(repost tulisan dari blog sebelumnya)
Assalamualaikum wr wb
Halo adik-adikku kelas XII di seluruh Indonesia
Gimana kabarnya? Gak kerasa ya udah masuk hari pertama Ujian Nasional. Entah kenapa ada keinginan khusus bagi saya untuk menulis surat terbuka ini. Semoga kalian bisa mengambil makna dari surat ini.
Beberapa tahun yang lalu atau bisa jadi sekarang juga, Ujian Nasional menjadi momok menakutkan bagi siswa kelas XII. Entah apa alasan utamanya. Apakah itu karena menentukan kelulusan atau tidak. Atau bisa juga mempengaruhi kesempatan untuk lulus dalam seleksi masuk perguruan tinggi. Mungkin kamu masih punya alasan lain. Tapi kabar baiknya sekarang katanya tidak menentukan kelulusan lagi kan? Ya mungkin itu kabar gembira untuk tahun ini
Sama halnya dengan kalian sekarang. Saya pernah mengalami masa-masa menggalaukan seperti kalian sekarang. Dan “beruntungnya” tahun saya dulunya ada beberapa perubahan ataupun aturan yang memungkinkan kamu mengeluh. Tapi sepertinya mengeluh bukanlah pemecah masalah. Saya disini hanya ingin berbagi fakta yang saya alami.
Pertama, tahun 2012 Ujian Nasional masih menentukan kelulusan seorang siswa. Jadi bayangkan saja kalau nilai UN tidak mencukupi maka kami tidak akan lulus. Saya tidak terlalu ingat apakah kelulusan tahun kami digabungkan dengan nilai UAS. Ya benar saya tidak ingat. Karena bagi saya tidak perlu mengingat hal yang tidak perlu saya ingat
Kedua. tahun 2012 adalah tahun pertama Ujian Nasional mempunyai 5 paket. Dan bayangkan saja kalau ada kunci yang beredar, ada 5 kunci yang harus ada ditangan kami untuk “diamankan”. Naasnya tahun 2013 ada 20 paket. Luar biasa
Ketiga, tahun 2012 adalah tahun dimana SNMPTN Undangan mengalami penurunan kuota. Jikalau sebelumnya 75% siswa disuatu sekolah akretasi A boleh mengikuti seleksi ini, di tahun kami hanya 50%. Dan bayangkan saja pasti ada penurunan penerimaan di jalur ini.
Keempat, tahun 2012 adalah tahun dimana pertama kalinya Deklarasi Ujian Nasional Jujur dan Berprestasi dikumandangkan. Dan saya masih ingat, kota Pekanbaru adalah kota pertama yang dikunjungi oleh Pak M. Nuh sebagai MENDIKNAS. Dan saya masih ingat, sekolah saya SMAN Plus Propinsi Riau adalah sekolah yang diundang datang untuk mendeklarasikannya di rumah dinas gubernur. Dan saya juga masih ingat disinilah saya berani mendeklarasikan impian didepan seorang menteri, gubernur dan ratusan bahkan ribuan orang lain. Ketika Pak Menteri mengatakan secara individu kepada saya didepan, “impian kamu apa nak?”, dan dijawab dengan “saya ingin menjadi Moslem Billionaire pak”. Dan disambut dengan tertawa orang-orang di ruangan itu*prokprok
Kelima, dihari kedua Ujian Nasional kabar duka menghampiri. Di saat malam kami berkumpul didalam kamar asrama, abang saya menelepon. Dengan sedikit basa-basi dan akhirnya disampaikanlah kabar “Rezky adek abang kan. Rezky harus kuat ya. Ayah meninggal”. #JLEB. Bisa dibayangkan saja gimana shocknya saya saat itu. Padahal di hari Minggu saya masih berjumpa dengan beliau dan sehat wal’afiat. Ditambah lagi besok adalah Ujian Nasional. Dengan keputusan yang berat diambil. Saya absen di hari kedua dan masuk kembali di hari ketiga. Bisa dibayangkan saja bagaimana tergoncangnya jiwa disaat itu. Dan dilanjutkan dengan Ujian Susulan tanpa ada “partner” yang membantu.
Keenam, saya benar-benar jujur menjalani Ujian Nasional kali ini. Dengan terucapnya Deklarasi Ujian Nasional Jujur dan Berprestasi di depan banyak orang saya tidak bisa mengingkari janji ini. Dan hasilnya Alhamdulillah, saya peringkat 97 dari 97 siswa dan saya lulus.
Ketujuh, jujur dalam Ujian Nasional tidak akan menghancurkan masa depanmu!
Adik-adikku diseluruh Indonesia percayalah,
Jujur dalam Ujian Nasional tidak akan menghancurkan masa depanmu. Banyak dari kita terjebak dalam proyek pembodohan massal ini secara mental dan jiwa. Saya tidak percaya seorang menteri tidak tahu sedikitpun bahwa banyak sekali kecurangan yang terjadi. Dan masih beranikah kita mengatakan “ini adalah cara efektif menentukan kelulusan siswa”?
Jujur, sampai sekarang saya tidak pernah setuju dengan sistem pendidikan di negeri ini. Kita dipaksa untuk menjadi seorang ikan yang bisa memanjat pohon atau sebatang pohon yang bisa menghasilkan pisang, kelapa, dan mangga sekalgus. Kita tidak diajarkan untuk menjadi “Who Am I?” Kita dipaksa untuk mengusai segala hal! Sungguh ini sebuah masalah sekaligus kesempatan. Kesempatan untuk saya dan kamu untuk lebih kritis dan kreatif.
Banyak dari anak muda yang jiwa idealisnya sangat berkobar-kobar. Meneriakkan dengan lantang Indonesia merdeka ataupun gantung para koruptor. Tapi disaat yang sama kita juga ditantang dengan sebuah ujian “bisakah kamu jujur di ujian ini?”. Jika masih menghalalkan contekan massal, tidakkan tergoncang jiwa kita dengan korupsi yang merajalela? Dan kita sudah memulainya!
Adik-adikku di seluruh Indonesia percayalah,
Jujur di Ujian Nasional akan menguji dirimu. Menguji idealisme dan penemuan jati dirimu. Sungguh, hasil yang kamu dapatkan akan memberikan sedikit cahaya dalam hidupmu. Membentuk menemukan siapa kamu sebenarnya, jalan seperti apa yang akan aku tempuh, dan kontribusi apa yang akan aku perjuangkan bagi Indonesia sekarang.
Percayalah, masa depan sebuah bangsa ditentukan oleh generasi mudanya. Mungkin kita belum bisa berbuat banyak. Tapi percayalah tentang sebuah hukum sederhana dalam memperbaiki sebuah kehidupan untuk jauh lebih baik
Mulailah dari TERKECIL
Mulai dari DIRI SENDIRI
Mulai dari SEKARANG
Jujur Ujian Nasional adalah hal KECIL yang dilakukan DIRI SENDIRI dan membuktikan mulai dari SEKARANG bahwa aku peduli dengan INDONESIA!
Adik-adikku di seluruh Indonesia
Saya hanya 1 dari jutaan siswa lain yang pernah mengalami hal yang sama dengan kamu. Ujian Nasional. Dan saya adalah satu dari sekian banyak siswa yang naas mengapa saya bisa diperingkat terakhir dan sekaligus bersyukur saya bisa lulus di ujian ini. Jujur di Ujian Nasional tidak serta merta akan menetukan nasibmu akan berada di peringkat akhir. Tapi jujur di Ujian Nasional akan memberikan kepuasan batin bahwa aku peduli dengan Indonesia. Tentu banyak faktor lain yang bisa membuat saya peringkat akhir, tapi saya puas dan menemukan insight berharga dari pengalaman ini.
Sebagai kakakmu yang mungkin saja belum pernah berjumpa saya hanya ingin menyampaikan kepedulian ini. Sekali lagi, JUJUR tidak akan menghancurkan masa depanmu. Jujur akan membantumu di masa depan. Membantu menemukan jati diri, jalan hidup dan kontribusi yang akan kamu perjuangkan.
Adik-adiku di seluruh Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim. Saya berdoa untukmu yang sedang berjuang di ujian ini untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Saya berdoa untuk kejujuran yang kamu perjuangkan. Dan saya berdoa untuk Ibu Pertiwi yang kini sedang menangis melihat banyaknya Bad News di negeri ini.
Tapi percayalah, harapan ibu pertiwi masih ada. Harapan itu masih Allah simpan sampai kita semua berjuang dengan apa yang kita bisa. Karena sungguh Allah tidak akan merubah nasib suatu negeri jika umatnya tidak merubahnya dengan tangan sendiri.
Saya hidup di bumi milik Allah, di tanah ibu pertiwi dan saya peduli
Do what we can do now for Indonesia!
Surabaya, 13 April 2015
Rezky Firmansyah