Lilin Kecil di Penemuan Jati Diri Part 2

Satria Triputra Presiden BEM UGM

“Subjektivitas akan berubah disaat berjumpa dengan pertanggungjawaban dan data”

Pernah gak sih kita menilai suatu hal secara subjketif? Cenderung berat sebelah karena faktor tertentu.  Saya percaya kita semua pernah. Tetapi terbiasa menilai suatu hal secara subjektif akan “membutakan” diri ini akan kebenaran. Maka hal tersebut perlu diatasi dengan melihat pertanggungjawaban dan data yang ada.

Misalkan saja kita menilai DPR seringkali menghabiskan uang rakyat. Terkesan subjektif kah? Mari kita lihat pertanggungjawaban DPR. Salah satunya adalah menyuarakan suara rakyat. Lalu mari kita lihat dengan data di lapangan. Apakah gaji puluhan juta akan membuat mereka berjuang lebih keras untuk rakyat atau semakin nyaman di kursi yang empuk? Maka penilaian DPR seringkali menghabiskan uang rakyat berubah nilainya menjadi objektif.

Ada pertanyaan menarik kedua,

“Dalam menyampaikan aspirasi juga ada kewajiban. Aspirasinya berdasarkan apa? Datanya darimana?”

Nah ini juga. Kita seringkali ingin menyampaikan aspirasi. Akan tetapi seringkali kita menyampaikan tersebut tanpa pemikiran yang matang. Hanya ceplas-ceplos apa yang ada dipikiran. Aspirasi tersebut berdasarkan apa? Datanya darimana? Lantas jika aspirasi tersebut terabaikan karena tidak memiliki sumber dan data yang jelas, pantaskah kita kecewa? Coba pikirkan kembali dengan bijak.

***

Kamu merasa aneh dari gaya penulisan diatas? Jika kamu mengatakan ya, maka saya memang mengakuinya. Tulisan diatas dalah review singkat ketika campus visit ke Universitas Gajah Mada. Jujur, ketika mendengar pemaparan dari Satria Triputra, Presiden Mahasiswa BEM KM UGM, saya merasa begitu kecil. Ya ini benar. Seakan apa yang saya lakukan selama ini belumlah seberapa dampaknya. Nah lantas, ketika merasa kontribusi yang kita berikan masih kecil, pantaskah kita mundur dari jalan kontribusi?

Sahabat, saya percaya kita seringkali merasa minder. Merasa kecil jika dibandingkan apa yang orang lain lakukan. Hal tersebut bukanlah sebuah keanehan. Melainkan sebuah kewajaran dalam proses penemuan jati diri part 2. Ya benar, penemuan jati diri part 2. Karena setidaknya di umur kita saat ini ( sekitar 18-25) paling tidak kita sudah mulai menemukan jati diri part 1. Salah satunya dari jurusan kuliah yang kamu pilih.

Penemuan jati diri adalah proses perjalanan panjang. Membangun cahaya-cahaya kecil untuk menerangi sebuah kegelapan yang besar di dalam hati ini. Maka kontribusi kecil yang kita lakukan adalah seperti cahaya kecil tadi. Jika kita diam dan mundur hanya karena minder, maka kegelapan tersebut tidak akan sirna. Teruslah bergerak. Dan percaya bahwa setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Tugas kita adalah be the best version dan  sinergi membangun negeri.

Sebagai pemuda yang memiliki idealisme yang tinggi, memberikan diri ini sebuah kekuatan besar dalam melakukan suatu hal. Hanya butuh kebijakan jalan mana yang harus kita pilih. Jalan yang dilihat orang banyak atau sedikit orang? Jalan yang penuh pujian atau bergerak dalam diam? Jalan yang memaksakan diri akan ketidaknyamanan atau kontribusi sesuai passion diri?

Pikirkan kembali, untuk siapa kita berbuat. Karena jalan ini merupakan jalan yang panjang. Perlahan, mari kita nyalakan api kecil untuk sebuah harapan masa depan yang lebih baik.

***

Catatan hari pertama Trip Akhir Tahun rezkyfirmansyah.com. Kunjungan ke organisasi kampus di Universitas Gajah Mada dan Universitas Sanata Dharma

 

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Penulis buku tersebar di 5 benua
Founder Passion Writing Academy
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *