Productive Chatting, Mengoptimalkan Grup Online sebagai Solusi Baper, Kick dan Leave Grup

Tadi malam di salah satu grup line, terjadi kerusuhan.  Bukan productive chatting. Ada yang saling bully-ing, di kick dari grup, dan juga ada yang baper lalu leave dari grup.  Memang hidup butuh lebih banyak bercanda.

Tidak sekali dua kali kejadian ini terjadi. Saya pun menganggap itu adalah hal biasa. Tapi saya terpikir kembali dengan apa yang pernah saya dan beberapa komunitas lakukan sebelumnya. Yaitu bagaimana caranya mengoptimalkan sebuah grup menjadi lebih produktif dengan bahasan yang memberikan pelajaran. Dan ini menarik untuk diduplikasi oleh banyak grup online.

People with speech bubbles
Productive Chatting, Mengoptimalkan Grup Online

Di Young Trainer Academy, kami pernah mengadakan Life Story, kegiatan saling berbagi oleh setiap alumni tentang pengalaman yang inspiratif. Dan itu semua bergiliran setiap orangnya. Di Youthcare pun juga pernah dengan nama (seingat saya) Kelas Online. Jadi setiap pekannya akan ada pembicara visual yang memberikan teknik, tips, strategi tentang skill tertentu. Saya sempat mengisi dengan materi menulis pastinya. Bahkan Youthcare sebagai salah satu organisasi kepemudaan terbaik di ASEAN, dalam upaya mengikat anggotanya mengadakan training gabungan online dan offline setiap pekannya. Sungguh upaya kaderisasi yang kreatif. Jika kamu ingin tahu lebih banyak, silahkan ikuti Supercamp tanggal Januari 2016

Saya lihat ide ini belum banyak diduplikasi oleh grup online lainnya. Padahal ini ide kreatif dan produktif untuk mengoptimalkan sebuah grup. Meminimalisir baper, kick dan leave grup. Tidak mudah memang karena kita butuh melawan arus kebiasaan. Karena upaya “menghidupkan” grup ini pernah saya lakukan di 2 grup teraktif saya di line yang membuahkan hasil “rezkyfirmansyah.com ngomongin passion”. Melihat keberhasilan itu, saya semakin yakin ide ini bisa terduplikasi menjadi inspirasi untuk negeri.

Lalu muncul pertanyaan, mau bahas apa?

Apapun bisa. Bisa pengalaman, pembelajaran, inspirasi dan nasehat.

Caranya gimana?

Setiap hari atau setiap pekan, buat giliran masing-masing penghuni grup untuk berbagi. Berbagi something yang bermakna dengan durasi sekitar 30-45 menit. Lalu sisanya dihabiskan untuk sesi tanya jawab. Selama sesi sharing, tidak diperkenankan penghuni grup lainnya untuk komentar, send emot ataupun sticker. Cukup diam, baca, dan maknai. Kalau ada pertanyaan ditahan dulu. Sesederhana itu.

Mengapa ide ini harus dilakukan?

  • Kita harus percaya bahwa setiap orang punya pengalaman yg sebenarnya bisa bermanfaat bagi orang lain. Hanya saja dia diam. Atau bahkan ada pembelajaran di mata kuliah yg sebenarnya bermanfaat, tapi dia pendam. Nah, nanti dibagikan dengan cara yg sederhana dan “membumikan konsep”. Karena tiap pelajaran pasti ada “irisan” dengan pelajaran lain
  • Kita bisa membuat grup lebih produktif. Bukan hanya saling bully-ing atau ngode satu sama lain
  • Keep in touch walaupun berjauhan
  • Hubungan yang sudah lama terjalin bisa saling menguatkan, bukan merenggangkan. Kalau katanya Kerispatih, “dirimu dihatiku tak lekang oleh waktu”. Cieee baper
  • Membudayakan Sharing, Caring, dan Writing (Productive Chatting)
  • Di usia 20an, udah saatnya kita naik kelas dan berkontribusi. Sekecil Apapun itu. Sehinga productive chatting dari kelas online ini bisa menjadi cikal bakal gagasan yang akan diterapkan untuk berkontribusi nyata di lapangan.

Ya itu tadi ide tentang gambaran singkat kelas online dan productive chatting. Jika ada yang mau ditambahkan silahkan komentar di kolom bawah atau langsung chat WA di 085363949899. Mari kita sempurnakan bersama.

“Aku butuh kamu untuk menjadi kita. Kita yang saling peduli dan memberi solusi”

 

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing Academy
Penulis Buku Tersebar di 5 Benua

 

0 thoughts on “Productive Chatting, Mengoptimalkan Grup Online sebagai Solusi Baper, Kick dan Leave Grup

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *