Malam itu di Lapangan Banteng Jakarta Pusat, saya bersama teman-teman menikmati keindahan air terjun buatan. Pertunjukan yang dihadirkan dalam 3 sesi setiap harinya, 18.30, 19.30, dan 20.15. Walaupun sudah hampir 2 tahun di Jakarta, malam ini adalah pengalaman pertama saya menikmati pemandangan ini. Mainnya kurang jauh kali ya. Ke situ-situ aja. Haha.
Anyway, bukan tentang keindahan air terjun buatan yang ingin saya ceritakan. Jika ingin merasakan keindahannya, kamu tinggal datang langsung saja setiap hari di Lapangan Banteng. Di balik layar air terjun buatan, ada sebuah gerakan kebaikan yang hadir dari pemikiran sekelompok anak muda.
Daud namanya. Saya pertama kali bertemu pada 1 Agustus 2019 di sebuah training bernama Self Insight Awareness (SIAWARE). Malam itu entah karena apa muncul ide menarik yang dia sampaikan di forum kecil kami.
Berdasarkan diskusi malam kali ini, kita akan melaksanakan challenge yang pastinya akan membuat kita terus semangat, dan terus termotivasi menjadi insan yang jauh lebih baik. Challenge-nye bernama ‘Sharing Kebaikan’.
Sharing kebaikannya dilakukan dengan mengabari ke grup chat ini tentang kebaikan apa yang sudah kita lakukan di setiap harinya. Jadi semuanya wajib mengabari tentang hal hal baik apa saja yang sudah dilakukan di setiap harinya.
Ada teman lain yang duduk menyimak dan mengiyakan. Di malam itu ada juga Roro, Anggita, Deris, Gerry, dan Tyas. Bermula dari ide offline, kami pun langsung menjadikan nyata melalui perantara online, grup Whatsapp.
Sharing of Daily Kindness. Setiap hari, setiap di antara kami menuliskan apa kebaikan yang sudah dilakukan. Diposting di grup agar setiap dari kami saling mengetahui.
“Lah, kok kebaikan dibilang-bilang. Nanti ria loh.”
Hmmm, pendapat saya sih tergantung konteks ya. Toh apa yang dituliskan bukanlah untuk diviralkan di dunia nyata demi pencitraan. Tapi ada nilai-nilai tersendiri yang saya yakin, kami sepakat atas hal itu. Saling mengingatkan dalam kebaikan.
Ada 14 orang di grup yang bernama “Keluarga Cahaya”. Memang, tidak setiap dari kami punya keaktifan yang sama di grup. Hal yang sangat wajar, karena setiap dari kami punya prioritas masing-masing. Tapi dengan cara seperti ini, setiap dari kami belajar untuk lebih dalam memaknai kebaikan. Bahwa kebaikan itu bukan melulu hal yang besar dan terlihat ‘wow’. Kadang, hal kecil malah lebih bermakna untuk dirasakan.
Mau mencoba gerakan kebaikan ini? Tentu boleh. Apa yang harus dilakukan?
- Tentukan, siapa saja anggota grup yang ingin terlibat dalam gerakan kebaikan “Sharing of Daily Kindess”
- Misalkan ada 6 orang. Setiap orang sebelum istirahat malam menuliskan apa kebaikan yang dilakukan hari itu. Tidak perlu hal-hal besar. Sadari saja bahwa kebaikan itu begitu luas.
- Coba deh baca satu per satu kebaikan yang dilakukan temanmu. Mungkin bukan besar, tapi energi kebaikan temanmu akan terasa hanya dari tulisan.
Ini contoh apa yang kami lakukan.
Saat saya menuliskan ini, ide ini baru berjalan 3 hari. Kami tidak tahu akan sampai kapan gerakan kebaikan ini berjalan. Tapi daripada banyak berwacana, kenapa tidak mulai dulu saja?
Mohon doanya, semoga setiap dari kita istiqomah dalam kebaikan. Saling mengingatkan dan menguatkan.
Berbagilah dengan tulisan. Berbeda dengan bercerita kepada manusia. Mungkin, kamu berharap untuk diperhatikan dan dikomentari. Tapi dengan menulis, kamu tidak terlalu memikirkan apa kata orang lain. Dengan menulis, kamu akan lebih jujur dalam berbagi. Sharing of Daily Kindness bisa jadi adalah solusi dari yang kamu cari.
Ini baru lingkaran pertemanan. Bagaimana jika diterapkan dengan keluarga sendiri? Membangun peradaban dari keluarga. Hmmm, tentu hal tersebut bukan hal yang terlihat mustahil bukan?
Keep writing and inspiring!