Meet Up Livi Zheng, Karya Anak Bangsa yang Mampu Tembus Hollywood di Umur 25 Tahun! (Hari ke 15 #30DWC)

Livi Zheng Universitas Ciputra

“Jadi anda yang buat film, yang main film, dan juga yang nonton sendiri”

Gelak tawa penonton terpecah ketika pertanyaan pembawa acara televisi dijawab oleh Livi Zheng. Sineas muda Indonesia yang di umur 25 tahun mampu menembus pasar Hollywood dan meraih nominasi Academy Award 2015 di film “Brush with Danger”. (sekarang 26 tahun)

Ya namanya mungkin tidak seterkenal Iko Uwais atau Joe Taslim. Tapi karyanya di mata dunia tidak bisa dipandang sebelah mata. Ya jujur saya pun baru tahu ketika nonton inspirasinya di Kick Andy (kalau gak  salah ya) beberapa waktu lalu. Tapi ternyata, entah gerangan apa dia hadir di kampus hari ini. Ya tentu saja bukan untuk mencari saya. Melainkan menghadiri undangan dari pihak kampus.

Acara semacam ini adalah yang paling saya sukai dimanapun. Mendengar, melihat, mempelajari, bertanya dan perlahan mempraktekkan tipsnya. Dan ada beberapa pertanyaan yang saya tanyakan. Berikut kesimpulan singkatnya :

Sekarang umur Kak Livi masih 26 tahun. Umur ini tergolong sangat muda dibandingkan profesi sejenis  tapi bisa meraih prestasi yang se WOW ini. Apa rahasianya sehingga mampu mencapai percepatan seperti sekarang?

Tidak ada yang instan. Saya mulai bukan setahun ataupun dua tahun. Melainkan bertahun tahun dari bawah. Sejak 2008 menjadi stunt woman di Laksamana Cheng Ho. Juga menjadi asisten sutradara, asisten produser, dokumenter dan sebagainya. Begitu pula dengan bintang film lain seperti Jackie Chan. Ada proses panjang yang tidak dilihat oleh orang lain. Seringkali orang lain hanya melihat kita yang sekarang. Bukan perjuangan panjang yang tak terlihat. Sehingga menyimpulkan raihan kita adalah proses yang sebentar.

Ohya, saya orangnya juga disiplin. Misalkan dalam menulis skenario. Saya meluangkan waktu 3 jam untuk menulis. Tanpa diganggu oleh siapapun. Tanpa gadget. Duduk saja dan menulis. Apabila stuck saya tetap duduk dan menunggu. Melihat dinding, merenung dan tidak ingin memegang gadget ataupun hangout. Saya disiplin untuk itu. Ya itulah salah satu yang menjadi kunci percepatan saya. Disiplin.

Tentang ide. Bagaimana caranya agar bisa menyusun ide sebagai kesatuan yang utuh dan butuh berapa lama?

Saya berusaha untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan saya. Di film ini saya bermain dengan Ken, adik saya. Ternyata gaya komedi kami berbeda. Jika saya membuat komedi hanya saya dan orang Indonesia yang tertawa. Tapi Ken, bisa membuat bule tertawa. Maka saya mengkolaborasikan ide dengan Ken. Saya butuhnya komedi di bagian ini, ini dan ini. Dan untuk durasi. Saya membutuhkan waktu sekitar 1 tahun. Tidak ada yang instan. Bahkan naskah skenario saya ditolak 32 kali!

Saya sebelumnya pernah mengenal anak muda Indonesia yang berkaya di dunia perfilman. Insight yang saya dapat darinya, jika kamu membenci sesuatu maka berbuatlah sesuatu untuk merubahnya. Dia mempunyai visi untuk “menghancurkan” sinetron Indonesia yang tidak mendidik. Lalu dia berbuat sesuatu. Mendirikan network sendiri di dunia internet. Nah bagaimana dengan visi yang Kak Livi punya untuk dunia perflilman?

Saya berbuat yang terbaik untuk diri sendiri. Karena ketika diri ini berbuat yang terbaik, maka kebaikan itu akan terduplikasi kepada orang lain. Misalkan ketika saya bekerja keras untuk syuting, maka teman saya yang lainnya akan sungkan untuk tidak bekerja keras juga. Maka berbuatlah yang terbaik untuk diri sendiri terlebih dahulu. Karena jika kita ingin memperbaiki dunia, maka yang pertama kali diperbaiki adalah diri sendiri

***

With Livi Zheng

Sudah baca tulisan tentang 99% Dari Kamu Pasti Bisa Menulis 7 Tulisan Ini? Nah tulisan ini adalah aplikasi sederhana dengan cara mereview singkat yang saya dapat dari sharing session  bersama Livi Zheng. Sineas muda Indonesia yang mampu menembus Hollywood dan meraih nominasi Academy Award 2015 di film “Brush with Danger”. Sekedar info, film ini akan ditayangkan serentak di bioskop Indonesia tanggal 26 November.

Ohya, ada pesan juga yang mesti saya sampaikan tentang percepatan darinya.

“Sukses itu harus cepat. Karena kalau sukses cepat, nanti berkeluarganya gak kelamaan :P”

Jadi pelajaran apa yang kamu dapat untuk sukses lebih cepat? Jika saya simpulkan dari Livi Zheng adalah disiplin alokasi waktu pada keahlian, kolaborasi ide dan berbuat yang terbaik. Nah bagaimana dengan kesimpulanmu?

Keep writing, always inspiring!

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

0 thoughts on “Meet Up Livi Zheng, Karya Anak Bangsa yang Mampu Tembus Hollywood di Umur 25 Tahun! (Hari ke 15 #30DWC)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *