5 Pesan Kepenulisan Imam Besar Masjid Istiqlal (Hari ke-25 #30DWC)

Bina Qalam KH Ali Mustafa Yakub press

Weekend ini, saya menghadiri beberapa kegiatan. Kajian kepenulisan di Bina Qalam Indonesia bersama KH Ali Mustafa Yaqub (Imam Besar Masjid Istiqlal), pelatihan awal Sahabat Muda sekaligus mentoring bersama Pak Deddy Wahyudi, dan kajian remaja ba’da Isya di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sebelum tidur, saya ingin berbagi 5 pesan kepenulisan dari K.H. Ali Mustafa Yaqub:

  1. Miliki Tujuan Lurus

Bagi seorang penulis, sangat wajar jika mempunyai tujuan yang berbeda. Ada yang ingin ilmunya tersebar, terkenal, ataupun mencari uang. Ya wajar memang. Tapi milikilah tujuan yang lurus.

“Tulis saja, bukan cari terkenal. Bahkan tanpa promosi pun jika memang ditakdirkan terkenal ya sudah. Itu risikonya”

Beliau juga menambahkan,

“Kita mati pahala tetap mengalir. Itulah tujuannya.”

  1. Gunakan Metode Bercerita

Bagi banyak pembaca, mungkin kesulitan memahami isi kitab ulama. Salah satu penyebabnya adalah bahasa yang kaku. Ini adalah tugas penulis atau penerjemah untuk membumikan bahasa yang kaku tersebut menjadi bahasa yang mudah dimengerti. Sebuah hadis diceritakan dengan metode bercerita. Penulis yang seringkali menggunakan metode ini adalah Salim A. Fillah. Sehingga bacaannya yang terkenal dengan dakwah dan sastra cukup mudah dipahami oleh banyak orang.

  1. Hanya 2 Syarat Penulis

Jika poligami memiliki 3 syarat, kemauan, kemampuan, dan keberanian. Maka untuk menulis, hanya butuh 2 syarat pertama, kemauan dan kemampuan. Tanpa kemauan tidak akan ada langkah awal untuk menulis. Maka milikilah alasan yang kuat kenapa harus menulis. Sedangkan untuk kemampuan, jangan beralasan dulu tidak punya kemampuan. Kemampuan itu tumbuh karena latihan. Maka mulailah latihan dari sekarang. 1 kalimat per hari, 1 paragraf per hari, 1 halaman per hari dan seterusnya. Mau mulai dari mana terserah. Yang terpenting adalah memulai.

  1. Menulis adalah Dakwah

“Banyak doktor dengan disertasi tidak menulis. Bahkan banyak mubaligh berceramah 4 jam tapi menulis 1 halaman saja tidak bisa. Padahal seharusnya berdakwah itu melalui mimbar dan lembar.”

Kejadian seperti ini sering kita lihat di kehidupan. Dan itu memang ada. Perjuangkanlah berdakwah melalui tulisan. Karena jika melaui mimbar hanya mampu menjangkau puluhan atau ratusan pendengar. Sedangkan melalui lembar bisa mencapai ribuan bahkan jutaan pembaca.

“Berdakwah itu melalui mimbar dan lembar.” (K.H. Ali Mustafa Yaqub)

  1. Update Ilmu

Di sesi tanya jawab saya sempat bertanya:

“Ustad, biasanya saat kita membaca kitab ulama terkesan kaku dan sulit dimengerti. Nah bagaimana tips agar tulisan kita mudah dimengerti tetapi tetap mengandung makna yang sama?”

Beliau menjawab dengan cara membaca buku orang lain. Dengan membaca buku orang lain, berarti menambah khasanah ilmu dan gaya bahasa yang kita punya. Sehingga mampu mempengaruhi tulisan kita. Selain itu update ilmu juga merupakan kewajiban utama bagi seorang penulis. Bagaimana mungkin bisa mencapai kalangan anak muda jika kita tidak mampu mengerti apa yang mereka butuhkan?

Nah itu tadi 5 tips yang dapat saya simpulkan dari kajian kepenulisan di Bina Qalam Indonesia bersama Imam Besar Masjid Istiqlal K.H. Ali Mustafa Yaqub. Jadi mulai sekarang tidak perlu banyak alasan lagi. Ulang kembali membaca dari atas, maknai dan mulai beraksi.

Keep writing, always inspiring!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *