Salah satu hal yang saya syukuri di penghujung tahun 2019 adalah lolos di pelatihan nasional Forum Indonesia Muda 21. Setelah gagal di dua percobaan sebelumnya, akhirnya saya diterima di percobaan ketiga. Kalau kata Yudi Muchtar yang alumni FIM juga, dia bilang “Allah baru ridho di tahun ini.” Ya, semoga saja.
Pertanyaan sederhananya adalah, mau ngapain setelah Pelatnas Forum Indonesia Muda?
Saya pribadi punya kegelisahan tersendiri terkait ini. Banyak yang setelah konferensi, forum, atau pertemuan strategis lain tidak menghasilkan karya atau kolaborasi apa-apa selain tiga hal. Say hello, take selfie, and good bye. Ya komplain aja tentu nggak cukup. Aksi kongkritnya apa? Sebagai Passion Writer, saya punya tiga gagasan. Dua yang bisa dieksekusi langsung, satu lagi tergantung pembaca. Apa saja?
Gagasan pertama, buku antologi Ragam Asa untuk Indonesia. Tulisan 49-an alumni Forum Indonesia Muda 21 terkait harapan dan asa yang bisa diberikan untuk Indonesia. Kalaulah kita melihat dengan mata (literally) dan mata hati, harus kita akui negara tercinta ini tidak sedang dalam kondisi baik-baik saja. Tapi bagaimanapun kita tidak boleh menyerah dan berdiam diri. Lakukan saja peran kita. Dan ya, semoga buku ini bisa memberikan asa untuk pembaca. Insyaallah selesai akhir November.
Anyway untuk gagasan pertama ini pernah saya lakukan di 2017 bersama delegasi Future Leader Summit 2017. Buku yang berjudul 29 Solusi Indonesia Muda untuk Indonesia Berdaya. Sebagian royaltinya didonasikan untuk yayasan Pita Kuning Anak Indonesia. Alhamdulilah, terima kasih #OrangBaik
Gagasan kedua, mini book insight FIM 21. Seperti judulnya, mini book ini berisikan insight apa yang saya dapatkan sepanjang sesi Pelatihan Nasional Forum Indonesia Muda 21 mulai 23 sampai 27 Oktober 2019 di Cibubur. Kamu boleh baca gratis nantinya. Bentuknya mungkin digital. Ini juga bentuk komitmen dari proyek Pemimpin Bergerak. Singkatnya, di Pelatihan Nasional Forum Indonesia Muda 21 ini ada komitmen dari peserta untuk berbagi kepada minimal 100 orang atas apa yang didapat di pelatihan tersebut. Nah, ini bentuk komitmen saya. Deadlinenya sama. Maksimal akhir November sudah bisa kamu baca. Update aja di blog atau IG @rezky_passionwriter ya.
Gagasan ketiga, SJLD : Berkarya dengan Bertanya. Maksudnya apa? Nah, ini yang akan saya jelaskan.
Ada kurang lebih 163 peserta Pelatihan Nasional Forum Indonesia Muda 21. Sepertinya mustahil bagi seseorang untuk menghafal seluruh nama peserta. Ya termasuk saya. Tapi kalau dihitung-hitung nih, minimal seorang peserta bisa menghafal nama dari :
- 10 anggota grup fasil
- 18 anggota grup Api Ekspresi
- 11 anggota grup Adventure Journey
Ini angka minimal loh ya. Ya bisa jadi juga kurang. Karena ada saja irisan nama yang berada dalam beberapa grup yang sama. Tapi ya nggak mungkin juga nggak ada kenalan lain selain di 3 grup ini. Pasti ada dong kenalan inisiatif gitu. Bisa juga kenalan dari teman di pelatihan wilayah FIM 20 angkatan sebelumnya. Atau teman ketemu di lingkaran lain. Saya pribadi ada kenalan di Sekolah Pemikiran Islam dan Siaware.
Lalu gimana caranya agar sesama peserta bisa kenal lebih banyak bahkan kenal lebih dekat? SJLD adalah salah satu solusinya.
Apa itu SJLD? Kepanjangannya sih Satu Jam Lebih Dekat. Tapi ada-ada saja plesetan lain. Semalam lebih dekat. Seharian lebih julid. Ya suka-suka lah. Haha.
Intinya begini. Di suatu malam di sesi SJLD, ada seorang bomber (pemateri) dan seorang moderator. Anggota grup dibebaskan untuk bertanya (apapun) ke bomber. Bomber akan menjawab dengan jujur (ya suka-suka sih) atas pertanyaan dari anggota grup. Jujur saja, awalnya saya anggap ini sesi biasa saja. Ya kenalan gitu. Tapi di sesi ke-3 saya menemukan pola yang menarik. Inspirasi dari teman sekamar, Zulfikar Idris Samme, peserta dari Manado.
Dilihat dari CV (bukan CV taaruf ya), Zulfikar adalah polyglot. Polyglot bukan merk sepeda loh ya. Beda itu. Polygot adalah seseorang menguasai banyak bahasa. Selain bahasa Indonesia, Zulfikar bisa (ngomong aktif atau paham pasif) bahasa Inggris, Jerman, Rusia, Prancis, Arab, Swahilii, Persia, India, Cina, Belanda. Mungkin masih ada bahasa lain yang nggak tersebut. Beh, banyak banget.
Nah, di sesi ini banyak banget yang nanya tentang bahasa ke Zulfikar. Saya menemukan “aha”, tapi belum sempurna. Pas ditambah di sesi SJLD grup Api Ekspresi, eh Ika Pratiwi seorang guru Fisika di Medan banyak ditanyain tentang pendidikan. Ya seputar pengalaman sebagai guru, ngajar di kelas, suka duka bersama siswa, dan banyak hal lainnya. Jika sebelumnya #ZulfikarNgomonginBahasa berlanjut di sesi lain #IkaNgomonginPendidikan Jiwa Passion Writer saya terpanggil. Wah, ini bisa dijadikan buku loh!
Yap, bisa banget. Lihat saja dari notulensi SJLD. Bisa terkumpul berapa halaman? Kalaulah satu sesi sampai 20 bahkan 50 pertanyaan dan 1 pertanyaan dijawab dengan 1 halaman, nah jadi tuh buku. Ya minibook bisa lah. Mainin desain dan layout, jangan polos-polos amat.
Bagimu yang tertarik bisa meniru konsep #AskRezky di @rezky_passionwriter. Seperti apa?
Nah begini. Sebagai seseorang yang sedang belajar untuk fokus di kepenulisan kreatif, saya bikin program mentoring dan juga sering diundang di kelas online ataupun offline. Di sesi tanya jawab, kadang saya agak kesal sih. Kenapa? Karena ada banyak pertanyaan yang disampaikan tapi dengan mudah ditemukan di Google. Ya nggak salah sebenarnya. Tapi masa sih nggak ada pertanyaan lain yang lebih menarik dan menantang? Kalau jawabnnya bisa nemu dengan mudah di Google, ya untuk apa mengundang pemateri? Cari aja di google. Lebih mudah kan?
Kegelisahan ini berpotensi menjadi karya. Dan itu saya lakukan. Di IG @rezky_passionwriter saya bikin konten khusus bernama #AskRezky. Di konten itu saya menuliskan Q&A seputar 3 hal utama : creativity, writing, inspiration. Total sekarang ada lebih dari 70-an jawaban. Nah jadi kalau ada di dunia maya yang bertanya hal yang sama, ya udah kasih link IG aja. Beda kalau di offline, saya bisa jawab panjang lebar. Dan ya benar. Ide #AskRezky ini jadi salah satu draft buku dalam tantangan #1Month1Book. Tantangan untuk diri sendiri agar bisa menulis 12 buku dalam waktu 1 tahun di 2019. Insyaallah bisa lah.
Pertanyaan selanjutnya adalah, gimana langkah strategis SJLD bisa jadi buku?
- Bomber harus kenal diri dengan expertise yang dimiliki atau pengalaman yang dijalani. Lampirkan di CV. Misalkan Zulfikar seorang polyglot.
- Penanya sampaikan pertanyaan seputar expertise atau pengalaman khas. Ya bolehlah sesekali julid dengan pertanyaan random seperti : istri idaman seperti apa, kapan nikah, perempuan mana yang dikagumi di FIM 21.
- Bomber jawab dengan asyik aja. Jawab dengan otentik dan kalau bisa sih mendalam. Boleh bicara berdasarkan pengalaman, boleh juga ditambah dengan teori atau seperti apa seharusnya.
- Notulen kumpulkan semua pertanyaan di SJLD malam itu. Kirimkan kembali ke bomber.
- Bomber cek hasil notulensi. Dari draft bisa dikembangkan menjadi minibook. Jika dirasa belum cukup, coba buka Q&A di social media seperti #AskRezky yang sudah dijelaskan sebelumnya.
- Bomber rapikan berbagai referensi tulisan dari SJLD, Q&A social media, dan berbagai referensi tambahan lainnya.
- Jadi deh buku!
Tertarik mencoba? Silakan saja. Kamu hanya butuh sedikit lebih bersusah saja untuk mengolah hal sederhana menjadi sebuah karya. Butuh bantuan? Tenang saja, saya ada untukmu yang serius menulis buku. Insyaallah.
Jadilah pemuda yang berkarya, bukan hanya banyak wacana.
Mulailah menulis dan berbagi. Karena pasti ada suatu waktu seseorang mengucapkan terima kasih kepadamu atas apa yang pernah kamu tuliskan. Jika tidak ada, percayalah, pasti ada orang yang mendoakan walaupun dia tidak mengucapkan. Dan yakini, ada orang yang tidak menyebutkan, tapi dia tergerak menjadi lebih atas apa yang kamu tuliskan. Kita tidak akan pernah tahu. Maka, tulislah saja dengan hati, percaya diri, dan misi.
***
Anyway di akhir tahun ini, tepatnya 1 Desember 2019 saya akan buka kelas lagi. 30 Days Writing Challenge Jilid 21. Di 30DWC ini kamu akan ditantang untuk menulis selama 30 hari tanpa henti dengan aturan yang ketat, lingkungan yang mendukung, dan output yang jelas. Info lengkapnya bisa baca di bit.ly/Tentang30DWC dan follow IG @Pejuang30DWC. Peserta terbatas, yuk segera daftar. Pastikan ada karyamu di akhir tahun ini.