“Kayaknya Allah gak sayang lagi dengan aku”
“Loh kenapa”
“Ya buktinya aja aku merasa semakin hari semakin jauh dengan Allah nih. Orang lain diringankan kakinya ke mesjid, aku mah sulit. Orang lain Allah lembutkan hatinya hingga bisa baca Quran, aku mah gak. Terkadang saya merasa sedih”
“Hmmmm gitu ya masalahnya”
“Ya jangan cuma hmmm aja dong. Kasi solusi”
“Kamu pernah lihat Muslim lain hidupnya berkelimpahan tapi sholatnya bolong-bolong gak? Atau pamer aurat diatas panggung dan depan kamera tapi duitnya selalu ngalir? Atau pemimpin zalim yang jabatannya semakin waktu semakin naik. Dari anggota DPR naik walikota, naik ke gubernur dan hidupnya lancar lancar aja? Pernah”
“Ya pernah. Banyak malah”
“Bersyukurlah karena kamu belum sampai dilevel itu”
“Loh gimana bisa bersyukur! Jangan ngaco dong. Aku nih pengennya kayak dia tu. Noh liat dia*nunjukoranglain. Masih muda tapi udah hafal 30 juz. Bacaannya juga bagus. Atau dia*nunjukcewek. Jilbabnya syar’i dan pakaiannya longgar. Aku mah apa atuh. Masih jilbab sarung dan make jeans ketat”
“Gini deh, sampai sekarang kamu masih sholat?”
“Hmm, masih sih”
“Masih baca Quran?”
“Ya masih. Tapi jarang-jarang”
“Hati masih bisa membedakan mana yang baik dan mana yang benar?”
“Ya masih. Kalau ada kebenaran hatiku pasti ngakui. Dan kalo ada kesalahan hatiku pasti resah”
“Nah itu dia yang seharusnya kamu syukuri. Kamu seharusnya bersyukur ketika hatimu masih hidup. Masih bisa bedakan mana yang benar dan salah. Bisa resah ketika tidak ada peningkatan dalam ibadah. Bandingkan dengan banyak orang diluar sana. Ketika sholatnya bolong-bolong gak ada rasa resah sedikitpun. Ketika pamer aurat dan uang ngalirpun mereka ngira itulah rezeki yang halal. Padahal Allah memberikan mereka istidraj, bukanlah berkah”
“Istidraj itu apaan?”
“Bahasa sederhananya gini. Allah biarkan kamu bersenang-senang dalam kesesatan. Jadi kamu gak papa gak sholat, berzina, minum-minum tapi kamu gak apa-apa. Malah uang makin deras ngalirnya. Kamu makin naik, naik, dan naik dan suatu saat kamu jatuh sejatuh-jatuhnya. Sakit banget. Nah bersyukur kalau kamu ketika lakuin dosa kecil lalu Allah langsung ingati. Sakit juga jatuhnya tapi gak sesakit orang yang dibiarkan Allah tersesat terlalu jauh. Sungguh Allah sayang banget sama kita”
“Hmmm, iya juga sih. Mungkin aku kurang bersyukur ya”
Ya kasus diatas seringkali kita alami. Kita merasa bahwa seolah-olah Allah udah gak sayang lagi dengan kita. Padahal Allah sayang banget. Allah masih izinkan kita untuk sholat padahal diluar sana banyak orang lain yang sholat tidak lagi penting. Allah masih mengizinkan kita untuk mendengar dan membaca Al-Quran walaupun amat sedikit. Padahal diluar sana, banyak orang yang tidak pernah lagi memegang Al-Quran.
Memang, keimanan tertinggi merupakan impian banyak orang. Tapi kita mesti mengakui level kita sekarang bukanlah apa-apa. Ada yang memang dari keluarga santri, ada juga yang mencari kebenaran dari diri sendiri. Ada yang udah berdakwah disana-sini, ada juga yang masih mencari jati diri. Ya memang. Level iman setiap orang pasti berbeda. Tapi bukan lantas membuat kita putus harapan dengan kasih sayang Allah. Padahal Allah udah berfirman :
“ . . . . , dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir (Yusuf: 87)
Allah udah larang dengan jelas janganlah berputus asa. Apalagi untuk mendekat kepada Allah. Keep your HOPE ON!
Impian kita terhadap ibadah dan Islam haruslah besar. Tapi mulailah dari yang terkecil. Saya yakin banyak impian besar setiap Muslim. Ada yang ingin membumikan Al-Quran, ada yang memperjuangkan #IndonesiaMilikAllah, dan ada juga yang berjihad membebaskan Palestina. Ya pasti banyak impian besar lain. Apakah itu mustahil? Saya yakin tidak. Selalu ada kesempatan. Yang kita butuhkan bukanlah sekencang apa kita berlari. Tapi selalu berproses tiap hari.
“Slow progress is better than no progress”
Tetaplah punyai impian besar, mulai dari langkah yang terkecil dan sandarkan kepada Yang Maha Besar. Kita tidak bisa menyamaratakan kasih sayang Allah pada tiap orang. Karena saya percaya Allah sangat sayang kepada hambanya. Tapi ya gak mungkin juga kan caranya dengan Allah tiba-tiba ngasi kita hidayah lalu bertaubat? Allah udah ngasi tanda-tanda, tinggal kita aja yang mesti peka. Misalkan gini
Pengennya hafal Quran, ada tu program One Day One Ayat. Nah mulai aja. Atau ada sahabat yang udah hafal Quran, ya tinggal tanya tips dan semangatnya. Juga di toko buku banyak tips gimana caranya ngafal Quran. Allah udah ngasi tanda-tanda.
Atau yang katanya pengan rajin sholat. Allah udah ngasi banyak tanda. Sampai sekarang masih bisa dengar azan kan? Masih bisa lihat teman sendiri sholat ke mesjid kan? Masih ada yang ngajak sholat kan? Ya itu tanda. Allah udah buka pintu, tinggal datangi aja
Melihat orang lain lebih sholeh dibandingkan kita seringkali bikin iri. Tapi bukan berarti kita harus rendah diri. Seolah-olah mikir, mungkin levelku cuma sampai disini.
Keep your HOPE ON. Jangan pernah berputus asa dengan rahmat Allah. Karena sungguh Allah Maha Pemurah. Dia udah ngasi tanda. Tinggal kitanya aja, acuh atau peka?
Percayalah, kasih sayang Allah begitu luas. Maka dekati Dia. Jika bisa berlarilah. Jika tidak bisa berjalanlah. Jika tidak bisa merangkaklah. Yang terpenting, kita tetap percaya dan terus melangkah
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Founder Passion Writing
Penulis buku tersebar di 5 benua
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Dengan senang hati saya membuka kesempatan. Silahkan invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9
Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Klik tombol share di bagian kiri