“Kalo dari psikologi yang kakak ingat ada namanya teori triangle love nya Sternberg. Love (cinta) itu punya 3 komponen : intimacy, passion dan commitment. Berdasarkan komponen tersebut, banyak jenis love yang terbentuk. Contohnya passionater love terdiri dari passion+intimacy. Dll. Namun cinta yang sempurna itu ketika 3 komponen tersebut berada dalam suatu hubungan percintaan. Katanya juga, cinta itu ya ketika kamu menginvestasikan waktumu, pikiranmu, tenagamu dll untuk seseorang”
“Kalo gitu berarti sampai sekarang saya gak pernah jatuh cinta dong kak? *selain sama ortu”
Entahlah. Saya tiba-tiba menanyakan cinta dengan salah satu senior di psikologi. Dan kesimpulannya saya tidak pernah jatuh cinta. Wew. Ah sudahlah ~
“Kamu masih galau ya ky?”
“Entahlah, bisa jadi iya. Bisa jadi gak”.
Berbicara mengenai galau sebenarnya adalah topik yang menarik. Saya menarik kesimpulan sendiri bahwa galau bukan disebabkan apabila seseorang yang kamu suka tidak membalas sms kamu. Bukan dikarenakan orang yang kamu suka tidak ada kabarnya hingga waktu yang tidak ditentukan. Bukan. Bukan itu sama sekali. Karena that’s too mainstream. Secara pribadi saya menyimpulkan bahwa
“Galau terjadi apabila tujuan hidupmu tidak jelas dan spesifik”
Yes right. Ya, berbicara mengenai tujuan hidup seringkali kita tidak bisa menjawabnya dengan sebuah jawaban yang meyakinkan. Memang benar, hanya pertanyaan sederhana dan sangat mendasar. Untuk apa kamu hidup? Untuk jadi orang kaya? Jadi artis terkenal? Jadi presiden? Atau jadi apapun yang kita anggap itu keren dan hebat.
Apa sih visi hidupmu?
. . . . . . . . . . . . . . *hening
Oke deh. Jikalau kita berbicara untuk apa manusia diciptakan, maka ada 3 poin utama yang menarik
“sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS At-tiin : 4)
Ini pertama. Pada dasarnya kita adalah ciptaan yang sebaik-baiknya. Bukan ciptaan yang seburuk-buruknya. Maka sudah seharusnya kita memberikan yang sebaik-baiknya juga. Bahkan ketika manusia pertama kali diciptakan saja malaikat sujud kepadanya. Nah lalu mengapa ada orang yang gagal. Mengapa ada penjahat. Mengapa ada anak muda yang lebay, alay, galau dan menyedihkan meratapi masa depan yang seolah-olah dia memutuskan bahwa hidup itu ya sebatas ini aja. Sebatas foya-foya dan menikmati masa depan tanpa tujuan.
Let’s we talk the golden point. Allah sudah memberikan modal utama dan keyakinan bahwa kita adalah ciptaan yang sebaik-baiknya. Beruntunglah kepada yang meyakininya dan sungguh rugi mereka yang meragukannya. Life is choice. Hidup adalah pilihan. Maka pilihan menjadi amazing adalah pilihan yang tepat karena kita meyakini modal utamanya. Terlepas dari siapa kita sekarang, kita tetap sebaik-baik ciptaan. Sudah sepantasnya loh kita memberikan karya-karya terbaik dalam hidup ini. Ya benar, karya karya terbaik sesuai bidang kita masing-masing. Tapi ingat, ada aturan yang seharusnya kita patuhi
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku” (QS Adz-dzariyat : 56)
Ini jawaban kedua, untuk apa kita hidup. Apa hubungan antara ibadah dan karya? Oh tentu saja ada. Coba deh lihat gambar ini.
Berkarya dibela-belain sempurna. Sedangkan ibadah seadanya. Sadarkan, inspirasi datangnya dari mana? Ah JLEB banget nih :”
Gimana, masuk akal?
Kita seringkali menjadikan berbagai pembenaran yang membuat bahwa apa yang saya lakukan adalah hal yang benar. Bela-belain demi mencapai impian. Bela-belain demi nama baik keluarga. Bela-belain atas nama membahagiakan orang tua. Memang, orang tua mana coba yang gak mau lihat anaknya sukses. Mungkin banyak orang tua yang menyampaikan pesan seperti ini
“Terserah kamu mau jadi apa nak, yang penting kamu sukses”
Tapi jikalau ditanya di hati yang terdalam, saya yakin ada pesan yang tak tersampaikan
“Ingat Allah ya nak”
Pesan ini sederhana tapi harapannya luar biasa
Kita tidaklah sempurna. Tapi kita mempunyai kesempatan untuk merancang masa depan seperti apa
Seringkali saya melihat modus “membahagiakan orang tua” sehingga kita menghalalkan segala cara. Akhir-akhir ini banyak artis, penyanyi, dancer atau apapun itu yang “terlihat” sukses bermunculan. Tidak jarang orang tuanya dihadirkan di studio beserta anaknya. Dan ada yang kelihatan tidak selaras. Coba tebak, apa yang itu?
Hmmmmm.
Coba deh perhatikan. Seorang ibu yang berkerudung dan seorang anak perempuan yang . . . . . If you know what I meant
“Kamu jangan iri dong. Itu kan pilihan hidupnya”
“Jangan sinis gitu dong. Itu kan demi membahagiakan orang tuanya”
“Dia udah sukses, kalau kamu?”
Nah kan. Modus ini lagi. Gini deh. Sekilas mungkin orang tuanya bahagia. Tapi kita mikir gak dosa yang mengalir ke orang tuanya? Ketika aurat di umbar dengan bangganya. Ketika banyaknya ibadah wajib ditinggalkan. Memang, uang mengalir. Dosa pun mengalir
We don’t talk about success. Karena sukses banyak makna. Entahlah. Saya uninterested dengan kesuksesan seperti ini. Dan jujur, ketika banyaknya artis muda bermunculan di berbagai sinteron atau sejenisnya yang dengan bangganya memamerkan sikap hedonismenya. Ketika banyaknya penyanyi dengan suaranya yang indah tapi sayangnya menggadaikan salah satu harta paling berharganya *jawabsendiri*. Ketika banyaknya dancer dengan pakaiannya yang *ahsudahlah. Entahlah, saya risih.
Pernah saya dengan 3 orang teman lainnya Fajri, Hanggief, Adam pergi ke salah satu mal di Jakarta, Sudirman FX. Salah satu outlet yang paling ramai dikunjungi oleh anak muda. Khususnya cowok adal outlet salah satu girl band yang “sekutu” dari Jepang. Entahlah. Entah apa yang mereka lihat. Padahal personil nya juga gak ada. Palingan Cuma foto-foto, baju yang bertuliskan 5 huruf atau pemutaran video dance.
Apa sih yang menarik dari itu?
Kalaupun ada yang sering nonton mereka di konser atau iven apapun gak menjanjikan cowok itu jadian sama personil girl band itu. Kecuali personil girl band itu keluar dari girl band itu. Kenapa? Karena berdasarkan peraturan mereka pacaran akan mengganggu banyak aspek. Lah mereka aja sadar, mengapa kita gak? #udahputusinaja J
“Lah kamu kok tau Ky?”
“saya diberi tahu orang lain, bukan mencari tahu dari orang lain. Beda loh”
Next . . .
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi . . . “ (QS Al-Baqarah : 30)
Khalifah? Apa itu?
Kalau diartikan dari ayat tersebut maka khalifah itu adalah penguasa yang mengatur apa-apa yang ada di bumi. Hmmm, sederhananya gini deh. Siapapun kita adalah pejuang Allah sesuai kapasitas masing-masing.
Ya, ada visi mulia kita di bumi ini. Bagaimana kita menjadi khalifah di muka bumi ini. Memang butuh perenungan panjang menemukan visi hidup. Saya tidak membatasi diri bahwa visi hidup adalah “sekedar beribadah dan menjauhi segala larangannya”. Ada sebuah visi yang dibentuk yang bisa menguatkan diri dan memotivasi diri ketika kita down
“Menjadi pejuang Allah dengan potensi yang dimiliki”
Memangnya untuk berjuang di jalan Allah harus lulusan pesantren? Memangnya menyebarkan Islam hanya kewajiban seorang ustadz? Memangnya ilmu Allah hanya berlaku di masjid? Hati-hati loh berpikir sekuler.
Ini pemikiran yang sederhana sih sebenarnya. Tapi banyak dari kita yang mengabaikan hal ini. Nah kan ada 3 poin utama. Sebaik-baik ciptaan, ibadah dan khalifah. Lalu apa kaitannya?
Setiap dari kita mempunyai impian masing-masing. Setiap dari kita mempunyai visi hidup yang berbeda-beda. Lalu, bisakah kita “menyelipkan” visi mulia sebagai pejuang Allah yang diciptakan sebaik-baiknya tanpa mengabaikan tugas utama (read : beribadah) dalam hidup kita?
“Ky cari uang itu sulit. Cari yang haram aja sulit apalagi yang halal”
Lah keliru. Saya tidak mengatakan cari uang itu sulit. Itu adalah konsep berpikir. Ketika kita berpikir sulit maka benar-benar akan sulit. Ini adalah konsep dari Law of Attraction. Pernah mendengar sebelumnya? Kamu akan menarik apa yang kamu pikirkan. Konsep sederhana tapi efeknya luar biasa. Gak cukup untuk dijelaskan disini. Bisa baca di referensi lain. Hmmm. Saya rekomendasikan baca buku The Secret. You will understand what I meant. Nah hebatnya, hal ini sudah dijelaskan jauh-jauh hari oleh Allah dalam Hadist Qudsinya
“Aku berdasarkan prasangka hambaku. . . .”
Kurang apa lagi coba?
Tetapkan impianmu yang mulia sekarang. Berkomitmenlah untuk itu dengan konsep ini. Karena jika tidak, lingkungan yang akan memaksamu keluar dari jalan yang lurus. Misalkan bekerja di bar-bar padahal jelas alkohol haram. Bekerja tapi pake rok mini padahal jelas-jelas Islam melarang. Bekerja tapi waktu sholat diabaikan padahal jelas-jelas sholat jauh lebih penting. Ya tetapkanlah impianmu dan “selipkan” visi mulia. Karena entah bagaimana caranya, ketika kita mempunyai visi yang mulia, Allah akan membantu kita. Just believe it!
“Aku mau jadi perawat rumah sakit dan tetap menjaga auratku”
“Aku ingin jadi pengusaha dan ketika waktu sholat seluruh karyawanku sholat jamaah”
“Aku mau jadi pemimin pejabat tapi rapat tidak mengganggu waktu shalat”
Apakah itu mustahil? Jelas tidak. Kun Fayakun. Semuanya gampang bagi Allah. There is no impossible. Everything is I’m Possible because we have Allah
Nah lalu, apa kaitannya dengan Love? Yang saya percayai, orang-orang yang sevisi akan dipertemukan entah bagaimana caranya. Entah jodoh, sahabat, kelompok atau apapun itu. Tugas kita adalah memantaskan diri. Memantaskan diri dengan usaha, doa dan berbagai hal lainnya. Bisa jadi ketika selama ini kita udah mengincar gebetan atau bahkan udah pacaran sekian lama (I don’t recommended it) tapi akhir-akhirnya gak nikah, yaudah refleksi lagi visi mulia kita. Bisa jadi bukan dia yang akan menjadi partner hidup kita dalam membangun anak-anak generasi bangsa dan agama.
2 September 2014 saya di tag oleh Kak Kusnan, Presiden Youthcare sebuah status yang hmmmm, ah sudahlah. Baca sendiri. Sungguh saya belajar banyak dari beliau dari mulai berjumpa hingga kini Dan kini saya terikat sebagai Ranger di Youthcare. Thanks kak J
2008,
pertama kali aku mengenalmu,
saat itu kau masih berbaju putih abu-abu,
sedang aku, alumni sekolahmu yang sedang menggebu
2008,
kuajak kau ikut serta,
dalam pekerjaan yang mengita semua,
entah kau mengerti apa maksudnya,
yang jelas kulihat kau hanya ikut kerja,
2009 -2011,
aku berkelana dengan visiku,
sementara kau mengejar mimpimu,
sementara itu aku tak tau keberadaanmu,
2011,
kau hadir lagi dalam visiku,
bersama berjuang dengan menggebu,
dengan visi yang lebih besar dan wajah baru
2012,
perlahan kita perjuangkan visi,
mulai menggores aksi dan hadirkan prestasi
terus melaju berbagi inspirasi dan kontribusi
2013,
kita bersinergi,
menjalin ikatan paling suci,
berjuang bersama sepenuh hati,
hingga Allah karuniakan buah hati.
2014,
langkah kita makin pasti,
meski kesibukan kita makin berarti,
pun dengan terus bertumbuhnya sang buah hati,
tapi tekad dan visi makin mengakar pasti.
dan kini,
kau baru usai Graduasi,
menyelesaikan studimu yang terus kau perjuangkan,
dalam sulit dan penuh perjuangan,
dan Alhamdulillah…. akhirnya kau dapat juga gelas S.Si
Milad Mubarok belahan hati,
hadirmu menguatkan visi,
bersamamu kita menikmati perjuangan sejati,
saat yang lain menua bersama, kita perjuangkan agar selalu muda,
selalu muda dalam tekad dan semangat.
semoga sisa usia kita penuh berkah berlimpah.
untukmu,
tulang rusukku,
my beloved Khairunnisah Al-Fatih
By : Mokhamad Kusnan Kedua
Nah, you know what i meant?
Walaupun sulit mempercayai tapi itu nyata. Anda akan dipertemukan dengan orang sevisi. Gak usah sibuk dalam cinta dalam konteks “aku sayang kamu, aku cinta kamu” sedangkan kita sendiri gak tau makna cinta.
Mari teman-teman,
Pantaskan diri untuk visi mulia
Atau kamu akan terlempar ke hal yang tidak kamu harapkan
Keep Writing, Always Inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri