7 “Do” dan “Don’t” Dalam Berbagi

qp21btlsijf

Berbagi. Sebuah hal kecil yang begitu berarti. Akan tetapi banyak sekali yang beralasan “gak ada yang bisa saya bagi”. Dan ada juga yang berbagi, tetapi khilaf akan esensi dari berbagi. Nah kali ini, saya berbagi 7 do dan don’t dalam berbagi.

Kamu merasa tidak ada dalam diri yang bisa dibagikan ke orang lain? Coba deh lakuin 7 hal ini :

  1. Pengalaman

Setiap orang punya pengalaman yang berbeda. Cobalah berbagi pengalaman menarik yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Bukan curhat tanpa arah. Tetapi pengalaman yang bermakna. Misalkan saja pengalaman menarik ketika jalan-jalan. Nah kamu bisa baca tips dari pakarnya, Lalu Abdul Fatah dan Swastika Nohara disini

  1. Inspirasi dan Ide

Inspirasi itu datangnya dari mana saja. Bahkan dari celetukan seseorang. Tetapi terkadang ide yang keluar itu bukan ide yang sempurna. Nah dengan berbagi ide dan inspirasi yang kamu punya, bisa jadi kamu dan dia saling berkolaborasi ide. Dan mana tau jodoh*hem

  1. Motivasi dan Semangat

Nah ini penting. Seringkali hidup itu naik turun. Termasuk motivasi. Ketika kamu merasa ON FIRE dalam meraih impian, cobalah bagi semangat itu. Karena bisa jadi orang sekelilingmu yang sedang berjuang dan DROP bisa bangkit karena itu

  1. Harapan don Solusi

Indonesia butuh aku dan kamu. Butuh kita yang peduli untuk berbagi harapan dan solusi. Layaknya Good News From Indonesia, ketika bad news ada dimana-mana, tetapi meraka tetap berbagi harapan bahwa begitu banyak solusi yang bisa kita beri. Nah kita, solusi apa yang bisa kita bagi? Pendidikan? Ekonomi mikro? Kesehatan? Pasti ada solusi kecil yang bisa kita bagi. Coba cari.

  1. Kesempatan Berprestasi

Jangan egois seolah-olah “aku adalah best achiever” karena bisa meraih segalanya. Mahasiswa ber-IP empat, organisasi hebat, pretasi melesat, bahkan nikah cepat. Cobalah berbagi kesempatan bagi mereka yang membutuhkan dengan berbagi tips apa yang bisa mereka lakukan. Bukan bermaksud kamu berhenti berprestasi. Tapi bersama kita meraih prestati. Lebih indah kan?

  1. Nasehat

“Lah gimana bisa berbagi nasehat loh akunya aja belum baik.” Kalau lah patokan berbagi nasehat kita harus baik dulu, maka tidak akan ada orang di dunia ini yang akan memberi nasehat. Layaknya mengingatkan tentang kematian, apakah kita harus mati dulu baru bisa menasehati tentang kematian? Gak kan? Ya berbagi lah nasehat sambil memperbaiki diri.

  1. Ilmu

Nah ini yang penting banget. Bayangkan saja, berapa tahun sih kita udah hidup? Pasti sudah banyak ilmu yang kita pelajari. Dari sekian banyak ilmu tersebut, pasti ada yang bisa kita bagi. Misalkan saja, kamu sedang kuliah di jurusan Kesehatan Masyarakat. Di pertengahan kuliah, pasti sudah banyak ilmu yang bisa kamu terapkan dan aplikasikan kan? Nah kenapa tidak mulai berbagi? Cobalah “membumikan konsep” apa yang telah dipelajari, bukan hanya menjadi teori.

Nah itu tadi 7 hal yang bisa kamu bagi. Tapi ada tambahan nih. Ada 7 don’t ketika berbagi. Hal yang seharusnya kamu perbaiki saat berbagi :

  1. Pujian dan Likers

Jangan mengharapkan berbagi untuk mendapatkan pujian. Hati-hati dengan niat. Karena jikalah karena pujian, bayangkan saja ketika orang lain tidak memuji, apakah kita akan terus berbagi?

  1. Pesimis

Ini hal yang seharusnya kita sangat berhati-hati. Banyaknya bad news di negeri ini seolah-olah menjadi news yang dicari-cari. Sehingga bisa tersebar secara viral. Alhasil banyak orang beranggapan “Indonesia bisa apa?”. Daripada sibuk mengeluh dan menebar pesimis, jauh lebih baik kita mencari solusi dan tetap optimis kan? Coba letakkan tangamu di dada dan katakan “Aal Izz Weel” 😀

  1. Pesona

Tidak bisa kita pungkiri bahwa berbagi itu mengundang banyak hal. Mengundang rezeki, mengundang kebaikan lain, bahkan mengundang pengagum. Maka hati-hatilah ketika berbagi. Jangan sampai niat untuk tebar pesona dan hanya agar orang lain suka. Tetapi berbagilah hal bermakna. Misalkan saja, berbagi foto cakep dan cantik di instagram. Bayangkan berapa banyak orang yang jatuh. Apakah itu yang dicari? Apakah itu bermakna? Hati-hati mati hati.

  1. Jangan Berhenti

Apapun yang terjadi, jangan berhenti untuk berbagi. Teruslah istiqomah, walaupun susah. Karena hadiah istiqomah adalah surga. Kalaulah istiqomah itu mudah hadiahnya hanya piring cantik

  1. Jangan Hanya di Keramaian

Nah ini juga penting. Jangan berbuat kebaikan ketika di keramaian saja. Ketika orang lain melihat dan memperhatikan. Karena walaupun tidak ada satupun manusia yang melihat, bukankah Allah Maha Melihat? Lalu apa alasanmu untuk berhenti berbuat kebaikan? Teruslah berbagi walaupun sepi. Karena bisa jadi saat sepi ikhlas kita diuji.

  1. Balasan Manusia

Hal ini cukup sulit memang. Bagaimana berbagi tanpa berharap balasan. Hanya saja butuh latihan untuk mencapai tingkatan itu. Ubahlah tujuan dari berharap balasan manusia kepada hanya berharap kepada Allah. Karena balasan manusia tidaklah seberapa. Tetapi balasan Allah? Tidak terhingga dan begitu indah

  1. Tunggu Nanti

Jangan tunggu nanti untuk berbagi. Karena sekarang, saat ini, detik ini, kamu punya banyak hal yang bisa dibagikan. Bisa mulai dengan berbagi 7 hal diatas. Atau yang paling mudah, berbagi artikel ini agar lebih banyak orang yang paham begitu mudahnya berbagi kebaikan. Jangan tunggu nanti.

Nah itu tadi 7 don’t dan yang harusnya kamu berhati-hati ketika berbagi. Mungkin awalnya susah, tapi percayalah dengan membiasakan diri akan terasa mudah. Mulailah membangun kebiasaan berbagi dan jangan tunggu nanti. 🙂

Keep writing, always inspiring!

 

Rezky Firmansyah
Penulis buku tersebar di 5 benua
Founder Passion Writing Academy

Mau diskusi asik bahas soal Kepenulisan Passion Kepemudaan? Yuk invite 76B4BF69/085363949899 dan juga  follow @rezky_rf9

Kamu merasakan manfaat dari tulisan ini? Tulis comment dan klik tombol share di bagian kiri

 

4 thoughts on “7 “Do” dan “Don’t” Dalam Berbagi

  1. postnya menarik sekali, saya izin share ya. jangan “tunggu nanti”, justru itu yang saya sering lakukan. Saya sering menunda-nunda karena saya takut justru apa yang saya ingin bagi ternyata salah, atau ternyata penulisannya yang salah (kadang mencakup style menulis blog).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *