“Yaudah, kalo jomblo mah biasa aja. Gak usah umbar-umbar segala”
“Gua gak jomblo, gua single elegant”
“Walaupun gua jomblo, tapi bahagia kok”
Mungkin kalimat-kalimat diatas seringkali terlontar dari jomblo, single atau status apapun yang belum punya pasangan. Atau mungkin kamu juga sering ucapin modus diatas? Atau ada modus tambahan?
Tulisan ini aku tulis semoga menjadi penguat bagi kamu terutama aku sendiri. Yap, penguat sebagai @jomblomulia. Nah pertanyaannya kenapa mesti @jomblomulia? Kalau jomblo ya diam diam aja kan gak masalah. Ya benar, tapi ada keutamaan ketika seseorang istiqomah dalam penyebaran “ini loh aku @jomblomulia”
Kalau bicara data dan fakta, udah terlalu banyak bukti bahwa pacaran itu gak ujung-ujungnya dosa. Free sex, aborsi, liberalisme, galau, kecewa, depresi, dendam adalah beberapa dari sekian banyaknya dampak negatif. Walaupun ada orang orang yang memberikan sanggahan bahwa pacaran itu positif. Ya mungkin positif hamil *eeh. Nah pembahasan kali ini bukan mengenai dosanya karena aku yakin udah banyak yang tahu bahwa ini dosa tapi tetap aja lanjutin karena . . . . .#ahsudahlah. Lagipula udah banyak buku ataupun tulisan yang jelasin tentang “pacaran itu gak halal”
Kenapa mesti @jomblomulia? Kenapa mesti bangga? Kenapaaaaa??
Patut kita akui deh bagi anak muda pacaran itu trend plus keren. Kalau gak pacaran itu cupu. Jadi walaupun muka pas pasan ya tetap pacaran. Walau terkadang ada ada aja pasangan yang kita lihat kayak khayalan. Ceweknya cantik banget tapi cowoknya . . . . *kamutahumaksudku
Nah, dengan mindset yang kayak gitu seolah olah kalau gak pacaran itu gak laku. Gak pacaran itu memalukan. Gak pacaran itu aib. Makanya harus jadi @jomblomulia. Muliakan dirimu agar dapat pasangan yang juga mulia.
Teorinya sederhana, laki laki baik untuk perempuan baik. Jadi baikkan dirimu untuk mendapatkan dirinya yang baik.
Gak pengen kan, pasangan halalmu adalah orang yang udah *maaf* bekas orang lain. Banyak makna bekas disini, apakah seseorang yang mengisi hati, pegangan tangan dan selanjutnya yang gak perlu aku tuliskan disini. Karena aku yakin kamu tahu kelanjutannya.
Aku akui aku dulu pernah pacaran pas SMP. Gak ada yang aneh aneh. Pegangan aja gak ada. Paling pegangan ketika “tersentuh” karena nukar hp. Gak romantis banget ya. Tapi itulah adanya. :”
“Trus kenapa diumbar-umbar kalau kita @jomblomulia? Gak usah sok alim gitulah”
Nah ini dia. Kenapa mesti diumbar agar bisa jadi dakwah. Berbuatlah semaksimal mungkin. Jika tidak bisa dengan perbuatan lakukan dengan ucapan. Jika tidak bisa dengan ucapan lakukan dengan doa. Nah mungkin kita udah jadi @jomblomulia dengan memtuskan pasangan yang gak halal bagi kita. Nah sekarang dakwahlah dengan ucapan. Dengan tulisan bahwa iniloh aku @jomblomulia. Ya semoga orang lain tergerak dengan ucapan dan tulisan yang kita tulis. Dan ujung-ujungnya insya Allah pahala ngalir ke kita. Niatkan untuk dakwah. Bismillah dah
Anak muda kan pastinya senang banget tu kalau dipuji. Kalau dapat sesuatu yang baru. Kalau dirinya dianggapan keren. Nah disanalah masuknya dakwah @jomblomulia. Bangga dan keren jadi @jomblomulia. Nanti ujung-ujungnya lurusin niat aja kalau aku menjadi @jomblomulia agar mendapatkan pasangan halal yang mulia untuk diriku kedepannya.
“Kasi tips dong supaya mutusin pacar yang elegan?”
Oke aku kasih cara yang elegant deh. Ini pengalamanku pribadi. Bukan pengalaman mutusin pacar. Tapi aku pernah ucapin ini sebagai penguat diantara kami jika kami dipertemukan lagi kedepannya :
“Kakak jalan dengan visi kakak. Kamu jalan dengan visimu. Jikalau memang berjodoh, insya Allah kita bakal dipertemukan dengan bersatunya visi kita”
Coba deh ucapin kayak gitu. Elegan banget. J
So, apa yang kamu tunggu wahai @jomblomulia?
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri