Writing And Inspiring Kak !!!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *