Jomblo Mulia dan Nikah Muda

Jomblo Mulia dan Nikah Muda

Ada 2 hal yang menjadi hot topic bagi orang lain untuk menilai diriku saat ini. Pertama, @jomblomulia dan kedua, nikah muda. Nah pertanyaannya, apakah benar 2 hal tersebut? Apakah aku mendukung nikah muda dan akan tergolong untuk itu? Kenapa aku sering membahas 2 hal itu? Mari kita mulai .  .

Kalau kamu udah langganan baca artikel di blog ini, kamu pasti bisa meraba-raba jawabannya. Tapi kalau gak, kamu gak  akan tau apa-apa. Jadi sering sering ya baca blog ini 😀

Sabtu yang lalu, aku bersama teman-teman lain mendaki gunung Kawah Ijen di perbatasan Bondowoso dan Banyuwangi. Dan malamnya janjian sama teman yang lain untuk “malam mingguan” di Malang. Tenang saja, bukan gebetanku kok. Jadi harapan untuk kamu masih ada*tsaaahh.

Seperti biasanya, kalo kumpul-kumpul aku selalu dipancing dan terpancing untuk membahas 2 hal diatas. Dan ada beberapa kesimpulan yang bisa kuambil malam itu :

  • Umur 20an adalah masa yang wajar untuk memikirkan mengenai pasangan halal kedepan. Jadi gak ada yang aneh
  • Aku pun menjelaskan tentang beberapa “teori” tentang jodoh. Bahwa jodoh adalah pertemuan 2 visi. Pernikahan bertujuan saling menguatkan. Teori triangle love-nya Sternberg, dan lain sebagainya
  • Kata temanku, “that’s normal, I support” Tapi katanya frekuensiku membahas ini terlalu sering. Aku mengakui itu, tapi kenapa?

Untuk yang pertama, mengenai @jomblomulia, tujuanku adalah bagaimana virus ini tersebar luas. Karena banyak anak muda yang terjebak dalam stigma kalau pacaran gak bakal dapat pasangan yang diidamkan. Bahkan ada anekdot yang mengatakan “jodoh gak akan kemana, tapi saingan ada dimana-mana”. Yaelaaah. Pegangan yang sangat kuyakini adalah dalil bahwa “Laki-laki baik untuk perempuan yang baik”. Ya aku sih yakin. Tapi banyak pertanyaan-pertanyaan dari orang lain yang seolah-olah mereka gak yakin dengan janji Allah ini. Yaudah, coba deh kamu baca beberapa tulisanku sebelumnya yang categories Love Truth and You disini

Sudah baca? Goood. Mari lanjutkan.

Aku adalah pendukung @jomblomulia dan insyaallah akan selalu menyebarluaskan ini. Agar tingkat #UdahPutusinAja semakin meningkat. Bismillah deh, doain istiqomah yaa. Nah, aku termasuk orang yang gak percaya dengan alasan “kami pacaran gak ngapa-ngapain kok”. Yaudah, kalo gak ngapa-ngapain, kenapa pacaran coba? Pertanyaan ini akan sulit dijawab dengan yakin oleh kebanyakan orang. Tapi temanku yang jurusan psikologi menjawab “itu karena ada golongan orang yang butuh dan nyaman dengan sebuah komitmen”. Oke ini asyik untuk dibahas. Ohya, temanku tadi sebenarnya juga mendukung prinsip @jomblomulia karena dia gak pacaran. Tapi dengan menambah teori tadi membuat ini semakin menarik.

Berbicara mengenai komitmen, sebenarnya @jomblomulia ini tingkat komitmennya lebih tinggi. Bayangin, prinsip mereka adalah “aku ingin menjadi mulia agar kelak pasanganku juga memuliakan dirinya”. Beeeh, kurang apa coba. Ini dia komitmen tingkat tinggi tanpa perlu sebuah ikatan yang meragukan. Di satu sisi, mereka juga meyakini janji Allah. Nah, niat seorang @jomblomulia seharusnya juga diluruskan. Jadi mulia bukan hanya sekedar untuk mendapatkan pasangan yang mulia. Niatnya harus karena Allah. Hati-hati kalo orientasi kita hanya jodoh, karena jodoh itu udah ada yang ngatur, jadi deketin yang ngatur.

Menjadi seorang @jomblomulia juga belajar yakin tingkat tinggi. Unlimited believe, bahwa Allah-lah yang punya kekuasaan untuk ngatur itu semua. Bukan porsi manusia untuk memaksa. Ingat, tugas kita adalah

“Lakukan  apa yang kita bisa, biarkan Allah lakukan apa yang tidak kita bisa”

Ada porsi manusia ada porsi Allah. Gak usah campur tangan dengan urusan Allah karena dia tahu yang lebih baik. Pacarmu yang udah bertahun-tahun belum tentu lebih baik dari seseorang yang baru kamu temui beberapa hari. Dan juga pacarmu yang kamu bela-belain juga belum tentu lebih baik dari seseorang yang ditawarkan oleh orang tuamu. Jadi harus gimana dong? #UdahPutusinAja

“Virus @jomblomulia harus tersebar agar banyak anak muda yang lebih fokus pada visi mulia dibandingkan mencari pacar yang sempurna”

Nah, poin kedua apakah aku golongan yang mendukung nikah muda? Aku mempunyai prinsip yang sama dengan Kak Kusnan, presiden Youthcare :

“Saya bukan orang yang memegang prinsip nikah muda. Saya orang yang memegang prinsip nikah saat sudah siap. Saya sudah siap sejak umur 23 Tahun. Tapi baru nikah diumur 26 tahun”

Itulah lebih kurang yang beliau sampaikan kepadaku tanggal 24 Oktober 2014. Saat itu aku sedang mengunjung Youthcare Office. Ohya, bagi kamu yang pengen tahu lebih banyak tentang Youthcare dan pengen gabung bersama-sama berkontribusi untuk Indonesia bisa buka di www.youthcareinternational.com

Aku juga memegang prinsip itu. Aku akan nikah saat sudah siap. Umurnya berapa? Gak usah dikepoin karena aku sudah menyiapkan itu. Jodohnya siapa? Gak usah terlalu dipikirin. Yang penting baikkan diri maka niscaya akan dapat jodoh yang baik. Alasanku mendukung nikah muda adalah karena nikah muda jauh lebih mulia dari pacaran. Itu . . . .

Sekarang, aku gak punya pacar. Udah lama aku melakukan #UdahPutusinAja. Bahkan sebelum tagline ini terkenal. Ya sekitar 6 tahun lalu. Jika kamu nanya “siapakah orang yang beruntung pernah bersamaku dulu”, gak usah ditanya karena salah satunya udah nikah muda. Baguslah hoho

Aku juga gak main “kakak-adek”, karena aku gak punya adek biologis. Tapi punya banyak adek kelas. Semoga mereka bangga punya kakak sepertiku*beeeh

Tapi aku mengakui bahwa aku mempunyai banyak teman bahkan partner perempuan. Bukan maksud “memata-matai” untuk persiapan di masa depan. Tapi karena aku memegang prinsip “Bertemanlah dengan orang yang membuatmu bertumbuh, bukan hanya dengan orang yang membuatmu nyaman”.

Yuk bangga jadi @jomblomulia!

Keep Writing, Always Inspiring!

Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *