Dengan berbagai alasan, masih saja ada yang berdalih tidak usah menulis karena tidak penting dan berbagai alasan lainnya. Langsung saja, berikut 7+1 alasan populer yang membuatmu tidak menulis beserta solusinya :
1. Tidak Menulis Karena Tidak Ada Inspirasi
Beberapa hari yang lalu, saya chat dengan seorang teman di BBM. Dan saya bertanya tentang blognya :
“Gimana Mas nulisnya udah sejauh apa”
“Tidak ada inspirasi Mas”
Alasan klasik pertama kenapa tidak juga mulai menulis. Tidak ada inspirasi. Padahal sebenarnya bukan tidak ada inspirasi. Melainkan tidak mencari inspirasi. Ini beda loh ya. Inspirasi itu ada dimana-mana. Dari alam, buku, masa lalu, chat dengan seseorang. Bahkan ketika kamu sudah membaca tulisan ini saya sudah menemukan inspirasi lainnya. Peka itu penting. Beda dengan pekak. Catet!
2. Tidak Ada Ilmu
“Antum sering share tulisan orang aja nih. Kapan mulai nulisnya”
“Akhi, ana tidak ada ilmu untuk menulis”
Beeeh, terkesan syar’i ya. Seolah-olah diam itu adalah mulia. Memegang prinsip diam itu adalah emas. Nah ini keliru. Diam dari hal yang tidakpenting memang emas. Tapi berbicara berkualitas dengan lisan dan tulisan jauh lebih berharga dari emas. Seharga permata atau intan. Bukan Intan Permata ya. Ciee baper yang punya nama sama.
3. Belum Pantas
Alasan mulia lainnya. Seolah-olah menulis itu adalah pekerjaan tanpa aib. Hanya orang suci yang layak untuk menulis. Keliru. Beneran deh keliru. Menulis itu bukan soal pantas atau tidak pantas. Tapi soal kemauan dan memantaskan diri.
Nah saya mau nanya, apakah untuk mengingatkan tentang kematian harus orang yang pernah mati? Apakah orang yang mengingatkan tentang bahaya narkotika harus mencadi pecandu narkotika dulu? Seolah-olah beralasan, harus orang yang berpengalaman yang mengingatkan. Jikalau prinsip kamu seperti itu, maka tidak ada saling mengingatkan di dunia ini. Karena tidak ada manusia yang sempurna. Sembari menyampaikan kebaikan, perlahan memperbaiki diri. Setuju ya ^-^
4. Tidak Ada Minat
Walaupun beralasan setiap orang punya minat yang berbeda, tapi itu tidak bijak untuk menjadi pembenaran bahwa menulis hanya butuh minat. Minat itu penting, tapi bukan yang terpenting. Karena minat sungguh bisa ditumbuhkan. Sama halnya ketika menikah, ketika segalanya sudah terpenuhi tapi belum ada minat untuk menikah, maka minat untuk menikah harus ditumbuhkan. Sampai kapan mau sendiri mblo?*eh
Kamu tidak butuh minat yang kuat untuk memulai menulis. Minat yang kecil pun sungguh berarti jika dipupuk dengan baik. Maka tumbuhkan dan peliharalah minat menulis. Lalu mulailah menulis dari hal terkecil.
5. Tidak Ada Bakat
“Kamu dikatakan tidak berbakat menulis jika mencoba 100 lalu gagal”
(Tere Liye)
Nah itu tadi bukanlah perkataan saya. Tapi dari dia yang sudah expert. Tere Liye dengan belasan novel sudah dia terbitkan. Dan dia pun berpesan untuk tidak memulai dari mempersalahkan bakat. Tapi ya mulai saja. Sama halnya dengan minat. Bakat pun bisa ditumbuhkan walaupun akan berbeda tingkatan. Yang paling penting bukanlah bakat yang WOW, tapi genre yang pas untuk menulis. Jika kamu suka komedi ya tulis tentang komedi, bukan nulis romantis gitu. Soal ini sudah saya bahas di Video Passion Writing edisi “Temukan Genre Kamu”
6. Tidak Penting
Eeeehh, siapa bilang menulis itu tidak penting? Padahal dengan menulislah suatu sejarah bisa dikenang hingga kini. Karena dengan perantara menulislah Al-Quran bisa abadi hingga kini. Karena dengan menulislah berbagai penemuan bisa diaplikasikan hingga kini. Bahkan karena menulislah kamu bisa lulus dari skripsi. Ya kan? Hehe
“Ucapan akan hilang terbawa angin. Tulisan akan teringat sepanjang zaman”
Dengan menulis di Facebook kamu bisa menghibur temanmu di timeline. Dengan menulis di media kamu bisa menginpirasi dan mempengaruhi pembaca. Dan dengan menulis kamu bisa lulus skripsi 😀
7. Tidak Ada Duitnya
Nah ini juga keliru. Siapa bilang menulis tidak ada duitnya. Padahal dengan menulis di media kamu bisa dibayar. Dengan menulis buku kamu bisa dapat royalti. Dan dengan menulis lomba kamu bisa memenangi kompetisi. Bahkan yang terbaru, CEO Pena Nusantara, Saleha Juliandi berhasil membeli rumah dan mobil dengan berbagai pemasukan menulisnya. Baca deh kisahnya disini
Tambahan, menulis tidak akan membantu menemukan jodoh
Gini gini. Bagi mereka yang menjaga dirinya dari istilah pacaran, ada sebuah proses yang namanya pertukaran proposal. Isinya ya seputar diri, kriteria calon, visi setelah menikah dan seterusnya. Nah jika proposal itu tidak ditulis, bagaimana mungkin kamu bisa menemukan jodohnya? Dan jujur saya belum menulis proposal pernikahan :3
Menulis itu mengagumkan. Karena dengan berada di satu tempat, impact yang diberikan bisa kemana-mana. Menghidupkan harapan bagi dia yang pupus harapan. Memberikan inspirasi bagi dia yang kekurangan ide. Dan memberikan solusi dan nasehat atas hal yang dihadapi.
Kelak saya mencari pasangan penulis untuk amembangun peradaban bersama. Dan jika ia belum menulis, saya siap untuk membimbing menjadi penulis, bersama. Eaaaakk
Keep writing, always inspiring!
Rezky Firmansyah
Penulis buku tersebar di 5 benua
Founder Passion Writing Academy
Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga follow @rezky_rf9