SenInspirasi : 3 Inspirasi dari Kang Adri tentang Branding Diri

“Nah, ini nih yang saya cari-cari. Yang ngomong di depan ini asli banget. Nggak nyontek plek. Original banget.”

Kira-kira begitulah ungkapan diri ketika melihat Adriano Giovani tampil di atas panggung. Asli banget. Nggak nyontek plek. Ini dia speaker yang saya cari-cari.

Siapa sih beliau? Kok tiba-tiba langsung muji aja. Well, mari kita mulai bercerita.

3 hari kemarin, 11-13 Agustus saya belajar di Speak To Change bersama Akademi Trainer. Salah satu wadah pembelajar terbaik bagi para pembicara di Indonesia. Bela-belain dari Surabaya ke Jakarta demi belajar kan sesuatu banget. Beda lagi misalkan belain jauh-jauh demi jumpa kamu. Nah itu so sweet banget.

Memang tujuan saya belajar di sini bukan asal belajar. Bukan pula karena orderan dari kantor dan si delegasi terpaksa. Kita mungkin akan sering melihat atau bahkan merasakan sendiri,

“Tujuan kantor ngadain training beginian apa sih. Nggak penting buat saya.”

Pernah? Wajah mah kalau pernah.

Well, mari kita renungkan. Kenapa sih kantor mengutus kita dalam sebuah kesempatan belajar? Entah itu training, diklat, dan seterusnya? Berpikirlah lebih dalam. Pasti ada something yang bisa didapat. Jikalau belum bisa dapat, tanyain langsung dengan HR atau bahkan ke boss langsung.

“Boss, tujuan saya ikutan ini apaan sih?

Berani? Coba deh, coba.

Nah kembali lagi. Tujuan saya datang ke kesempatan belajar ini bukan keterpaksaan. Tapi karena saya memang senang dan suka. Dan juga sebagai amunisi tambahan untuk roadshow keliling Indonesia dengan tema kepenulisan, Yang sudah kepikiran jadi topik sih :

  • Mengubah dunia dengan kata, bicara, dan aksara
  • Menemukan Inspirasi dengan rumus 3DI
  • Mengolah Skripsi Menjadi Solusi untuk Negeri
  • Creative Writing for Dumbies / Creative Writing for Dummies
  • Terbitkan Karya Buku Anda agar Akhir Tahun Bermakna

Ada saran topik lagi? Atau bahkan siap jadi team untuk roadshow keliling Indonesia? Jika tertarik untuk buat #IndonesiaLebihBaik dengan karya, silakan hubungi saya langsung via whatsapp 0853-6394-9899

Lanjut lagi ke pertemuan dengan Adrioano Giovani. Kalau beliau orang Sunda, lebih asyik saya manggil dengan Kang Adri aja ya. Biar cerita kita mengalir. Oke?

“Nah ini nih, original banget. Ini dia yang saya cari-cari”

Momen dan pertemuan seperti ini nih yang saya cari-cari. Karena sebagai pekarya yang concern di public speaker, original seolah-olah “nah ini doi banget” adalah satu hal yang penting. Pernah nggak, ketika melihat public speaker perform di atas panggung lalu merasakan :

“Ini kok mirip banget sama pembicara X ya”

“Waaaah, aku pernah lihat yang kayak gini”

“Ih nyontek orang. Nggak asik ah”

Pernah? Saya pernah. Dan itu sesuatu banget. Kalau kata komikus Real Masjid, Tony Trax, dia sering bilang “nganu banget.”

Tapi Kang Adri memberikan warna baru. Dan inilah yang saya cari-cari selama ini. Anak perempuannya. *lah

Bukan-bukan. Saya tahu, anak perempuannya belum cukup umur untuk menikah. Makin ngawur.

Setelah sesi dari Kang Adri, break untuk makan siang. Saya yang terbiasa penasaran dan jadi pembelajar tentang satu hal menarik pun udah komitmen,

“Pokoknya setelah ini saya harus ketemu Kang Adri. Ngomong langsung. Diskusi berisi.”

Dan ya benar. Saya memberanikan diri datang ke rumahnya untuk melihat anak perempuannya. Yaelah, nggak keleus. Serius banget.

Saya memberanikan diri untuk duduk makan siang semeja dengan Kang Adri. Bersama Mas Dias yang sama-sama kelompok 2. Dan inilah 3 Inspirasi yang saya dapatkan dari Kang Adri. Untuk memudahkan, ingat aja OBD. Coba ulangi. O-B-D.

  1. Belajar dari Banyak Orang, Be Original of You

“Kang Adri, saya tadi pas ngeliat Kang Adri nampil asik banget dah. Ini Adri banget. Pas dengan hastag #DariAdri Seolah-olah gitu deh. Nggak nyontek dari orang. Ada yang nempel. Tipsnya gimana tuh Kang?”

Belajar dari banyak orang adalah kata kunci yang saya tangkap.

Analoginya seperti ini. Kita tertarik menjadi trainer atau public speaker. Entah itu terinspirasi dari seseorang atau niat dari dalam diri. Pasti kita belajar dong? Setuju? Cara paling pertama adalah melihat perform public speaker langsung. Baik itu offline ataupun online. Anggap deh terinspirasi karena Merry Riana. Dan kelirunya, kita hanya melihat dari dia tampil terus menerus. Hingga akhirnya, style yang kita bawakan niru plek dengan Merry Riana.

Begini. Nyontek itu nggak masalah. Tapi jadilah pencontek yang kreatif. Kalau kata Austin Kleon, steal like an artist. Caranya gimana? Belajar dari banyak orang, comot, lalu olah menjadi the original of you.

Baca Juga : Jangan Jadi Penulis (Pekarya) Tiruan

Begitu pula dengan penulis. Sebagai Passion Writer yang concern di bidang kepenulisan, saya pun melihat pola yang sama. Misalkan sering baca karya Tere Liye. Tertarik jadi penulis. Dan kelirunya ya sama. Hanya baca karya Tere Liye aja terus-terusan. Dan ketika mencoba nulis, “gen” yang dia punya bukanlah fiksi. Hingga akhirnya muncullah kata sakti,

“Kayaknya aku nggak cocok deh jadi penulis.”

Nah itulah saking pentingnya be original of you. Kenali diri. Kalau nggak cocok dengan fiksi ya ambil genre non fiksi dong. Begono. Bukan soal bakat, tapi jalan yang tepat. Karena itulah saya fokus pada genre non fiksi. Alhasil ada 13 buku yang saya hasilkan hingga kini. Dan challenge yang saya munculkan sebelum usia 24 tahun, tepatnya 5 Desember 2017, harus ada 24 buku yang dihasilkan yang konsepnya bisa diduplikasi kreatif. Doain ya.

“Mas Rezky tertarik jadi trainer”

Pertanyaan Kang Adri ini pun membuat saya merenung. Iya nggak ya.

Perasaan seperti ini terkadang muncul karena melihat role model yang salah. Bagi Anda yang pernah melihat saya tampil di atas panggung, dan juga karena kenal diri, saya bukanlah orang yang heboh layaknya Tung Desem Waringin atau Jamil Azzaini. Itu bukan gue banget.

“Hmmm, gimana ya Kang. Soalnya saya nggak heboh seperti Jamil sih”

“Yaaa nggak mesti heboh. Be original of you aja. Pak Hermawan Kertajaya trainer. Tapi nggak heboh. Saya pun belajar dengan dia.”

Masuk akal sih insight yang Kang Adri sampaikan. Apalagi jika kita memaknai apa itu training. Training adalah melatih. Melatih audience dari tidak bisa menjadi bisa. Bukan hanya sekadar membuat panggung heboh. Buat panggung heboh mah MC juga bisa.

Andy Sukma Lubis deh contohnya. Salah satu Slide Designer terbaik di Indonesia yang saya kenal. Kiprahnya dengan training Melukis Slide dengan Hati dinilai oleh Kang Adri pun tidak heboh. Trainer yang “elegant” dan santai, tapi bukan jaim. So, be original of you.

Nah untuk jadi original of you caranya ada 2. Pertama, kenali diri. Kedua, cari role model. Dan untuk role model di dunia public speaker, saya memilih Rene Suhardono, Yoris Sebastian, Pandji Pragiwaksono, dan Ippho Santosa. Seperti apa penampilan mereka? Kolaborasi dari itu, jadilah Rezky Firmansyah. Nah, kira-kira begitu pemahamannya.

Bagaimana dengan Anda?

  1. Hati-hati, Personal Creative Branding atau Branding Expert?

Inspirasi sekaligus insight ini membuat saya termangut-mangut. Apalagi setelah Kang Adri berucap yang lebih kurang begini.

“Zaman social media sekarang, setiap orang bisa buat branding sendiri. Termasuk expert. Tiba-tiba mengaku Motivator Terbaik no-1 se Indonesia. Tapi ternyata . . . . .”

Sambung sendiri aja ya.

Tapi hal ini benar adanya. Kita bisa lihat seseorang yang bukan siapa-siapa muncul, lalu secara sadar ataupun tidak sadar mengaku expert. Dan pas dibandingkan dengan yang lain, ternyata belum seberapa.

Expert di sini bisa dinilai dari 2 hal. Jam terbang atau akademis. Jam terbang bisa kita lihat dari trainer yang udah berpengalaman. Terlebih lagi trainer in house. Mungkin branding yang dia tampilkan tidak seheboh yang tadi. Tapi teruji dengan jam terbang. Begitu pula dengan akademis. Contoh, jenjang pendidikan yang mendukung terhadap apa yang kita bawakan. Nah itu boleh dikatakan expert.

Terus brandingnya gimana dong kalau pengen rise above the crowd?

Baca Juga : 5 Langkah untuk Rise Above the Crowd (Inspirasi Indrawan Nugroho)

Insight yang saya dapatkan dari Kang Adri, hati-hati dengan branding expert. Cari personal creative branding yang bisa dipertanggungjawabkan.

Saya pun sadar akan hal ini. Karena itulah saya tidak membranding diri sebagai expert di dunia kepenulisan yang best seller. Saya membranding diri sebagai Passion Writer karena kompetensi saya sebagai mentor, public speaker dan kreator. Dan terbukti, konsep 13 buku yang saya tuliskan semuanya bisa diduplikasi secara kreatif. Alasannya untuk menunjang misi menghasillkan lebih banyak penulis sekaligus pekarya yang kreatif, inspiratif, dan kontributif.

  1. Diferensiasi yang Menginspirasi

Diferensiasi itu bukan hanya soal perbedaaan. Tapi juga harus ada nilai tambah. Akan lebih baik lagi jika bisa menginspirasi.

Diferensiasi yang hanya berbeda aja seperti apa? Contoh ada café yang pintu masuknya langsung nembus wc. Berbeda? Iya beda. Tapi ada nilai tambah? Mikir aja deh ya.

Nilai tambah seperti apa? Warunk Upnormal misalkan. Jualannya “hanya” Indomie. Tapi coba perhatikan menunya. Indomie yang seperti apa? Indomie Upnormal, Indomie Sadis Mampus, Indomie Goreng Beneran, hingga Indomie Healthy Green.

Begitu pula dengan public speaker. Harus ada diferensiasi yang menginspirasi. Dan poin itu bisa saya lihat dari Kang Adri. Jujur saja, yang buat saya langsung ngelirik anak perempuan Kang Adri adalah video rap yang dia share di Facebook. Ini trainer apa rapper sih. Begitu kira-kira. Tapi rap yang dia bawakan pun bukan asal rap. Liriknya pun berkaitan dengan dunia yang dia geluti. Training, komunikasi, motivasi, dan juga sales. Benar-benar diferensiasi yang menginspirasi.

Nah gimana dengan Anda? Diferensiasi menginspirasi seperti apa yang ingin dihadirkan? Let’s explore ourself!

Dan sebagai penutup, untuk mengingat dengan mudah 3 Inspirasi dari Kang Adri ingat aja OBD. Original, Branding, dan Diferensiasi. Bukan OBH loh ya. Itu obat batuk.

Silakan temukan, gali lebih dalam, dan bantu mantan teman untuk menemukan. Untuk Indonesia yang lebih baik. Yang dipenuhi dengan insan suksesmulia.

Keep writing, always inspiring!

One thought on “SenInspirasi : 3 Inspirasi dari Kang Adri tentang Branding Diri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *