Bagaimana mungkin penulis bisa disamakan dengan kopi? Mungkin kamu akan terkejut dan menolak ini. Tapi bagi seorang pembelajar sejati, ada hal yang mampu dilihatnya walaupun orang lain tidak melihat. Seorang penulis memiliki sikap pembelajar sejati. Bisa kan bayangkan indahnya jika masa depanmu dengan penulis*eh. Oke lanjut, inilah 7 persamaan antara kopi dan penulis
- Kopi dan Tulisan yang Nikmat Butuh Waktu
Pernah minum kopi? Nikmat? Tentu saja. Tapi coba saja kamu minum kopi yang belum diproses sama sekali. Belum diroasting dengan proses yang butuh waktu. Biji kopi langsung digigit. Rasanya apa? Huek!
Ya begitu juga penulis. Tidak ada yang namanya proses instan. Pertama kali bisa saja tulisanmu garing, membosankan dan tidak ada isinya. Tapi seiring menikmati proses untuk terus latihan, tulisan kamu pasti akan nikmat dibaca.
- Kopi dan Tulisan Mempunyai Banyak Jenis
Katanya, ada 2 jenis induk kopi. Arabica dengan rasa dominan kecut dan Robusta dengan rasa dominan pahit. Tapi semakin hari ada banyak pengembangan dan campuran jenis kopi. Ada Coffelatte (lebih banyak susu), Cappucino (lebih banyak kopi), dan Moccacino (lebih banyak coklat).
Begitu pula penulis. Mereka punya banyak genre yang berbeda. Ada yang suka fiksi, non fiksi, ilmiah, akademis, sejarah dan lain sebagainya.
- Kopi dan Tulisan Punya Penikmat Tersendiri
Seperti yang disampaikan diatas, bahwa ada banyak jenis kopi. Penikmatnya berbeda-beda. Coba saja berikan Coffelatte kepada penikmat Moccacino, pasti ada rasa yang gak pas. Apakah yang salah adalah kopinya? Tentu saja tidak. Kesalahan ada pada memberikan kopi pada penikmat yang salah. Yang terpenting adalah menikmati kopi yang pas. Bahkan ada Kopi Kampoeng Arab yang merupakan perpaduan antara kopi robusta dengan rempah-rempah khas (jahe, kapulaga, kayu manis) yang memberikan rasa khas.
Begitu pula dengan menikmati tulisan. Bagi seorang penikmat fiksi, dia akan sulit untuk memahami tulisan yang bersifat non fiksi. Nah apakah tulisannya salah? Kamu bisa menjawabnya. Jadi jangan merasa down kalau tulisan kamu tidak dimengerti oleh seseorang. Bisa jadi karena jenis tulisan yang dinikmatinya bukanlah jenis tulisan yang kamu tulis.
- Peminum Kopi dan Penulis Mempunyai Tujuan
Bagi seorang peminum kopi tentu dia memiliki tujuan tersendiri. Ada yang ingin menghilangkan rasa kantuk, sebagai gaya hidup atau sarana mendapatkan inspirasi baru.
Begitu pula penulis. Dia punya tujuan dari apa yang dia tulis. Menyampaikan apa yang dia pikirkan, memberikan inspirasi bagi pembaca, dan memberikan harapan dan motivasi baru. Apakah semua peminum kopi dan penulis punya tujuan? Belum tentu. Karena tanpa tujuan, peminum kopi dan penulis akan menyia-nyiakan waktunya
- Kopi dan Menulis Memberikan Efek Candu
Konon katanya, kopi memberikan efek candu bagi peminumnya. Sehari saja tanpa kopi terasa ada yang kurang.
Nah bagi penulis, apakah memberikan efek candu? Tidak sepenuhnya benar jika dia belum memiliki tujuan yang kuat. Dia hanya akan menulis kapan dia butuh. Sedangkan bagi dia yang memiliki tujuan kuat, tiada hari tanpa menulis.
- Kopi dan Penulis Memiliki Inti
Saya baru tahu tadi dari Owner Volkstory Food Truck, Achnu Arifuddin ternyata semua kopi itu memiliki inti yang dinamakan espresso. Jadi espresso itu adalah ekstrak biji kopi yang dimiliki oleh semua kopi.
Nah sedangkan penulis saya sudah tahu dari dulu. Bahwa setiap tulisan memiliki inti yang harus disampaikan. Coba deh baca suatu tulisan lalu simpulkan, apa yang kamu dapatkan. Nah itulah espressonya 😀
- Kopi dan Penulis Mempersatukan yang Berbeda
Dengan kebiasaan meminum kopi bersama, ada banyak diskusi yang memberikan solusi. Sehingga mampu mempersatukan pendapat yang berbeda.
Bagi penulis, dia mampu menuangkan apa yang dia pikirkan lalu mencoba untuk mempersatukan pendapat yang berbeda untuk memberikan solusi baru. Bahkan dengan menulis juga bisa mempersatukan aku dan kamu. Ehem
Nah itu tadi 7 persamaan antara kopi dan penulis. Ada banyak espresso yang bisa kamu ambil kan? Salah satunya melihat dan mendapatkan sesuatu yang tak terlihat. Bingung? Makanya minum kopi dulu 😀
“Tidak ada yang namanya instan. Bahkan kopi instan tidaklah instan. Selalu ada proses dan perjalanan. Bagi seorang penulis, latihan merupakan kewajiban” (Rezky Firmansyah)
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri
Sedap gan kopinya, eh tulisannya
Jelas sekali gan. Kebayanglah indahnya masa depan penikmat kopi dan penulis*tsaah