Sumber Kekuatan Itu Adalah Alasan

Sumber kekuatan itu adalah alasan Rezky Firmansyah

Motivasi adalah kekuatan

Motivasi adalah alasan

Hidup tanpa motivasi itu menyedihkan. Salah besar kalau motivasi itu hanya berasal dari seorang motivator. Kalau hanya seperti itu, palingan tahan beberapa hari aja. Karena sebenarnya sumber motivasi beragam.

“Aku gak butuh motivasi”

Nah orang-orang yang ngomong kayak gitu liat aja hidupnya. Dijamin deh sangat membosankan. Biasa-biasa aja. Misalnya diibaratkan warna, paling hanya warna hitam dan putih.

Pernah gak sih melihat seorang teman yang dulunya hidupnya itu sangat biasa-biasa aja. Menjalani hidup itu biasa-biasa aja. Eh tapi karena ada satu momen tiba-tiba dia berubah. Menjadi seorang yang lebih bersemangat. Menjalani hidup dengan penuh makna. Dari yang biasanya nilainya menyedihkan menjadi mengagumkan. Bisa jadi, momen itu adalah sumber motivasinya.

Gak sedikit orang yang mengalami kejadian seperti itu. Entah bangkrut, orang tua yang meninggal atau momen lainnya.

“Ah kalau gitu aku nunggu momen aja biar termotivasi”

Oooohh, salah besar. Emang mau nunggu ayah-ibu, mama-papa, mami-papi meninggal dulu baru termotivasi? Emang mau nunggu nilai dapat 5 dulu baru termotivasi? Emang mau dapat IP SKS dulu baru termotivasi? (Satu Koma Sekian maksudnya)

Boleh, boleh dan sangat boleh meletakkan motivasi di diri orang lain. Misalnya aja sama motivator yang berbicara dengan penuh semangat. Atau pacar yang udah nunggu ditraktirin atau apapun lah yang sifatnya eksternal. Tapi bahaya loh kalo cuma menjadikannya satu-satunya. Ya benar. Maksudnya motivasiku hanya ada pada dia #beeehh

Coba deh bayangkan. Misalnya pacarnya gak peduli lagi gimana? Pacarnya minta putus gimana? Nah loh gimana? Galau? Trus gak termotivasi lagi?

Jika faktor luarnya berubah, maka kitapun berubah. Hidup bergantung dengan orang lain. Nah ini bahayanya.

Coba deh temukan motivasi itu dari dalam diri. Inner Power.

Mari flashback dulu. Kisah ini terjadi ketika saya masih SMA. SMAN Plus Propinsi Riau. Disini saya pernah bermimpi menjadi Juara Turnamen Sepakbola. Padahal dalam sejarah, kami tidak pernah menjadi juara. Ya mentok-mentoknya dapat semifinal.

Saya menjadikan “Juara Turnamen Sepakbola” sebagai alasan yang kuat. Saya menjadikannya sebagai motivasi. Dan bayangkan apa yang saya lakukan untuk itu.

Saya melakukan latihan yang diatas rata-rata bagi sebagian yang lain. Jika biasanya lari keliling lapangan sepakbola hanya bisa 4 keliling, saat itu saya bisa lari 8 keliling bahkan dengan catatan waktu 16 menit dan itu di siang hari! Bahkan tidak jarang saya lakukan di masa-masa kelas XII. Dimasa dimana seharusnya kami lebih banyak persiapan untuk berbagai macam ujian. Itu cukup luar biasa bagi anak-anak yang bersekolah disini. Memang benar sekolah kami adalah sekolah semi-militer. Tapi bukanlah fisik yang menjadi tonjolan utama kami. Keseimbangan antara otot dan otak. Sehingga prestasi itu cukup menjadi kebanggan tersendiri bagi saya pribadi.

Hal aneh lainnya, saya dan Regi (kiper) pernah latihan di lapangan sepakbola yang masih gelap gulita, sebelum azan subuh masuk. Hal ini semata-mata demi tujuan dan alasan yang kuat tadi. Juara turnamen sepakbola.

Bahkan hingga di kelas XII, ketika kami yang akan menghadapi UAS dan UN dan fokus pada berbagai ujian didepan, saya masih bela-belain untuk menghadap kepada kepala sekolah agar saya diberikan izin untuk tetap bermain. Hasilnya? #huft

Berbagai kisah yang saya alami dalam satu bidang ini memberikan banyak pembelajaran bagi saya pribadi. Sumber kekuatan itu adalah alasan yang kuat, alasan yang jelas. Jika dulunya saya tidak pernah memasang target untuk juara turnamen sepakbola, jangankan lari 8 keliling di siang bolong, lari 4 keliling di sore hari saja pasti ogah. Datang latihan aja pasti ogah. Karena hanya menjadikan ini hanya sebagai “permainan” bukan perjuangan.

Saya suka sepakbola dari SD. Bahkan pas di SMP saya hampir masuk PS Kampar U-15. Sayangngnya waktu kelahiran yang kelebihan 26 hari membuat tersingkir dari seleksi itu. Perjuangan itu masih dilanjutkan hingga SMA. Walaupun SMA yang dimana saya bertumbuh dan belajar disini bukanlah sekolah yang mengutamakan olahraga tapi target itu tetap menjadi impian.

Memang saya tidak memimpikan menjadi pemain sepakbola. Tapi saya mendapatkan banyak pelajaran selama saya menjalani kehidupan sebagai pemain bola-part time. Disini saya belajar tentang perjuangan. Disini saya belajar tentang kebersamaan. Dan disini saya belajar tentang semangat. Pertanyaannya, apakah ada kaitannya dengan sekarang?

Sebenarnya, jika kita lebih teliti terhadap apa yang terjadi di masa lalu, ada titik-titik yang bisa kita jadikan jalan di depan.

Dulu saya berlari di lapangan sepakbola tanpa kenal lelah. Kini saya mampu berlari mengejar apa yang menjadi impian saya

Dulu saya membangkitkan semangat anggota tim dengan menggebu-gebu bahkan marah-marah. Kini saya concern di bidang pengembangan diri dan motivasi melalui seminar, tulisan dan berbagai cara lain

Dulu saya berani berkorban waktu untuk sepakbola. Kini saya berkorban untuk mengambil apa yang benar-benar menjadi tujuan saya

Pengalaman lainnya juga saya pelajari dari proses penerbitan buku pribadi pertama saya. What Amazing You. Dulu saya memimpikan naskah tulisan saya berhasil menjadi sebuah buku. Dan tak tanggung-tanggung. Buku saya harus tersebar di 5 benua. Dan Alhamdulillah karena alasan yang kuat itu buku saya sudah tersebar di 5 benua. Kalau saja saya tidak punya alasan yang kuat, pasti saya sudah menyerah ketika naskah buku ini gagal di percobaan pertama, kedua, dan ketiga. Akhirnya pun tembus di percobaan keempat. Dengan alasan yang kuat itu pun buku saya mendapatkan testimoni dari tokoh-tokoh terkenal seperti Bong Chandra dan Merry Riana

WAY Around The World jpg

Sekarang pertanyaannya sederhana. Sudahkah kita mempunyai alasan yang kuat untuk mencapai suatu tujuan?

Sudahkan kita punya alasan yang kuat mengapa harus kuliah di ITB, UI, UGM dan sebagainya?

Sudahkah kita punya alasan yang kuat mengapa harus sukses?

Karena dengan adanya alasan itulah kita masih bisa tetap berdiri dan berlari ketika berbagai kegagalan menghampiri kita

Keep Writing, Always Inspiring!

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *