Bingung Mau Nulis Apa? Cobalah Menjadi Contentwriter dengan 13 Tips Berikut!

“Contentwriter apaan sih?”

Istilah contentwriter di dunia kepenulisan semakin naik ke permukaan. Walaupun tidak semua orang mengenal istilah ini. Tapi bagi mereka penikmat karya penulisan pasti sudah mengenal ini. Saya pribadi pun baru ngeh dengan istilah contenwriter hari Minggu kemarin. Ketika #SundaySharing di Loop Station, cangkrukan bersama para blogger detik.

Contentwriter secara sederhana adalah penulis yang menjadi pengisi content dari suatu media tertentu. Bisa jadi di portal online, website, ataupun berbagai media cetak. Gampangnya gini deh. Coba buka idntimes, ziliun, mojok dan berbagai web sejenis. Coba lihat di bagian bawah atau atas artikel. Ada nama penulis kan? Nah itulah contentwriter.

Menarik memang. Karena bagi kamu yang lebih suka menulis bebas bukan di blog pribadi, cara ini bisa menjadi pemacu semangat untuk menulis dan berkarya. Pun bagi kamu yang sudah punya blog dan ingin melebarkan sayap juga bisa menulis disana. Tentu ada ketentuan yang berlaku. Cek saja di web yang kamu inginkan jika ingin menjadi kontributor.

Nah di #SundaySharing kemarin, ada 2 pembicara keceh dan saya belajar banyak dari mereka. Shelly Febriana dan Riffat Faizah Akhsan. Dari hasil pengolahan akhirnya saya mendapatkan 13 tips menjadi contentwriter. Cekidot!

1. Pelajari Banyak Gaya Penulisan

Bagi kamu yang baru memasuki dunia contenwriter, ini adalah hal paling utama yang penting kamu pelajari. Karena setiap portal online memiliki gaya penulisan masing-masing. Misalkan mojok dengan hipwee. Di mojok, gaya penulisan contentwriter lebih ke kritik sosial sedangkan hipwee lebih santai dan khas anak muda. Kamu tinggal memilih mana gaya bahasa yang cocok. Yang gue banget gitu loh.

2. Jangan Asal Memilih Tema

Metode freewriting tidak sepenuhnya bisa berlaku sebagai contentwriter. Terutama untuk tema. Lihat kembali portal online yang ingin kamu tulis. Tema apa yang sesuai dengan para pembaca disana. Gak mungkin kan kamu menulis tips memilih pasangan idaman di majalah trubus. Efek terlalu sendiri sih.

3. Perluas Cara Pandang

Contentwriter butuh cara pandang yang luas. Memiliki banyak wawasan dengan tema terkait dan juga cara pembawaan yang tidak kaku. Misalkan saja dengan menggunakan Point Of View sebagai orang pertama ataupun ketiga.

4. Haram Hukumnya Langsung Mengedit Tulisan

Untuk menuangkan kata dalam tulisan barulah metode freewriting berlaku. Bebaskan cara penulisan dan data yang ingin kamu masukkan. Setelah dirasa selesai semuanya, barulah edit. Karena jika kamu mengedit tulisan sebelum seleasi hasilnya akan menjadi : nulis > kok gak bagus sih > edit ah > tulis lagi > kok masih gak bagus ya > edit lagi > duh buntu > udah ah malas. Karena itulah haram hukumnya langsung mengedit tulisan.

5. Googling Data

Bagi contentwriter, data yang didapatkan dari imajinasi sendiri tidak akan cukup. Coba googling data lebih banyak untuk menambah referensi sehingga pembaca mendapatkan sesuatu yang fresh.

6. Be Original! 

Berkaitan dengan googling data. Bagi contenwriter “kejar tayang” hal ini seringkali terlupakan. Main copas dari situs tertentu tanpa mengedit terlebih dahulu. Yang lebih parahnya, contentwriter “kejar tayang” ini pun tidak mencantumkan sumber tulisan tersebut. Nah ini jangan sekali-kali terjadi. Hargailah penulis sebelumnya dengan menghindari copas data. Coba kemas kembali dengan gaya bahasa kamu sendiri dari berbagai sumber. Be original!

7. Pelajari Lelucon Kekinian

Contentwriter juga manusia. Tidak bisa selalu serius dengan kata-kata yang kaku. Terutama di portal online anak muda. Cobalah pelajari lelucon kekinian. Lalu masukkan lelucon tersebut sebagai penyegar tulisan. Apa sih yang lagi hits?

8. Dapat Komisi?

Jangan anggap sebelah mata loh pekerjaan contentweriter. Di media tertentu kamu akan dibayar mahal. Apalagi jika penulisanmu original. Bahkan angka yang diterima bisa mencapai jutaan. Itu jika benar-benar original ya. Tapi sebagai contenwriter “kejar tayang”, angka yang kamu dapat juga sesuai lah ya.

9. Longlast vs Hits

Cukup penting untuk mengamati jenis tulisan yang kamu pilih. Apakah sifatnya longlast, bisa dibaca kapanpun. Atau hanya hits sesaat,  jika ada momen tertentu. Misalkan artikel longlast > Tips Untuk Move On. Sedangkan artikel hits > 13 Fenomena Menarik Pernikahan ala Mahasiswa. Untuk tulisan ini, sebenarnya berada di tengah-tengah. Saya menggolongkan hits karena dituliskan ketika teman saya yang semester 7 menikah. Mungkin contoh yang lebih tepat seperti Bom Sarinah atau Perbedaan Rambu Parkir dan Berhenti.

10. Jadilah Storyteller

Gaya story telling juga dibutuhkan sebagai contenwriter. Menjadi pencerita sehingga pembaca bisa terbawa dengan tulisan yang kamu sampaikan. Kamu bisa baca tipsnya di tulisan Yuk Bareng-Bareng Belajar Story Telling

11. Riset Market

Contentwriter yang pasarnya lebih spesifik perlu memperhatikan hal ini. Memang setiap portal online memiliki pasar tersendiri. Seperti craftincraft.com Disini kamu akan mendapatkan artikel mengenai produk kerajinan dan kreativitas. Nah contenwriter yang bertugas disini membutuhkan riset market di berbagai tempat. Misalkan saja di grup whatsapp, grup fb, ataupun komunitas pengrajin. Sebenarnya kamu tidak butuh menjadi penghuni yang eksis. Cukup menjadi silent reader dan lihat apa yang mereka butuhkan. Gali, cari, dan tulislah apa yang mereka butuhkan.

12. Value vs Difficult

Value berarti nilai dari tulisan tersebut. Sedangkan difficult adalah kesulitan dari tulisan tersebut. Saya hanya membantu menterjemahkan jika kamu bingung artinya apa. Tapi yang lebih penting, 2 hal ini butuh diperhatikan dalam menulis sebagai contentwriter. Apakah hanya menulis yang ringan dan baca selintas saja ataupun tulisan yang “bergizi”. Salah satu tulisan yang memiliki value tinggi adalah ziliun. Bahkan pencetus dari ziliun pernah mengatakan :

“Memang pembaca kami lebih sedikit. Tapi pembaca yang sedikit itu menghabiskan waktu lebih banyak di ziliun. Karena apa yang kami sampaikan adalah sesuatu yang berisi dan membuat pembaca berpikir.”

13. EYD Gak Penting?

Saya selalu menyarakan bagi penulis pemula untuk tidak terlalu memikirkan EYD. Karena terlalu memusingkan EYD hanya akan membuatmu berpikir berulang-ulang untuk menjadi penulis. Sudah tulis sajalah. Tapi bagi contentwriter hal ini sangat penting. Karena ada kecenderungan degradasi bahasa yang dialami oleh banyak penulis. Misalkan saja hal sederhana : Di tulis seharusnya ditulis ; dipagi hari seharusnya di pagi hari, setan seharusnya mantan. Nah kan!

Oke, jadi itu tadi 13 tips yang bisa kamu lakukan sebagai contentwriter. Hal yang menarik bagi kamu untuk naik kelas. Dari penulis sesuka-suka menjadi penulis yang berbagi makna. Ada banyak kok portal online yang menerima jasa contentwriter. Googling aja deh coba. Itu aja kok repot 😀

 

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Penulis Buku Tersebar di 5 Benua
Founder Passion Writing Academy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *