Kalimat itu sepertinya tidak jarang kita dengar. Terutama sebagai alasan untuk mengakhiri hubungan yang sudah terlalu lama berbelit-belit dan tidak ada baiknya untuk diteruskan atau dalam bahasa sederhana “putus”. Alasan klasik yang boleh dibilang alasan bullshit. Gimana tidak. Kalau terlalu baik, jadi aku kudu piye? Harus lebih jahat sama kamu, gitu?
Oke oke tenang. Ini bukan soal pengalaman pribadi. Hanya saja kisah ini layak untuk ditulis karena memang penuh pembelajaran. Loh pelajaran apa?
Mari kita samakan persepsi lebih dahulu bahwa pacaran itu adalah hal yang sangat wajar di kalangan anak muda. Tentu hal yang sangat wajar bukan berarti layak dibenarkan. Dan saya berpihak bahwa pacaran bukanlah hal yang benar walaupun wajar.
Terlepas dari wajar ataupun benar sebuah dilema yang dinamakan pacaran, banyak sekali hal unik yang bisa diambil. Misalkan saja :
“PDKT 1 bulan, jadian 1 minggu, galau 1 tahun”
“LDR bertahun-tahun terus putus. Kadang menunggu bisa sebercanda itu”
“Pacaran 6 tahun. Diajak serius ragu. Lalu ditikung sama yang ngajak nikah duluan”
Lucu memang. Dan cukup layak untuk “ditertawakan”. Ya bagaimana tidak ditertawakan. Apa apa yang dilarang oleh Allah pasti gak baik. Allah memerintahkan kita menjauhi zina dan mendekati walinya. Kitanya aja yang sering beralasan. Seperti alasan klasik ini :
“Kalau gak pacaran mana bisa ketemu jodoh yang cocok”
Beeeehh. Kitanya sih sering melihat kisah cinta mereka yang diekpos media. Atau nonton kisah cinta FTV yang jelas itu sandiwara. Coba deh lihat kisah yang tak terlihat media tapi sungguh indah. Misalkan pernikahan putri AA Gym dengan menantunya. Coba tebak maharnya apa? Hafalan 30 Juz oleh calon suami! T_T . Atau banyak kisah lain yang sudah saya masukkan di buku Jomblo Mulia bagian “Mereka yang Dipertemukan”. Tinggal nunggu tanggal terbit aja nih. Doakan yaaa 😀
Maaf, kamu terlalu baik buat aku. Sungguh kalimat yang lucu. Gimana tidak. Disaat orang lain mencari pasangan yang baik, ini malah meninggalkan dia karena terlalu baik. Ya untung untung kalau alasannya karena ingin berhenti pacaran dan fokus menjadi Jomblo Mulia hingga waktu yang ditentukan. Nah ini kalau mutusin hanya karena bosan dianya terlalu baik. Pffftt. Bisa bisa nambah lagi kalimat yang lucu
“Terima kasih ya atas kebaikanmu selama ini”. Ghelak.
Bro sist. Gini gini. Hidup itu simpel. Kamu ambil pilihan dan ambil resikonya. Sama halnya dengan pacaran. Kamu ambil pilihan untuk pacaran lalu resikonya kamu gak akan merasakan indahnya pernikahan. Kenapa? Karena seperti nasehat dari seorang sahabat :
“Orang yang membiasakan diri untuk pacaran, di masa sudah menikah layaknya kran yang selangnya sudah bocor dimana-mana. Kran tersebut tidak akan mengeluarkan air dengan kencang. Sedangkan mereka yang menahan diri untuk menjauhi pacaran, layaknya selang yang terjaga dan mampu mengeluarkan air yang kencang dari krannya. Kekencangan air ibarat kasih sayang yang diberikan kepada pasangannya. Maka tidak heran jika mereka yang pacaran seringkali rapuh di tengah jalan. Karena kasih sayangnya sudah diberikan kepada yang lain”
Masuk akal memang pesan dari analogi sahabat ini. Kalau diri ini dibiasakan dengan pacaran, bukankah kita menghambur-hamburkan sayang ke orang lain yang belum pasti menjadi pasangan halal kita. Nah bayangin aja pacarannya 6 tahun lalu ditikung sama yang ngajak nikah duluan. Sedih banget kan ya.
“Oke oke. Aku udah gak pacaran lagi. Jadi apa yang harus kulakukan?”
Simpel. Habiskan waktu untuk perjuangkan visi dan memantaskan diri. Kamu bisa baca banyak tips di tulisan di kategori Love, Truth and You. Klik aja disini.
Percaya saja. Banyak hal yang bisa kita lakukan untuk dunia selain mikirin si dia. Sibuk memikirkan manfaat bagi umat bukan tidak mungkin di tengah jalan kamu akan dipertemukan dengan jodoh yang tepat. Ya sangat mungkin. So sweet kan? Bagi kamu yang gak percaya, coba baca tulisan saya tentang “Visimu Akan Mempertemunkanmu dengan Impian dan Cintamu”
Ya tentu so sweet. Tapi kita tidak bisa mengabaikan begitu saja orang yang baru putus dari pacarnya. Bagi kamu yang sudah melakukan saya ucapkan selamat. Atau bagi kamu yang gak pacaran tapi kebanyakan frenzone ya hati hati aja perasaan kamu nyantol ke dia. Ya bisa jadi kan. Pahit banget loh kamu maunya dia tapi dianya mau yang lain*apaini.
Oke kembali ke topik bagi kamu yang baru putus. So, jangan terlarut dalam kesedihan. Layaknya hujan. Kita tidak bisa menghentikan hujan. Kita hanya bisa menunggu hujan reda dan melihat pelangi yang indah. Maka bangkitlah. MOVE UP! Sambut pelangi indah yang sudah menunggumu.
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri