Untukmu Para Aktivis, Inilah 16 Tips yang Akan Membantumu Untuk Menulis (Part 1)

Beberapa hari yang lalu saya membaca buku dari seorang aktivis. Jujur saja, koleksi bacaan saya bukanlah karya para aktivis. Walaupun ada juga terselip diantaranya. Tapi ada hal menarik yang ingin saya bahas dari momen membaca buku tersebut.

Mari kita samakan pengertian aktivis terlebih dahulu. Menurut KBBI :

aktivis/ak·ti·vis/ n 1 orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya;

Saya cukup aktif berorganisasi, tapi menolak untuk dikatakan aktivis. Saya juga memiliki banyak teman aktivis. Aktivis dakwah, kampus, lingkungan, dan juga aktivis para jomblo. Kebanyakan dari aktivis ini memiki semangat berkontribusi yang patut diapresiasi. Dan kali ini saya ingin berbagi tips menarik untuk para aktivis. Untukmu para aktivis, inilah tips yang akan membantumu dalam menulis.

  1. Miliki Niat yang Baik

Semua hal bermula dari niat. Begitu pula bagi para aktivis. Mendedikasikan diri untuk aktif dalam organisasi dan sosial masyarakat bukanlah keputusan yang mudah. Butuh niat yang baik agar perjalanannya pun baik. Bagi kamu aktivis yang menulis, milikilah niat yang baik dalam menulis. Bukan untuk pujian ataupun kekaguman.

  1. Mulailah dengan Cinta, Lakukan dengan Hati

Tanpa cinta akan sulit suatu hal bisa bertahan lama. Layaknya beribadah. Bayangkan jika seseorang hanya mengharapkan pujian dari manusia lainnya. Dengan pujian, mungkin dia akan bertahan. Tapi tanpa adanya pujian, akan ada masanya seseorang merasa kelelahan.

Mulailah dengan cinta. Aktivitas apapun yang kamu pilih, mulailah dengan cinta. Karena cinta yang benar akan menjadi kekuatan yang besar. Maka jika cinta yang dianggap selama ini belum bisa menjadi kekuatan, maka maknailah kembali, apakah benar itu adalah cinta. Atau hanya mengaku cinta.

Apalagi dalam menulis. Ada suatu hukum sederhana :

“Menulislah dengan hati, maka akan sampai ke hati”

Tanpa adanya niat yang lurus nan baik dan juga cinta tak mungkin rasanya kekuatan dari tulisan bisa terasa kepada para pembaca.  Mulailah menulis dengan hati.

  1. Tingkatkan Perhatian dan Kepekaan Sosial

Bagi aktivis yang dengan banyak alasan mengaku tidak tahu apa yang ditulis, cobalah tingkatkan perhatian dan kepekaan sosial. Bukankah pada dasarnya aktivitas yang dilakukan bermula dari masalah sosial?

Misalkan kasus razia warung, bisa bermula dari hal ini. Apalagi yang terbaru kini. Ya kamu bisa cari sendiri. Dengan memperhatikan lingkungan sosial, lalu mulailah menulis. Singkatnya komentari kabar terkini, dan jangan lupa berikan solusi. Jangan hanya komentari lalu caci maki,

Baca juga : From Complain and Create Something

  1. Integritas Tak Boleh Terlupakan

Ada prinsip hidup yang menarik dari filosofi CerdasMulia. Dari 3 nilai utama, salah satunya adalah ANTUSIAS yang terdiri dari 3 prinsip. Integritas, ikhlas, dan totalitas. Integritas berarti melakukan hal yang benar baik dilihat ataupun tidak. Ikhlas berarti memiliki tujuan dari berbuat yang benar. Totalitas berarti tiada lelah dalam berbuat baik dan kebenaran.

Menulis adalah amanah untuk menyampaikan dengan tulisan. Tanpa adanya integritas, akan sangat mudah amanah informasi kebenaran terselewengkan. Maka menulislah dengan integritas dan idealisme yang sesuai.

  1. Kembangkan Sayap Kontribusi

Menulislah, karena kamu harus mengembangkan sayap untuk menyentuh lebih banyak orang. Bukan hanya dari mereka yang mendengar penyampaian di lapangan, tapi juga mereka yang membaca kabar harian. Bukan hanya bagi mereka yang lebih suka duduk mendengar, tapi juga bagi mereka yang lebih suka membuka lembar. Maka benarlahlah pesan bijak :

“Jika kamu ingin menjadi pemimpin besar,
menulislah seperti wartawan dan bicaralah seperti orator” (Tjokroaminoto)

  1. Menjalin Relasi untuk Solusi

Ada yang menulis, ada yang membaca. Maka sudah sebuah kepastian ketika kamu menulis pasti akan ada yang membaca tulisanmu. Apakah memberikan komentar positif ataupun negatif. Kritik, saran, atau bahkan menambahkan referensi. Dengan begini, kamu akan menambah relasi dari para pembaca. Jalinlah komunikasi dengan mereka, lalu mulailah berdiskusi untuk mencari solusi.

  1. Kecerdasan Emosi dan Verbal Itu Penting

Ada banyak penelitian yang membuktikan bahwa menulis mampu meningkatkan kecerdasan emosional. Mereka yang menulis cenderung bisa mengendalikan dirinya serta mampu menurunkan tingkat stress dan depresi.

Selain itu menulis juga mampu meningkatkan kecerdasan verbal terutama dalam berkata-kata. Dengan terbiasa menulis, kata-kata dari lisan dan tulisanpun akan lebih berwarna, menyentuh, dan juga (seharusnya) santun. Bukankah seorang aktivis harus mampu bersuara menyampaikan apa yang harus disampaikan?

  1. Haruskah Sistematis, Ilimah dan Berpolitik?

Ada sebuah sebuah pemahaman yang ditanamkan kepada aktivis bahwa mereka adalah golongan tertentu dengan kemampuan berpikir yang sistematis, berpikir ilmiah dan komunikasi politik yang mumpuni. Benarkah?

Tak ada salahnya jika para aktivis memimilki kemampuan tersebut. Tapi tentu saja tak bijak rasanya jika hanya menyampitkan makna aktivis bagi mereka dengan kemampuan diatas. Karena masalah akan mulai muncul dalam cara penulisan.

Kamu bisa melihat gaya tulisan para aktivis yang cenderung menggunakan gaya bahasa berat, kaku, dan sulit dicerna bagi masyarakat awam. Padahal tak semua orang bisa memamahi gaya tulisan tersebut. Kamu pun yang ingin mulai menulis pun seharusnya cukup sadar dengan hal ini. Tak perlulah memaksakan gaya tulisan seperti orang lain. Gunakan gaya bahasa sendiri yang mudah dimengerti. Karena setiap penulis memiki suara khas tersendiri. Bercerita dengan gaya sendiri.

Untuk 8 tips lain akan saya share di edisi selanjutnya. Sambil menunggu, kamu melakukan 3 tips berikut :

Selamat menunggu 8 tips selanjutnya ya.

Keep writing, always inspiring!

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing Academy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *