“Arif kemana?”
“Mau sholat magrib bentar”
Saat itu azan sudah berkumandang dan langit sedikit gerimis. Tapi tak masalah. Bagi Arif cuaca seperti itu bukanlah masalah untuk menghadiri panggilan Allah.
Arif datang saat masih di rakaat pertama di mushola dekat rumahnya. Bersyukur tidak masbuk. Kebiasaan yang belakangan ini dilakukan. Entah sengaja atau tidak. Langit masih gerimis hingga sholat usai. Tapi perlahan gerimis semakin menjadi-jadi. Bukan gerimis lagi, sudah hujan cukup lebat. Dan hujan masih berlangsung hingga semua jemaah sholat pulang ke rumah masing-masing. Bapak-bapak memang membawa payung. Sedangkan Arif, maklum anak kos, payung tidak punya. Akhirnya dia tetap menunggu di mushola hingga hujan reda.
“Jika tidak disibukkan dengan kegiatan bermanfaat, engkau pasti akan disibukkan dengan kegiatan yang melalaikan”
Arif masih ingat dengan nasehat yang dia dapatkan belakangan ini. Perlahan mulai ia terapkan dalam kehidupan. Dia pun berpikir,
“Apa yang harus aku lakukan? Menunggu atau menembus hujan? Jika menembus hujan di kamar kemungkinan aku akan main gadget. Menunggu mau ngapain?”
Pertanyaan seperti ini sering kita hadapi dengan kasus yang berbeda. Diam atau bergerak tapi tanpa tujuan? Tapi tentu saja kita masih punya pilihan bijak kan? Bergerak sambil menemukan tujuan.
Arif teringat dia belum menyelesaikan ODOJ hari ini. Sehingga kesempatan terjebak hujan ini dia gunakan untuk membuka lembaran Al-Quran dan mengejar ketertinggalan. Ajaib. Selesai dia membaca Al-Quran, hujan pun berhenti. Sembari menutup Al-Quran dia berdoa dan kembali pulang.
***
Kisah diatas adalah cerminan kehidupan kita sehari-hari. Sederhana memang, tapi penuh makna. Banyak cara Allah mencintai hamba-Nya. Banyak cara Allah untuk mengingatkan hamba-Nya untuk mendekati-Nya. Banyak cara indah Allah untuk menegur hamba-Nya agar tidak terlalu jauh terjebak dalam kelalaian. Pertanyaannya sekarang, apakah kita cukup peka untuk memakainya?
Ada peluang untuk beramal. Apakah kita diam atau segera melakukannya?
Ada foto di social media mengingatkan tentang ancaman mengabaikan berhijab dengan sempurna. Apakah kita tersinggung atau menerimanya?
Ada musibah yang terjadi pada diri kita. Apakah kita berkeluh kesah atau mengambil hikmah?
“Hidup itu sederhana. Maknai setiap kejadian untuk lebih dekat kepada Allah”
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Penulis Buku Tersebar di 5 Benua
Founder Passion Writing Academy