Hujan Inspirasi dari 3 Da’i di Akademi Literasi

Sejak Edgar Hamas bikin akun @agendaedgar, tidak perlu waktu lama saya langsung follow akun tersebut. Kami bertemu pertama kali dari karyanya. Iya, dari karyanya. Setidaknya, sebelum bertemu saya sudah baca bukunya yang berjudul Belajar dari Negeri Para Nabi.

Kapan pertama kali bertemu secara fisik? Sekitar Februari 2020 sebelum pandemi menyerang. Saat itu ada event dari Agriquran di Kebun Quran, Depok. Dari pertemuan itu, saya menulis reviewnya di Insight Agriquran: Inspirasi Al-Quran tentang Pertanian, Sejarah, dan Peradaban

Kajian online kali ini bukan hanya menghadirkan Edgar Hamas. @akademiliterasi_id menghadirkan tiga da’i yang berbagi hujan inspirasi. Ada Zaky A. Rivai dan Izzatur Rifdah. Berikut saya tulis ulasannya ya. Semoga bermanfaat.

Edgar Hamas­ – Inspirasi Tentang Ilmu

Bicara tentang ilmu, tidak akan lepas dari yang namanya menulis. Kitab, tulisan, dan buku adalah contoh dari wasilah tersampainya ilmu. Maka penting bagi kita untuk membangun kebiasaan menulis. Selain itu, ada banyak alasan kenapa menulis. Beberapa di antaranya adalah:

  • Sarana menuntut ilmu
  • Menyebarkan amal jariah
  • Mencetak anak ideologis

Terkhusus anak ideologis, ini menarik sekali. Jika saat ini kita belum punya keturunan, menulis adalah cara lain untuk mencetak keturunan dengan value dan ideologi yang sama. Mencetak banyak penggerak kebaikan yang bermula dari tulisan. Karena tidak akan pernah tahu, dari tulisan yang mana orang lain akan bergerak. Maka,teruslah menulis.

***

Ayat pertama yang turun adalah iqra’. Tapi coba perhatikan redaksionalnya, iqra’ bismi rabbika. Iqra’ tanpa bismi rabbika akan mengakibatkan diri jauh dari Tuhan. Sedangkan bismi rabbika tanpa iqra’ akan membuat kita menjadi bodoh.

Tambahan pesan dari Imam Al Ghazali:

“Karena amal tanpa ilmu itu gila, dan ilmu tanpa amal itu tiada guna.”

Iqra + bismi rabbika + Ilmu + Amal

***

Knowing is owning. Karena kita mengetahui, maka kita bisa memiliki. Bagaimana bisa kita sebagai seorang muslim bisa memiliki energi yang besar jika tidak mengetahui bahwa umat Islam adalah umat yang besar. Sejarah adalah energi bagi mereka yang mengetahui. Umat Islam ditinggikan karena ilmu dan tertinggal karena meninggalkan ilmu. Maka salah satu cara untuk membangkitkan energi kita adalah menyadarkan umat Islam tentang sejarah. Saya sarankan untuk follow @gen.saladin dan baca dua buku terbitannya. The Untold Islamic History dan 101 Fakta Hebat Sejarah Islam.

***

Siapkan banyak laci dalam pikiran sehingga kita bisa merapikan dan menyusun ilmu Dengan begitu, kita bisa lebih strategis dalam bertindak. Ada laci idealisme, laci ilmu, laci wawasan, dan berbagai laci lainnya.

***

“Cari, pelajari dan ilmuilah ilmu. Jika kamu di atas, kamu akan jadi bintang. Jika kamu di tengah, maka kamu akan jadi tuan. Dan jika kamu ada di bawah, maka ilmu membuatmu tetap hidup.” – Abdul Malik bin Marwan

***

Menurut Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zahid, tanggal belajar itu ada tiga. Jangan berhenti hanya di tangga pertama:

  1. Siapa yang naik tangga pertama, biasanya akan merasa sombong.
  2. Yang naik ke tangga kedua, barulah akan menjadi tawadhu.
  3. Yang naik ke tangga ketiga, maka ia tahu bahwa ia tidak tahu.

***

6 fitrah pencari ilmu menurut Imam Syafi’i:

  1. Kita pasti punya potensi kecerdasan masing-masing. Termasuk cara belajar kita juga berbeda. Tidak usah dipaksakan sama.
  2. Rasa ingin tahu yang tinggi. Jika sudah tahu hal ini, apa lagi? Teruslah mencari ilmu. Apalah jika itu memang bidang yang kita minati.
  3. Sabar yang kontinyu. Napas seorang pejuang adalah kesabaran
  4. Pasti butuh. Bisa dengan biaya sendiri, atau cari beasiswa. Ingat, Allah Maha Kaya. Pasti ad acara bagi kita yang bersungguh-sungguh.
  5. Dekat dengan guru. Saya pernah menyusun karya tulis sederhana tentang 1 Guru 1 Murid. Silakan baca selengkapnya di sini.
  6. Waktu yang panjang. Tidak cukup sekolah formal selama sekian tahun. Kita akan terus belajar sepanjang hayat.

***

Kolaborasikan fantastic four dari ilmu. Ilmu agama seperti makan. Ilmu bahasa untuk komunikasi. Ilmu sejarah seperti pakaian dan latar belakang. Ilmu wawasan terkini sebagai makanan ringan agar berwarna dan bisa dinikmati.

***

Tulisan yang bagus adalah yang berhasil menerjemahkan realitas terkini dan mudah diterima. Kawinkan juga berbagai ilmu agar memberikan sudut pandang yang menarik dan berbeda. Karena jika suatu hal dibahas oleh latar belakang keilmuan yang berbeda akan menyajikan cita rasa yang berbeda.

***

Jangan memadamkan inspirasi dengan ketidakpercayaan diri. Inspirasi adalah amanah dari Allah yang harus dialirkan. Kelak jika satu inspirasi dialirkan, mission completed, maka Allah akan mengalirkan kepada kita untuk menerima inspirasi selanjutnya. Kenapa inspirasi yang didapatkan selama ini stuck? Bisa jadi karena kita tidak menglirkan amanah inspirasi dari Allah yang sebelumnya. Kita tidak amanah atas inspirasi dari Allah. Maka, percaya dirilah!

Zaky A. Rivai – Inspirasi Tentang Membaca

Kadang, yang kita butuhkan bukanlah bertanya pada orang lain untuk menemukan suatu jawaban. Tetapi memberikan pertanyaan yang tepat kepada diri sendiri dan menjawabnya. Powerful question. Pertanyaan yang bisa menggerakkanmu. Contohnya pertanyaan dalam berkarya:

  1. Karya fenomenal apa yang ingin kamu hasilkan?
  2. Tokoh siapa yang kamu kagumi dan ingin belajar apa darinya?
  3. Value apa dalam hidup yang ingin kamu perjuangkan dan tularkan?

Masih ada pertanyaan lainnya? Jawab saja untuk diri sendiri. Bukan untuk keren-kerenan membandingkan dengan orang lain.

***

Kita ngapain aja selama ini? Waktu kosong dimanfaatkan untuk apa? Karena kita didefinisikan berdasarkan lazy time. Lazy time hadir dari potongan waktu dari hasil optimalisasi teknologi. Misalkan tanpa teknologi, suatu hal bisa dilakukan selama 1 jam. Sedangkan dengan teknologi, hanya 10 menit. 50 menit waktu yang terpotong dari teknologi menit itu digunakan untuk apa?

***

Tips agar terbiasa membaca, khususnya buku.

  1. Bikin target harian.

It’s okay jika hanya 5 halaman per hari. Untuk memacu semangat, tulis prosesmu setiap hari di dinding. Hari ini 5, besok 6, lusa 4, dst. Dengan begitu kamu akan merasakan sense of progress.

  1. Sempatkan

Kata seorang guru, jika suatu hal itu benar-benar penting, maka pasti akan diprioritaskan dengan berbagai cara. Membaca misalkan. Pentingkah? Jika penting, sempatkan!

  1. Targetkan dengan tantangan.

Jika tercapai dapat apa, jika tidak tercapai dapat apa. Memberikan reward dan punishment kadang bisa membantu kita dalam berproses.

  1. Bawa buku ke mana saja

Dengan begitu, saat ada jeda yang dibuka bukan lagi gadget dan social media. Tapi membaca, walau hanya beberapa halaman.

  1. Letakkan buku yang belum terbaca di tempat berbeda dan mudah terlihat

Harapannya, saat ada hasrat untuk membeli buku baru, akan mengurungkan niat. Eh ternyata masih banyak buku yang belum dibaca.

  1. Baca sebelum tidur, jauhkan gadget

Udah, akui saja. Sebelum tidur megang gadget kan? Coba ubah kebiasaannya. Baca sebelum tidur. Kemungkinan besar, baru beberapa halaman sudah ngantuk duluan. It’s okay. Setidaknya bangun kebiasan membaca dan tidak pegang gadget sebelum tidur. Walau hanya 1-2 halaman, itu adalah pencapaian kan? Hargai langkah kecil.

  1. Lingungan baca

Support system memang sangat berpengaruh. Jika dirasa sendiri sulit untuk membangun kebiasaan baca, coba cari komunitas. Atau setidaknya partner untuk saling mengingatkan dengan pertanyaan, sudah baca berapa halaman hari ini?

  1. Batasi media sosial

Media sosial memang menjadi musuh terkuat melawan kebiasaan membaca. Ya bisa jadi sih di media sosial kamu membaca. Tapi apakah bisa fokus dengan banyaknya informasi yang diterima? Sulit memang, tapi cobalah batasi media sosial. Ganti waktunya dengan membaca buku.

  1. Next level setelah membaca apa?

Agar lebih asik dan menikmati, coba pikirkan, apalagi setelah membaca. Misal bikin review buku, gerakan, podcast atau apa gitu.

Membaca harusnya bukan hanya hobi, tapi kebutuhan. Bahkan lebih jauh, kita mengganggap dan meyakininya sebagai perintah agama. Bukankah ayat pertama yang diturunkan adalah iqra’ bismi rabbika? Karena bagaimana ar akita mendefinsikan membaca, begitu pula ar akita menjalaninya.

Izzatur Rifdah – Inspirasi tentang Menulis

“Prinsip mendasar saat ingin menjadi penulis adalah memiliki alasan yang kuat dan besar kenapa saya harus menulis?” – Ustadz Solikhin Abu Izzuddin

***

Ustadz Solikhin Abu Izzudin juga berpesan kepada Rifdah, coba tuliskan 15 alasan kenapa kamu menulis. Dan inilah jawabannya:

  1. Menyimpan ilmu
  2. Menjadi pintu hidayah
  3. Menata ilmu
  4. Hadiah untuk abi
  5. Kontribusi sebagai alumni
  6. Hadiah untuk keturunan
  7. Pengingat saat futur
  8. Transfer ide pemikiran
  9. Passive income
  10. Agar lebih banyak bersyukur
  11. Menemukan diri yang baru
  12. Menjadi jariah setelah tiada
  13. Menjadi sebaik-baik manusia
  14. Mensyiarkan tulisan islami
  15. Pembuktian pada diri

Bagaimana dengan kamu? Sebutkan sebanyak-banyaknya alasan kenapa harus menulis? Saya menyebutnya sebagai strong why. Coba dengarkan podcast-nya di sini.

Tidak perlu membandingkan alasanmu dengan alasan orang lain. Karena strong why ini bukan tentang keren-kerenan. Karena sifatnya otentik, personal, dan kuat.

***

Jangan merasa kita tidak punya apa-apa sehingga tidak bisa menulis. Karena setidaknnya, ada 4 kekayaan yang kita miliki sebagai modal untuk menulis.

  1. Kesehatan, masa muda, kekuatan

Salah satu bukti kita bersyukur kepada Allah adalah menggunakan nikmat yang Allah berikan untuk semakin dekat kepada Allah. Kita sehat, punya semangat masa muda, dan ada kekuatan. Bukankah itu modal untuk bergerak?

  1. Ide

Ada banyak ide dalam pikiran. Jangan merasa ide kita tidak cukup layak. Tuangkan saja dulu. Lalu izinkan orang lain untuk memberikan feedback sehingga ide kita bisa lebih layak dan terus ada perbaikan.

  1. Keinginan untuk membuat perubahan

Anak muda yang punya semangat. Bukankah itu kita? Tapi punya semangat tanpa bergerak, ya dusta namanya. Mulailah menulis, karena menulis adalah awal mula kita bergerak.

  1. Alat: social media dan teman

Kita punya alatnya. Social media dan teman yang akan membaca. Walaupun follower hanya puluhan, tapi itu adalah pembaca kita. Itulah kekayaan yang kita miliiki. Tak perlu membandingan dengan influencer dengan jutaan follower. Karena menulis adalah tentang kita, bukan mereka.

***

Bagaimana kita memahami suatu hal, begitu pula cara kita menentukan sikap. Dalam menulis, ada beberapa pemahaman penting yang bisa menjadi kekuatan.

  1. Niat menentukan pahala yang didapat

Perbaiki niat, insyaallah jalan akan terbuka. Jika niat kita lurus, insyallah tidak akan mudah goyah. Coba baca kisah tenang kejujuran Arab Badui yang berperang dan tertancap anak panah di kisah ini.

  1. Mensyukuri nikmat Allah dan kelebihan diri

Allah tidak menciptakan kita sia-sia. Ada begitu banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita. Apakah itu sia-sia? Tentu tidak. Maka salah satu cara mensyukurinya adalah dengan berbagi dan mengoptimalkan potensi. Termasuk dengan menulis.

  1. Karya berlandaskan ibadah

Jangan lupa bahwa Allah ciptakan kita tujuannya untuk beribadah. Maka pastikan, landasan kita dalam berkarya adalah Allah. Kita mati-matian cari inspirasi, tapi lupa bahwa sumber inspirasi itu datangnya dari Allah. Wasilahnya ya ibadah.

***

Lagi. Niat memang perkara sederhana, tapi bukan berarti remeh. Berikut 4 nasihat tentang niat:

  1. Niat tidak akan selalu kokoh karena niat sifatnya statis.
  2. Mereka yang bersih niatnya, bisa jadi akan merasa lelah, tapi tidak akan pernah mundur.
  3. Seseorang akan diuji berdasarkan niatnya. Siapkah untuk ujian tersebut? Sudahkah jujur dengan niat yang dimiliki?
  4. Awal mulanya, hati kita ini bersih. Maka sehina apa pun diri ini dan merasa hati ini kotor, maka jangan abaikan pesan ini. Hati kita harusnya diisi dengan yang bersih, yaitu niat yang baik. Mintalah kepada Allah agar memantaskan kita.

***

Jangan hanya menulis di status WA atau story Instagram karena hal tersebut seperti menulis di atas pasir. Jangka waktunya pendek. Percaya dirilah untuk menulis di feed Instagram, blog, atau platform yang bisa lebih tahan lama untuk dibaca. Bahkan lebih jauh, beranikan diri untuk memulai menulis buku. Percayalah, tulisanmu istimewa. Karena jika hanya dibatasi di status WA atau story Instagram yang durasi waktunya terbatas, maka pembacanya juga terbatas. Bukankah niatmu ingin bermanfaat seluas-luasnya?

***

Bayangkan sebuah rumah. Sholat dan zakat adalah bagian dari rumah. Tapi jihad adalah atap rumahnya. Akan jadi apa sebuah rumah tanpa jihad? Maka, jadikanlah menulis sebagai jihad yang bisa melindungi rumah. Melindungi ibadah yang sudah kita jalani. Jangan merasa tidak pantas. Karena bisa jadi, merasa tidak pantas dalam berbuat kebaikan adalah talbis iblis. Tipu daya setan agar kita enggan dalam berbuat kebaikan.

***

Apa yang akan kita tulis jika enggan membaca? Tong kosong nyaring bunyinya. Maka kebiasaan menulis akan memaksa kita untuk membaca. Kebiasaan menulis akan memaksa kita untuk terus belajar. Dan kebiasaan menulis memaksa kita untuk istiqomah dalam jalan dakwah. Insyaallah.

***

Untuk melakukan suatu perubahan, kita butuh ruh yang kuat. Perubahan dengan menulis juga bisa. Pertanyaannya, apakah kita sudah memperhatikan ruh diri dibandingkan sebatas keindahan kata?

***

Sungguh, kali ini saya tidak banyak dapat tips teknis dari mereka. Yang saya dapatkan adalah inspirasi yang semoga bisa menjadi penggerak. Semoga bisa menjadi penguat ruh dalam bergerak.

Hujan inspirasi dari mereka. Mari kita doakan sebaik-baiknya bagi mereka agar selalu diluruskan niatnya, diluaskan manfaatnya, dan diistiqomahkan dalam kebaikan. Pun begitu kita. Aamiin.

Keep writing and inspiring!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *