“Kalau kamu nggak suka dengan sesuatu, jangan hanya complain. Tapi create something yang bisa jadi solusi dari yang kamu complain itu”
Pesan ini menohok sekali. Memberikan insight baru tentang sebuah pandangan baru. Bagaimana seharusnya setiap individu menghadapi sesuatu. Terutama kepada anak muda, apalagi mahasiswa.
Oke saya akan mulai dengan sebuah cerita. Apa yang terpikirkan pertama kali ketika kata kampus dan mahasiswa diucapkan? IPK? Demo? Rapat? Riset? Organisasi? Bisnis? Yap, apapun yang kamu ucapkan ada benarnya. Karena dunia kampus begitu berwarna. Bukan semata-mata karena gerbang kebebasan baju seragam masa SMA yang terlepaskan. Atau bukan juga karena banyaknya gebetan yang bisa didapatkan. Ada hal yang jauh lebih berharga dibandingkan itu semua.
Kita harus percaya bahwa ada banyak kategori mahasiswa. Misalkan saja :
- Akademisi
IPK empat, tugas lancar, riset dan publikasi dimana-mana, terkesan apatis
- Aktivis
Organisasi melesat, dikit-dikit rapat, akademik keteteran, rajin turun ke lapangan
- Achiever
Prestasi selangit, IPK biasa-biasa aja, tapi sering jalan kemana-mana mewakili kampus
- Pengusaha
Keuangan sehat, bisnis sejak kuliah, biasa ikut divisi danusan
- Agamawan
Nikah cepat, nongkrong di mesjid, bahasan tentang kajian
Tentu saja ada banyak kategori lain yang tak tersebutkan diatas. Tapi mari kita bahas sedikit saja.
Jika dibandingkan, siapa yang lebih baik diantara mereka? Apakah salah bagi mereka yang mendewakan IPK? Atau mereka yang rela berpanas-panasan di jalanan? Atau mereka yang sering absen kemana-mana demi nama kampus? Atau mereka yang tidak pernah ikut demo sama sekali tapi membantu danusan? Atau mereka yang nongkrongnya di mesjid sambil menuntut ilmu agama?
Percayalah teman, setiap dari mereka punya kontribusi yang berbeda. Tanpa adanya mahasiswa akademisi, siapa yang akan memajukan riset kampus? Tanpa adanya mereka yang bersuara di jalanan, siapa yang akan menyampaikan aspirasi kalian? Tanpa adanya mereka yang prestasinya melesat dan jalan-jalan, siapa yang akan memunculkan nama kampus di dunia luar? Tanpa adanya mereka yang sibuk berwirausaha, siapa yang membantu danus kegiatan? Dan tanpa adanya mereka yang disibukkan dengan kajian, siapa yang akan membuat pihak lainnya tetap di upaya pelurusan iman.
Pertanyaan sekarang, jika tidak ada di 5 golongan diatas, di sisi mana kita berkontribusi?
Bermula dari sebuah kegelisahan akan saling menyalahkan ataupun membenarkan siapa yang lebih hebat, muncullah ide Isi Sisi Asa. Sebuah platform untuk berbagi, berdiskusi, serta berkolaborasi untuk membangun asa dan harapan.
Bukan kebetulan Isi Sisi Asa ini dimunculkan di 20 Mei 2016. Dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional ke 108, banyak yang ambil bagian untuk turun di jalan. Isi Sisi Asa memilih jalan yang berbeda. Muncul dengan kontribusi cara lain untuk tetap berkontribusi. Mengisi sisi hari dengan asa dan harapan. Berdiskusi mencari solusi, berbagi inspirasi, dan membangun asa.
Daripada menggerutu, lebih baik saling membantu
Daripada saling menyalahkan, lebih baik menyalakan cahaya
Daripada saling memukul,lebih baik merangkul
Mari berbagi, berdiskusi, dan berkolaborasi!
For more info : Follow instagram : @isisisiasa | Facebook : Isi Sisi Asa |Line@ : @zkf0287x