“Cewek grup sebelah lebih cantik ya”
Teman perempuan satu organisasi nyeletuk saat kami mau pulang dari makan pecel bareng. Tentunya kami bukan hanya berdua. Ada banyak teman lainnya yang juga kebetulan pergi bersama. Eh tak disangka ternyata grup sebelah juga datang.
Mendengar celetukan tadi, saya tak mungkin menambah kobaran api cemburu dengan jawaban,
“Iya mereka lebih cantik”.
Ataupun dengan gombalan,
“Nggak kok, kamu lebih cantik dari dia”.
Tak ada terpikirkan seperti itu. Tapi ada balasan yang walaupun bukan gombalan, tapi bisa membuat hati dan perasaan melting.
“Apapun itu, tapi aku lebih bangga dengan kalian”
Saya mungkin bisa memberikan alasan indah lainnya seperti,
“Seindah-indahnya kecantikan fisik, jauh lebih penting inner beauty yang perempuan muliki”
Sengaja bukan kalimat itu yang saya pikirkan. Karena saya percaya, dengan umur kami yang segini, pemikiran kami sudah cukup dewasa untuk memahami hal itu. Jangan sampai sibuk mengurus outer beauty tapi inner beauty malah di bawah standar.
Jawaban aku lebih bangga dengan kalian tentunya bukan tanpa alasan dimunculkan. Alasan ini penuh akan makna jika mau berpikir lebih dalam. Aku bangga memiliki kalian berarti berbicara tentang kita. Aku, kamu, dan kita. Karena dengan tujuan, kita tahu akan pergi kemana. Karena dengan perbedaan, kita belajar untuk bersatu dalam persamaan. Karena kita ditakdirkan bukan untuk menjadi satu, melainkan untuk bersatu. Bersatu dalam tujuan. Sedangkan mereka yang cantik, apakah sudah bersatu dalam tujuan? Atau hanya bersatu dalam persaingan siapa yang lebih cantik dan menawan? Karena itulah aku bangga memiliki kalian. Kita bersatu dalam visi dan tujuan. Walaupun mungkin pertemuan kita hanya sementara. Karena yang sementara bukan berarti tanpa makna bukan?
Di dalam mobil, seorang teman tadi pun kembali bertanya,
“Kenapa kamu bangga dengan kami?”
“Karena aku butuh kamu untuk menjadi kita. Kita yang saling peduli dan tumbuh bersama untuk UC dan Indonesia lebih baik”
*CATOR adalah tulisan tentang Catatan Organisasi mengenai pengalaman dan pembelajaran saya sebagai pemimpi(n) di Student Representative Board Universitas Ciputra. Kebiasaan ini bisa kamu mulai untuk menjalani hidup yang bermakna, bertumbuh, dan berdampak di organisasi.
Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy