Berikut adalah review dari tabligh akbar “Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku”. Lokasi di Masjid Jogokariyan, Jogjakarta. 12 Desember 2016. Pesan hikmah berikut saya tulis kembali dan kembangkan dengan bahasa lebih sederhana. Semoga bermanfaat dan dapat diambil hikmah.
Felix Siauw
Tema Kunci : Ukhwah
- Bukan tentang membenarkan ataupun menyalahkan. Tapi tentang ketegasan dalam bersikap. Tidak ada yang abu-abu. Karena abu-abu perlahan pasti akan menjadi hitam. Termasuk dalam memilih pemimpin dan Aksi Bela Islam. Tegaslah dalam bersikap, putih atau hitam. Ingat, bukan tentang menyalahkan atau membenarkan. Tapi ketegasan dalam bersikap. Ini tentang akidah.
- Seringkali kita belajar Islam tentang what dan Hal ini adalah urusan fiqih. Jika kita berfokus pada hal ini, maka kita rentan berpecah. Contoh celana cinkrang, jenggot, qunut dan masih banyak lainnya. Padahal semuanya ada pendapat masing-masing. Ada baiknya kita berfokus pada why. Hal ini adalah urusan akidah. Karena inilah yang membuat kita bersatu dan menjadi umat yang satu. Tuhannya sama, imannya sama.
- Pada dasarnya kita adalah umat yang SATU, bukan umat yang BERSATU. Karena ada pendapat bahwa kesan BERSATU adalah awalnya terpecah, lalu menjadi SATU. Sedangkan kesan SATU adalah awalnya memang satu. Satu Tuhannya. Walaupun ada perbedaan kesan dan pendapat, semoga kita tetap menjadi satu dalam keberagaman.
- Kalau dakwah bukan karena Allah, maka kita mudah lelah. Belajarlah ikhlas hanya untuk Allah. Jangan katakan lelah, tapi katakan Lillah.
Derry Sulaiman
Tema Kunci : Dakwah
- Kita disini bukan berjumpa, tapi dijumpakan oleh Allah. Libatkanlah Allah dalam setiap kejadian.
- Jalan seorang muslim adalah jalan mengenal Allah, mengenal nabi. Maka tempuhlah jalan itu dengan berbagai cara dan pemaknaan setiap saat.
- Hanya Allah yang membahagiakan, selain Allah hanya dibahagiakan.
- Kita seringkali bertuhan secara tidak sadar kepada Allah. Contohnya ketika sholat, apa yang kita ingat? Allah, harta, kuasa?
- Takut pada makhluk, seperti hantu, maka kita akan lari menjauh. Tapi kalau takut pada Allah, seharusnya kita lari mendekat.
- Sampaikanlah dakwah dengan hikmah. Contoh, musik itu haram. Jauh lebih baik jika menyampaikan, main musik boleh tapi sholat jangan tinggal. Ada prosesnya. Menyampaikan musik haram pada orang yang belum sholat sama dengan menyampaikan nikmatnya pernikahan pada anak kecil. Tidak tepat sasaran.
- Setelah saya hijrah, visi saya berubah. Pertanyaannya, sudahkah kita punya visi? Karena visi mampu merubah jalan hidup. Visi berubah, jalan hidup berubah.
- Saya pun tersadar bahwa saya sudah meninggalkan kaum saya, Kaum pemusik. Padahal di sanalah ladang dakwah saya. Saya kembali untuk mengajak kebaikan dan memperbaiki. Bukan untuk mengulang kembali.
- Dakwah itu mengajak, bukan mengajar. Sesederhana itu. Ajak mereka pada ulama. Sama halnya seperti tukang ojek yang ibunya sakit. Dia tidak akan bisa mengobati ibunya. Hanya Allah. Peranta jalannya adalah membawanya ke dokter. Dokter itu perumpaan ulama. Tukang ojek adalah kita.
- Dakwah itu seperti lampu untuk diri sendiri. Menyinari diri ini. Dan ketika orang berjalan pada kita, sinarilah mereka dengan lampu yang kita miliki. Dakwah itu adalah untuk kita. Bagaimana caranya kita lebih dekat pada Allah. Orang lainnya hanyalah sarana. Kita adalah sasaran utama.
- Dakwah bukan profesi, melainkan visi. Apapun profesinya tetaplah berdakwah.
- Untuk menjaga konsistensi iman dan ibadah, maka carilah partner agar bisa saling menguatkan. Seperti halnya Musa ada partnernya Harun. Seperti halnya Rasulullah SAW ada Abu Bakar RA.
- Ucapkan dalam diri “Sebaik-baiknya saya, lebih baik orang lain. Seburuk-buruknya orang lain, lebih buruk diri saya. “ Jangan pernah merasa cukup dengan baik. Teruslah berbuat baik. Tetap rendah hati.
- Tanyakan pada diri sendiri “Ya Allah, saya ingin masuk surga tapi nggak bisa baca Quran, nggak paham agama”. Jikalau sudah ada niat dan doa yang sungguh, percayalah Allah akan berikan jalan.
- Mengidupkan sunnah akan membuat orang lain takut. Karena sekarang sunnah sudah mati. Sama sepertinya orang yang mati bangkit kembali. Takut kan? Tapi itulah yang seharusnya dilakukan. Walaupun tak bisa mengamalkan 100% hidup dengan sunnah, hidupilah semampunya.
- Caranya melatih ikhlas. Dipuji tidak senang hati, dibully tidak sakit hati.
Baca Juga :
Ikhlas itu Susah? Mulailah dari 7 Hal Kecil Ini
Keikhlasan Tanpa Disadari, Pelajaran Indah dari Seorang Ayah
Salim A. Fillah
Tema kunci : Kontribusi dalam Dakwah
- Kita berdoa untuk hidup di jalan yang lurus. Tapi ingat, jalan yang lurus bukan jalan yang mulus.
- Jangan abaikan kontribusi dalam dakwah. Sebandel apapun kita. Seperti mereka yang biasanya suka ngebut-ngebutan di jalanan. Ambillah peran menjadi seksi transportasi. Menjemput ustad yang biasanya telat misalkan. Selalu ada kesempatan bagi kita.
- Pernahkah ketika berdakwah terpikirkan dalam diri “memang mereka tidak mau didakwahi”. Jika pernah, hati-hati. Bisa jadi nasib kita akan dimakan ikan paus seperti halnya Yunus dikembalikan lagi ke kaumnya. Teruslah berdakwah. Jangan menyerah.
- Jangan banyak memperkenalkan diri kita. Perbanyaklah memperkenalkan Rasululullah melalui hidup kita.
- Bersyukurlah ketika keburukan dengan jelas terlihat. Seperti halnya komunis yang makin terlihat. Karena Allah menampakkan keburukan agar orang baik merasa tidak aman dengan kebaikannya dan terus menerus memperbesar kebaikan untuk melawan keburukan. Anda lebih memilih mana, mereka bergerak dalam diam dan pasti atau bergerak terlihat dan akhirnya kita sadar dan melawan?
***
Catatan menarik dalam Tabligh Akbar “Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku” adalah perbedaaan latar belakang 3 narasumber. Mereka dari kelompok dakwah yang berbeda. Sehingga di penutupan seorang narasumber menyampaikan,
“Surga itu bukan untuk HTI, Tabligh, atapun Tarbiyah. Tapi untuk siapapun yang bertauhid pada Allah dan diridhoi oleh Allah”.
Tabligh akbar sekaligus launching buku pun usai dan dilanjutkan dengan sholat Zuhur berjamaah. Setelah sholat zuhur saya pun bertanya langsung pada ustad Salim A. Fillah. Memaknai pesan hikmah tentang keikhlasan dalam berdakwah.
“Ustad, bagaimana caranya meyakinkan diri kita pada jalan dakwah yang kita pilih? Harus di jalan kebaikan yang mana? Karena terkadang saya merasa kok jalan dakwah orang lain lebih besar.”
“Jalan yang disukai Allah. Terserah Allah mau meletakkan kita dimana.”
Secara tekstual ini bukan jawaban. Tapi secara kontekstual saya memaknai jawaban ini. Tidak semua pertanyaan bisa dijawab oleh orang lain. Bisa jadi jawaban itu pada diri kita sendiri. Jika bingung, cobalah tanya pada Allah. Curhat pada Allah. Allah akan berikan jawaban dengan penuh hikmah.
Ohya, tentang foto kenapa ada yang dilingkari. Foto tersebut adalah pemandangan indah dari tabligh akbar ini. Diberikan penghargaan oleh panitia sebagai teladan dalam menuntut ilmu. Seorang nenek tua duduk di kursi yang datang dari Klaten, Jawa Tengah. Disampaikan oleh panitia bahwa beliau juga pengurus yayasan pendidikan anak islami. Semoga umurmu diridhoi dan diberkahi Allah nek.
Begitu pula untuk orang tua kita yang masih hidup. Doakan mereka. Pun jika sudah mendahalui, tetap doakan mereka. Dan yang terpenting adalah doakan juga diri kita agar memiliki umur yang berkah, memberikan karya yang bermanfaat, untuk umat dan Indonesia lebih baik. Aamiin.
Sesi tabligh akbar usai. Sebagai catatan, tabligh akbar ini adalah rangkaian dari perayaan 50 tahun Masjid Jogokariyan. Salah satu manajemen masjid terbaik di Indonesia. Sebagai catatan, buku yang sekaligus di-launching hari ini, Bersamamu di Jalan Dakwah Berliku adalah bentuk jalan kebaikan untuk saudara kita di Bumi Syam yang sekarang mengalami musim dingin. Karena semua royalti akan didonasikan melalu Sahabat Al-Aqsha. Jika Anda ingin turut menjadi jalan kebaikan sebagai bukti persaudaraan Islam dan rahmat semesta alam, silahkan donasikan harta terbaik Anda ke:
Donasi Palestina:
Bank Syariah Mandiri
No. Rek 77 44 12345 8
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan
BNI Syariah
No. Rek 77 44 12345 9
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan (Palestina)
Donasi Suriah:
Bank Syariah Mandiri
No. Rek 77 55 12345 7
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan
BNI Syariah
No. Rek 77 55 12345 6
an. Sahabat Al Aqsha Yayasan (Suriah)
“Tentang ukhwah, dakwah, dan kontribusi dalam dakwah. Karena kita adalah umat yang satu dalam ukhwah yang satu. Bersatu dalam menyampaikan dakwah untuk mencapai Indonesia berdaya dan Islam rahmat semesta alam.”
Rezky Firmansyah
Passion Writer
Founder Passion Writing Academy