“Duuuh, tulisanku kok buntu ya?”
Pernah merasakan pengalaman diatas? Bagi setiap penulis pasti pernah merasakan hal yang sama. Nah gimana dong solusinya?
Beberapa hari yang lalu, mentor saya sempat menuliskan 29 cara efektif mengatasi writer’s block. Coba deh cek, kamu mengalami di bagian yang mana?
Nah kali saya ingin menambahkan satu cara yang saya maknai saat meet up dengan Livi Zheng. Sutradara film Brush with Danger yang mampu menembus Hollywood di usia 26 tahun. Keren kan?
Di sesi diskusi saya bertanya :
Sekarang umur Kak Livi masih 26 tahun. Umur ini tergolong sangat muda dibandingkan profesi sejenis tapi bisa meraih prestasi yang se WOW ini. Apa rahasianya sehingga mampu mencapai percepatan seperti sekarang?
Tidak ada yang instan. Saya mulai bukan setahun ataupun dua tahun. Melainkan bertahun tahun dari bawah. Sejak 2008 menjadi stunt woman di Laksamana Cheng Ho. Juga menjadi asisten sutradara, asisten produser, dokumenter dan sebagainya. Begitu pula dengan bintang film lain seperti Jackie Chan. Ada proses panjang yang tidak dilihat oleh orang lain. Seringkali orang lain hanya melihat kita yang sekarang. Bukan perjuangan panjang yang tak terlihat. Sehingga menyimpulkan raihan kita adalah proses yang sebentar.
Ohya, saya orangnya juga disiplin. Misalkan dalam menulis skenario. Saya meluangkan waktu 3 jam untuk menulis. Tanpa diganggu oleh siapapun. Tanpa gadget. Duduk saja dan menulis. Apabila stuck saya tetap duduk dan menunggu. Melihat dinding, merenung dan tidak ingin memegang gadget ataupun hangout. Saya disiplin untuk itu. Ya itulah salah satu yang menjadi kunci percepatan saya. Disiplin.
Selengkapnya baca di : Meet Up Livi Zheng, Karya Anak Bangsa yang Mampu Tembus Hollywood di Umur 25 Tahun!
Wow! Coba baca kembali jawaban diatas.
Saya meluangkan waktu 3 jam untuk menulis. Tanpa diganggu oleh siapapun. Tanpa gadget. Duduk saja dan menulis. Apabila stuck saya tetap duduk dan menunggu. Melihat dinding, merenung dan tidak ingin memegang gadget ataupun hangout. Saya disiplin untuk itu.
Mungkin bagi sebagian orang cara tersebut kurang efektif. Ya kalau stuck dan buntu ya istirahat dong. Ya gak? Tapi hal tersebut tidak berlaku bagi Livi Zheng. Dia selalu meluangkan waktu untuk menulis dan tetap duduk walaupun buntu.
Setelah lebih dari 100 hari menulis tanpa henti, terkadang saya pun buntu. Tapi saya harus tetap yakin dan mencari inspirasi. Hingga suatu titik setelah beberapa paragraf, saya beneran buntu. Tapi saya tetap di depan laptop. Memutar otak dan tetap menulis apapun yang ada dalam pikiran. Dan ternyata buntu itu hilang!
Baca selengkapnya : Akhirnya Ditemukan! Inilah 3 Rumus Sederhana Menyelesaikan Tantangan 100 Hari Menulis Tanpa Henti!
Nangkep jawabannya? Oke saya akan jelaskan dengan cara lain.
Banyak orang mengatakan buntu dalam menulis tapi sebenarnya dia belum nulis apa-apa. Nah ayo kamu kah itu? Kalau belum menulis, itu namanya bukan buntu. Tapi gak mau gerak. Beda loh. Saran saya tuangkan saja apa yang ada dalam pikiranmu. Write like you speak. Tulisannya berulang pun gak masalah. Karena itu adalah salah satu metode efektif dalam menulis. Freewriting. Hingga suatu titik ketika kamu terus menulis, aliran inspirasi akan terus menerus muncul.
Jika buntu boleh-boleh saja istirahat. Tapi jangan beralasan buntu kalau belum mulai menulis apa-apa. Ayo jadi penulis jangan manja dan mudah menyerah. Setuju ya? 🙂
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Penulis buku tersebar di 5 benua
Founder Passion Writing Academy