11.48 WIB
“Assalamualaikum kang. Sore ni siap gak kalau ngisi tentang writing. Pembicara sebelumnya membatalkan hadir karena ada tugas mendadak.”
Chat line ketua Moslem Community masuk. Ya nasib pembicara cadangan, kalau ada hambatan ya muncul kedepan. Ya gak masalah sih. Daripada jadi back-up zone. Jadi pasangan cadangan saat doi udah kesepian ditinggal sama mantan*eh.
Kesempatan semacam ini sebenarnya tidak jadi masalah. Apalagi kalau kamu sudah terbiasa. “Ngoceh“ di depan kelas ala stand up comedy-an pun bukan masalah besar. Dan saya semakin yakin, tidak ada ketakutan yang benar-benar nyata. Jika kamu takut berbicara di depan, itu hanya ketakutan yang tidak nyata. Hanya butuh latihan saja. Percayalah. Ya tentu latihan biasa tidak akan menjadikan kamu pembicara hebat. Termasuk saya sekarang. Daripada dibilang sebagai trainer, saya lebih pas dikatakan “mengoceh berisi” di depan kelas.
Sekitar 30 menitan saya habiskan untuk berbicara materi andalan. Bagaimana move on dari mantan. Eh bukan. Maksudnya, bagaimana move on dari alasan tidak bisa menulis. Materi yang sederhana sebenarnya. Tapi benar-benar berisi. Seperti menjawab alasan tidak bisa menulis, tulisan jelek, tidak ada bakat, tidak ada waktu dan berbagai alasan yang hanya menjadi pembenaran, bukan kebenaran. Dan jawabannya sudah terpecahkan.
Daripada membahas tentang itu, saya lebih senang disaat membahas tentang creative program yang disinergikan antara Passion Writing Academy dengan Moslem Community Universitas Ciputra. Beberapa programnya adalah :
- Tausiyah Rutin di Grup
Bagaimana seorang Muslim mampu menulis dan merangkum sebuah tulisan untuk disampaikan di grup. Ini bertujuan untuk menjadi jalan hidayah dan kontribusi seorang Muslim. Karena jika tidak bergerak, bagaimana mungkin hidayah itu datang. Karena sesungguhnya hidayah itu dicari bukan dinanti
- Intisari Khutbah Jumat
Ide ini awalnya saya dapat dari rektor kampus. Beliau memberikan tips, ketika ada seseorang yang berbicara di depan umum, cobalah ambil apa golden pointnya. Nah begitu pula program ini. Bagaimana caranya ketika sholat Jumat, sebagai jamaah kita mendengar dan mengambil makna apa yang disampaikan oleh khatib. Bukan malah mengambil kesempatan untuk tidur siang. Tulisan tentang ini juga sudah saya tulis di hari ke 10 #DWC dengan judul “Sakinah Setelah Perjuangan”
- Tips Creative Muslim
Tulisan mingguan yang ditempel di mushola kampus. Bagaimana berpikir dan hidup kreatif dalam setiap kehidupan dari segi islami. Seperti : Memanfaatkan Waktu Ketika Macet, Kebaikan Kecil Setiap Hari, One Day One Hadist dan sebagainya. Ya karena kreatif itu harga mati. Pasrah menjadi “sampah” atau berubah menjadi berkah?
- Buku MCUC
Nah ini adalah konsep Daiwriting yang sudah saya lakukan bersama BKIM FE Universitas Riau. Alhamdulillah mereka sudah meluncurkan buku yang berjudul “Aku dan Perubahan”. Dengan konsep ini, komunitas muslim di kampus mampu menulis sebuah buku dengan tema keislaman yang ditulis oleh anggotanya. Hal ini bertujuan untuk merangkum kekeluargaan dalam sebuah tulisan. Dan termasuk jalan kecil untuk mulai berdakwah melalui tulisan
Ya sebenarnya ada banyak solusi dan harapan yang bisa kita tebarkan jika bersama. Karena berkontribusi sendiri itu memberatkan. Kenapa kita tidak berkolaborasi saja?
Ohya, jika ide diatas menurutmu bermanfaaat, silahkan diterapkan saja ya. Sinergikan ide kebaikanmu dengan berbagai komunitas kebaikan. Kemudia, di akhir sesi, saya memberikan sebuah closing statement :
“Karena UKM MCUC bukan hanya sebatas pertemanan. Melainkan saudara yang menjaga dan meningkatkan keimanan. Aku butuh kamu untuk menjadi kita. Kita yang akan mencetak sejarah sebagai UKM PERTAMA yang mampu menulis buku”
Yaap, ini adalah project besar yang akan menjadi inspirasi bagi banyak komunitas kebaikan, khususnya Surabaya. Ya, siap siap tunggu karya saya selanjutnya ya.
Sebenarnya saya ingin menjawab celetukan dari teman di grup. Dia bilang saya udah nulis banyak buku. Tapi ada 1 buku yang tidak bisa ditulis, buku nikah. Sebenarnya sih bukan tidak bisa, tapi belum bisa. Ya bagaimana bisa menulis buku nikah, jika “dia” belum bersua. Nah kamu yang udah foto berpasangan, kapan nulis buku nikah? 😛
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri