Kenapa Masih Sulit Memaafkan?

IMG_20150825_210500

Kecewa, sedih, dan terluka. Sedikit kisah duka dari banyaknya hal indah yang bisa kita nikmati di dunia. Bukan tanpa maksud hal tersebut ada. Allah memberikan itu agar kita bisa melihat lebih dalam apa yang belum terlihat. Bukankah dengan adanya malam, siang menjadi indah? Begitu pula rasa bahagia itu terasa indah karena kita pernah merasa duka.

Siapa yang tidak pernah kecewa? Aku yakin semua dari kita pernah merasakan hal yang sama. Walaupun kisah yang membuat aku dan kamu kecewa berbeda. Ada yang kecewa karena nilai tidak sesuai harapan. Ada yang kecewa karena seringkali diberikan janji palsu. Ada yang kecewa karena memutuskan hubungan di tengah jalan. Lantas bagaimana kita menghadapi rasa kecewa?

Kecewa seringkali berujung ke perasaan sulit untuk memaafkan. Wajar memang, karena memaafkan itu sulit. Tapi sulit bukan berarti tidak bisa kan? Tidak perlu lah lebay untuk berkata, “Aku tidak akan pernah memaafkanmu”. Padahal sungguh, dengan adanya orang yang mengecewakan diri ini, disitulah cara indah Allah dalam mengajarkan hamba-Nya. Percayalah, hamba yang kuat akan diberikan tantangan yang hebat. Termasuk dalam hal memaafkan.

Banyak sekali orang yang sulit kita maafkan dan berbagai alasan menjadi pembenaran. Misalkan saja karena dia sudah berulang kali melakukan. Atau karena hati yang mudah kali rapuh untuk dikecewakan. Atau bahkan kesalahan kita yang terlalu berlebih berharap kepada manusia. Lantas, apakah layak bagi kita untuk kecewa? Padahal seharusnya hanya kepada Allah-lah kita berharap.

Sungguh begitu indah cara Allah memberikan pelajaran bagi hamba-Nya. Memberikan pengingat kepada hambanya yang seringkali lupa. Orang-orang yang hadir dihidup ini dan membuat hati seringkali kecewa adalah guru baru bagi diri ini. Guru baru yang mengajarkan pelajaran baru. Guru baru yang mengajarkan untuk berlapang dada dalam memaafkan. Coba saja bayangkan jika diri ini tidak pernah kecewa. Jika apa yang kita harapkan selalu menjadi kenyataan. Sangat mungkin bagi diri ini untuk lupa mengingat dan bersyukur kepada Dia yang Maha Pemberi.

“Ketika Allah memberikan sesuatu kepadamu, kamu anggap Allah mendukungmu. Dan ketika Allah mengambil sesuatu darimu, kamu anggap Allah membencimu”

Allah selalu memberikan yang terbaik pada hamba-Nya. Hanya saja seringkali diri ini lupa bahwa kepastian Allah memberikan yang terbaik adalah sesuatu yang tidak perlu diragukan lagi.

“. . .  boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (QS Al-Baqarah : 216)

Layaknya hadiah indah yang terbungkus dengan buruk rupa. Begitu pula terkadang Allah memberikan hadiah kepada hamba-Nya. Kita belum membuka apa isinya tetapi sudah terlanjur kecewa. Begitu pula dengan rasa kecewa yang seringkali ada. Rasa enggan memaafkan manusia lainnya. Padahal disanalah kita akan mendapatkan hadiah indah dari Allah. Ilmu baru, kepuasan batin, dan percepatan kehidupan.

Orang-orang yang mengecewakan adalah cara indah Allah untuk mengingatkan kita bahwa hanya kepada-Nya lah kita berharap. Dan juga cara Allah melatih hati untuk mudah dalam memaafkan.

Wahai sahabat, masihkan engkau enggan memaafkan?

Jika sulit bagimu memaafkan, ingatlah betapa mudahnya Allah memaafkan. Jika masih sulit memaafkan, ingatlah betapa engkau ingin agar Allah mudah memaafkan (Akmal Sjafril)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *