Masa lalu memang tidak bisa berubah. Karena itu sudah berlalu. Tapi masa lalu bisa menjadi senjata yang menguatkan atau alasan akan segala pembenaran. Dan saya adalah orang yang memegang kuat pilihan pertama. Karena sekelam apapun masa lalu, tidak layak menjadi alasan pembenaran bahwa masa depanmu juga akan kelam.
Pagi ini, saya menonton film Freedom Writers. Sebuah film yang sudah cukup lama tersimpan di hardisk, dan baru kali inilah sempat menontonnya. Dan sungguh, ini adalah salah satu film terbaik yang pernah saya tonton. Film ini seolah-ola menjadi pukulan telak bagi mereka yang mengatakan bahwa menulis itu tidak berarti apa-apa. Tidak akan mengubah apa pun. Dan kamu, harus menonton film ini.
Saya selalu menyukai film yang diangkat dari kisah nyata. Freedom Writers salah satunya. Mengangkat kisah seorang lulusan hukum yang ingin menjadi guru. Tapi bagi saya, dia bukan hanya guru. Tetapi juga pendidik. Ya ada sedikit perbedaan bagi saya pribadi. Dan perjuangannya sungguh sangat inspiratif. Dia bernama Miss Gruwell yang mengajar sekolah menengah di Long Beach, California.
Mengajar di sekolah unggulan berakreditasi A, dulunya. Akan tetapi, karena sebuah kebijakan dari dewan pendidikan, sekolah tersebut menjadi sekolah dengan sistem integrasi. Integrasi antara murid dengan berbagai macam ras, dan ini adalah masalah utama. Asia, kulit hitam, kulit putih, imigran kamboja, dan lainnya. Persamaan dari mereka semua adalah mempunyai latar belakang dan keterkaitan dengan perselisihan antar gengster.
Bayangkan saja, bagaimana mungkin seorang yang baru menjadi guru bisa mengatasi itu semua. Dan Miss Gruwell mendapatkan masalah pertama. Dia tidak dihormati sama sekali. Bahkan seorang murid berkata :
“Kenapa kami harus menghormatimu. Apakah karena kamu seorang guru? Dan juga bukan berarti kamu yang didepan lebih baik dibandingkan kami kan?”
Masalah dan tantangan silih berganti bermunculan. Hingga suatu titik, seorang murid membully murid lainnya dengan sebuah gambar. Gambar tersebut mengelilingi kelas tersebut. Dan naasnya, gambar tersebut tertangkap oleh Miss Gruwell. Kemudian berkata :
“Bukan berarti hanya karena masa lalu kalian yang kelam, lalu kalian melakukan ini. Perlakuan ini tidak akan mengubah apa pun . . . .”
Kondisi di ruangan kelas saat itu adalah salah satu momen yang sangat saya sukai karena maknanya yang sangat dalam. Ya kamu harus menontonnya sendiri.
Setelah kejadian itu, perlahan situasi mulai membaik. Miss Gruwell memberikan 2 tugas menarik untuk para muridnya. Pertama, membaca buku tentang Anne Frank yang sedikit banyaknya memiliki persamaan masa lalu dengan mereka. Dan menariknya buku yang dia bagikan kepada muridnya dibeli dengan biayanya sendiri sebagai part time di salah satu pertokoan. Kedua, memberikan tugas jurnal harian yang wajib diisi setiap harinya. Dan dia berkata :
“Kalian boleh menulis apapun di dalam jurnal ini. Masa lalu kalian, pengalaman kalian, kebencian, dan apapun. Ini tidak akan dinilai. Bagaimana mungkin saya bisa menilai kebenaran dengan angka? Jurnal ini akan dikumpul setiap harinya. Dan jika kalian mengizinkan, jurnal ini akan saya baca jika kamu meletakkan jurnal ini di lemari itu. Lemari ini akan saya buka setiap harinya dan saya kunci setelah jam sekolah usai”
Siswa berandalan yang menulis dan membaca saja masih kewalahan diberikan tugas seperti itu. Memberatkan? Ya mungkin. Tapi tebak apa yang terjadi? Seluruh jurnal harian dikumpulkan di lemari tersebut! Dan itu berarti mereka menginginkan untuk didengar. Pengalaman mereka didengar. Karena siapa lagi yang bisa mendengarkan jika tidak ada orang terdekat yang bisa mendengarkan. Dan Miss Gruwell hadir sebagai cahaya kecil akan harapan mereka di masa depan.
“Menulis di buku harian adalah hal yang aneh untuk orang sepertiku”
Berbagai pelajaran dan kisah inspiratif tidak berhenti sampai disitu. Saya sangat menyarankanmu untuk menonton film ini secepatnya. Karena akan lebih menarik jika kamu yang menonton dan mengambil pelajaran dibandingkan hanya membaca review singkat dari blog ini.
Sungguh inspiratif bagaimana kisah Miss Gruwell mengubah anak didiknya dari kumpulan gengster menjadi mereka yang percaya akan harapan di masa depan. Yang lebih menarik, kebanyakan dari mereka adalah orang pertama dari keluarga mereka yang bisa lulus SMA dan melanjutkan ke universitas. Padahal sebelumnya banyak dari mereka yang tidak yakin akan bisa “hidup” hingga umur 18 tahun. Trust me, this worth!
Film ini ditutup dengan closing stetement yang sangat menarik :
“Dia bilang pada kami bahwa ada sesuatu untuk disampaikan ke orang-orang. Kami bukan sekedar anak-anak lagi di ruang kelas. Kami penulis dengan suara kami sendiri, cerita kami sendiri. Bahkan jika tak seorang pun membacanya, buku akan menjadi sesuatu yang ditinggalkan dan menyuarakan kami pernah disini, inilah yang terjadi, kami berharga. Bahkan jika hanya untuk satu sama lain, kami tak akan melupakannya. Ms. G tak menjanjikan itu akan diterbitkan atau apapun, tapi kami bisa dapatkan diri kami di luar sana. Dia meminta kami dengan “sesuatu” untuk menyebutkan kami sendiri.”
Keep writing, always inspiring!
0 thoughts on “Kamu Masih Mengganggap Menulis Tidak Akan Mengubah Keadaan? Baca Review Film “Freedom Writers” Ini!”